Sakura menikmati indahnya pemandangan di kota Seoul. Hari ini dia
memutuskan untuk berlibur dari pekerjaannya yang cukup padat. Terlebih untuk
mengatasi salah satu pelanggannya, sang aktor Lee Jung Soo itu yang memang
selalu menyulitkannya. Padahal dia sudah membuat desain-desain yang menarik dan
sesuai seleranya. Tapi ketika baju itu sudah jadi ia malah berkomentar bahwa
perpaduan warnanya tidak cocoklah, kurang menampilkan tubuh seksinya lah atau
yang lainnya. Padahal siapa yang desainer disini. Dan siapa yang tahu mana yang
cocok untuknya atau tidak jika bukan desainernya.
Karena itu,
Sakura menghabiskan waktunya untuk berlibur. Di hari libur begini dia tiba-tiba
ingin pergi ke kebun binatang. Entah apa yang membuatnya ingin kesana. Yang
jelas dia hanya ingin suasana yang ramai dan di hari minggu seperti ini pasti
banyak para keluarga yang berkunjung kesana bersama anak-anak mereka. Dan
Sakura sangat menyukai anak-anak, jadi karena salah satu alasan itulah dia
berkunjung kesana. Melihat anak kecil dia jadi teringat adiknya, Shinji yang
berumur lima tahun itu. Di ambilnya ponsel yang berada di tas kecilnya. Di
bukanya flip ponselnya dan segera melakukan panggilan ke ibunya.
“Moshimoshi.. Okassan...,” ucapnya. Ibunya yang mendengar telpon
dari putrinya itu membuncah gembira. Meski tak dapat dilihatnya, Sakura tahu
bahwa ibunya sangat bahagia menerima telponnya.
“Bagaimana kabarmu?”
“Baik Okassan. Okassan, Otossan dan Shinji bagaimana?”
“Ya kami semua juga baik. Kenapa baru nelpon sekarang,”
“Ma’af Okassan, Sakura sedikit sibuk karena banyak pekerjaan,”
“Ya, Okassan juga berpikir seperti itu. Tapi, ini loh Shinji
selalu saja pengen minta Okassan menelponmu. Tapi karena takut mengganggumu
jadi okassan bujuk dia kalau kamu akan segera menelpon,”
Ya, aku juga sudah merindukannya. Bisa aku bicara dengannya
Okassan?”
“Ya, baiklah,”
“Oneecan..,” teriak Shinji yang tampak ceria. Oneecan..oneecan..
tau nggak Shinji, Okaccan dan Otoccan pergi ke kebun binatang loh,” celoteh
adiknya yang masih cadel itu dengan senangnya.
“Ah, benarkah?” seru Sakura. Kakak juga sedang di kebun binatang
saat ini,” ceritanya tak kalah dengan adiknya.
“Benarkah oneecan..?”
“Ya, saat ini onissan sedang melihat pinguin yang jalannya lucu
itu,”
“Wahh,, Chinji juga pingin liat kebun binatang disana. Kata okaccan
shinji boleh kesana kalau otoccan tidak cibuk,”
“Wah bagus kalau gitu. Oneesan akan menunggu Shinji datang,”
Sakura mengakhiri
pembicaraannya di telpon itu setelah menerima pesan dan beberapa nasehat dari
ayah dan ibunya. Dia juga akan sangat senang jika memang kedua orang tuanya itu
hendak mengunjunginya meski dia tak tahu kapan tepatnya. Karena dia tahu
ayahnya selalu sibuk dengan pekerjaan-pekerjaannya. Bahkan untuk berlibur
keluarga saja, biasanya ayahnya menyisihkan sebagian waktu dari waktu-waktu
padatnya.
Setelah beberapa
detik menutup ponselnya dan hendak memasukkannya, terdengar bunyi dering lagu
Ayumi Hamazaki itu dari ponselnya. Siapa yang menelpon, pikirnya. Karena dia
sudah berpesan pada Eun Jung untuk libur sebentar dari pekerjaan untuk hari
ini.
“Moshimoshi...”ucapnya dalam bahasa Jepang karena dia tidak tahu
siapa yang menelponnya.
“Anyong, ini Jenny?”
“Oh, Ya, ini siapa?” tanyanya dengan langsung beralih menggunaka
bahasa korea karena lelaki diseberang sana dengan nomor yang tak dikenalnya itu
menggunakan bahasa korea.
“Ini Jung Soo. Lee Jung Soo. Masih ingat?”
“Ya, ada apa?”
“Begini, aku mau membahas sisa-sisa baju pesananku yang belum
selesai. Aku pinginnya minggu depan sudah selesai karena mau ku pakai konser
dan jumpa fans di Hongkong,”
“Hah, mana mungkin bisa selesai sepuluh baju dalam satu beberapa
bulan? Apalagi keinginanmu selalu menyulitkan kami,”
“Ya, aku tak akan banyak berkomentar lagi tentang baju-bajuku.
Karena itu agar sesuai dengan seleraku, mari kita bertemu dan membahasnya. Kamu
dimana?”
“Ma’af aku sedang libur hari ini. Di butik kamu bisa menemui Eun
Jung,asistenku yang biasanya mengantarkan baju-bajumu,”
“Loh, sedang libur? Kemana?” tanyanya. Tapi ketika terdengar
keramaian dari ponsel Sakura dia tahu sedang ada dimana gadis itu. Ah, aku tahu
kamu pasti sedang di kebun binatang. Aku akan kesana sekarang,”
“Bagaimana kamu tahu?” tanya Sakura tanpa berniat mendapatkan
jawaban. Lagipula buat apa kamu kesini?”
“Ya buat ngebahas masalah desain bajuku. Kebetulan aku ada waktu
sebentar sebelum syuting. Lagipula kita belum pernah bertemu sebelumnya kan?”
“Kita sudah pernah bertemu, waktu pertama kali aku mengantarkan
baju ke rumahmu aku yang datang. Dan kau langsung mengusirku setelah meletakkan
baju-baju itu. Kau lupa?”
“Ah, ya soal waktu itu aku minta ma’af. Aku tidak tahu bahwa kau
sendiri yang akan mengantarnya. Baiklah aku berangkat kesana dan akan tiba
disana selama tiga puluh menit,” ucap Jung Soo sembari menutup telponnya dan
mengikuti kehendaknya tanpa meminta persetujuan Sakura.
Sementara itu,
Sakura yang menerima perlakuan seperti itu langsung dongkol. Padahal hari ini
dia sangat ingin sendirian menikmati hari liburnya. Tapi pelangganya yang
menyebalkan itu malah ingin menemuinya untuk membahas masalah pekerjaan. Terlebih
laki-laki itu melakukan sesuai kehendaknya tanpa meminta persetujuan darinya.
Tapi, ini sudah konsekuensi dari pekerjaannya yang sekarang.
Sesuai
perkataannya dalam tiga puluh menit Jung Soo sudah tiba di kebun binatang. Ia
mengenakan pakaian santai atau casual dengan menggunakan topi dan kacamata
hitam sebagai salah satu caranya untuk menyembunyikan dirinya dari para
fansnya. Dia mengunjungi tempat Sakura berada. Meski pernah bertemu sebelumnya,
tapi Jung Soo tidak begitu tahu wajah gadis itu karena saat itu dia sedang
sakit.
Tapi, dia cukup
tahu dari cerita Nana tentang gadis itu. Seperti apa wajahnya dan
kepribadiannya. Jadi, tak kan ada masalah untuk menemukan gadis itu. Lagipula
tadi juga sudah menanyakan pada gadis itu bahwa dia dimana dan mengenakan
pakaian seperti apa.
Sakura terkejut
bukan main. Dia merasakan tangan seseorang menyentuh bahunya. Sebelum membalik
tubuhnya dia sempat berpikir orang jahatkah yang ada dibelakangnya itu. Tapi
ketika orang itu mulai berucap menyapanya dia dapat menebak siapa di balik
punggunggnya itu.
“Jenny-sshi kan?” tanya Jung Soo.
“Ya, anda....,”
“Ya, aku Jung Soo. Ma’af berpakaian seperti ini. Apa aku membuatmu
takut,”
“Ya, sedikit,”
“Aku minta ma’af kalau begitu. Anda tahu sendiri kan aku ini
artis, jadi kalau tidak berpakaian seperti ini, para fansku akan mengenaliku,”
“Iya, tak masalah,”
“Baiklah kalau begitu. Mari kita mencari cafe disekitar sini untuk
membicarakan masalah yang kukatakan tadi. Atau anda masih mau berkeliling dulu?
Tak masalah aku bisa menemani anda,”
“Tidak usah, nanti aku bisa berkeliling lagi. Kita cari cafe saja
dulu, dan menyelesaikan masalah pekerjaan,”
“Ya, baiklah kalau itu mau anda,”
Sakura dan Jung
Soo mencari cafe di sekitar situ. Dia memesan minuman kesukaannya Capucinno.
Sedangkan Sakura minum coffelatte.
“Sebelum kita mulai bahas masalah pekerjaan, aku minta ma’af atas
sikapku sebelumnya,”
“Oh, itu tidak apa-apa aku sudah mema’afkan anda. Lagipula
seharusnya memang aku tidak lancang untuk bertanya pada anda,”
“Oh, tidak-tidak, hanya saja saat itu aku memang sedang tidak
baik. Jadi aku ingin sendiri,”
“Oh, seperti itu,”
“Ya. Jadi.....,”
“Apa?”
“Anda masih mau menjadi desainerku kan?”
“Hmm....,”
“Dan menyelesaikan semua pesananku,”
“Iya,”
“Baiklah kalau begitu aku sangat berterimah kasih pada anda,”
“Ya...,”
Lee Jung Soo tahu
bahwa gadis yang berada di depannya ini tidak bisa di ajak berlama-lama. Dari
semenjak dia datang, gadis ini menekuk wajahnya tanpa menatapnya sedikitpun.
Dia hanya sedikit menyunggingkan senyum simpul ke arahnya mungkin itu hanya
untuk sopan santun. Tapi, entah mengapa baru kali ini dia sebagai artis
diperlakukan seperti itu oleh seorang gadis. Padahal biasanya para gadis sudah
kesetanan kalau melihat dirinya. Tapi gadis yang ada di depannya sekarang ini
tidak. Dia berbeda dari gadis-gadis yang pernah ditemuinya.
Lee Jung Soo
cukup tahu banyak tentang gadis yang berada di depannya ini dari Nana. Tentang perjalanan
karirnya sebagai desainer. Meskipun dia tidak tahu tentang masalah pribadinya
yang lain. Tapi, dia hanya pura-pura tidak tahu di depan gadis itu agar gadis
itu tidak merasa risih. Dia ingin berlama-lama ngobrol dengan gadis itu,
meskipun dia tahu gadis yang ada di depannya saat ini sudah siap hendak
menjinjing tas mau cepat-cepat pergi meninggalkannya.
“Baiklah kalau sudah selesai aku pergi dulu,”
“Ya, baiklah,”
Sakura
meninggalkan Lee Jung Soo yang masih belum beranjak dari kursinya untuk pergi.
Acara berliburnya hari ini sedikit terganggu karena kedatangan laki-laki itu.
Tapi, dia segera pergi melanjutkan berkeliling untuk melihat binatang-binatang.
Sakura berjalan
menuju ke dalam kebun binatang lagi. Tapi, tiba-tiba dia kembali terkejut
ketika mendapati seseorang mengikutinya dari belakang. Ia menarik orang di
belakangnya itu dan hampir saja melemparkannya ke tanah persis seperti di
pelatihan bela diri yang pernah di ikutinya beberapa tahun yang lalu sebelum
akhirnya di ketahuinya siapa seseorang di belakangnya itu.
“Ah... miane Jung Soo-sshi aku...tidak tahu kalau itu anda,” ucap
Sakura dengan penuh penyesalan.
“Em... hampir saja anda melemparku ke tanah. Dari mana anda
belajar bela diri,” tanya Lee Jung Soo.
“Oh, aku belajar saat di Jepang..,”ucapnya tanpa memberi
penjelasan lebih lanjut.
“Oh, kalau boleh tahu kenapa anda mempelajarinya. Apakah ada orang
jahat yang selalu mengganggu anda?”
“Ah, tidak...tidak...aku cuman iseng belajar saja,”
“Oh, begitu..,”
“Jung Soo-sshi, apa masih ada yang perlu kita bicarakan?”
“Ah, tidak-tidak... hanya saja jika diperbolehkan aku ingin
berkeliling kebun binatang ini bersama anda,” pinta Lee Jung Soo. Sakura yang
mendengar permintaan tiba-tiba Lee Jung Soo itu terbelalak kaget. “Hari ini
sebenarnya aku sedang tidak ada syuting,” Jelas Lee Jung Soo.
“Oh... begitu...,”
“Ja..di.. bagaimana? Apakah aku boleh menemani anda berkeliling?”
“Iya, baiklah,” jawab Sakura dengan di sertai anggukan kecil.
Sakura ingin
menolak permintaan Lee Jung Soo, tetapi dia tidak enak. Terlebih lagi lelaki
itu telah beritikad baik untuk minta ma’af kepada dirinya. Pasalnya dia tahu
sendiri dari cerita Mirae, sahabatnya yang juga merupakan sepupu Lee Jung Soo
bahwa lelaki yang kini berjalan di belakangnya itu tidak pernah mau meminta
ma’af kepada orang lain. Tetapi, pengecualian untuk Sakura, tapi meskipun
begitu Sakura juga tahu pasti dibalik semua ini Mirae lah yang meminta lelaki
itu untuk minta ma’af kepada dirinya.
Lee Jung Soo yang
berjalan di belakang Sakura melihat tingkah Sakura. Dia perhatikan setiap
detail apa yang di lakukan oleh gadis cantik itu. Rambut Sakura yang terurai
panjang itu berterbangan terkena tiupan angin. Sesekali gadis itu menyibakkan
rambutnya jika mengganggu pandangan matanya. Lee Jung Soo juga memperhatikan
senyum kecil Sakura ketika mendapati gadis itu tersenyum melihat burung-burung
nan indah dalam sangkarnya.
Sepintas, Lee
Jung Soo merasa pernah bertemu beberapa kali dengan gadis cantik itu. Wajahnya
sudah tak asing lagi bagi dirinya. Sebelum dia melihat gadis itu mengantarkan
baju ke apartemennya dia merasa pernah bertemu dengan gadis itu. Apalagi sikap
Sakura yang menyibakkan dan merapikan rambutnya setiap kali angin menerpanya
membuat Lee Jung Soo merasa bahwa benar dia pernah bertemu dengan wanita itu
sebelumnya. Tapi, tidak mungkin, gadis itu tidak mungkin orang yang sama yang
di lihatnya di sungai Han beberapa malam yang lalu. Dia saja tidak bisa melihat
gadis itu dengan jelas, bagaimana mungkin dia bisa berpikir bahwa mungkin gadis
di sungai Han waktu itu adalah Sakura. Tetapi, untuk mengatasi rasa
penasarannya dia bertanya pada Sakura.
“Jenny-sshi.. sebelum kita bertemu di apartemenku waktu itu,
apakah kita pernah bertemu sebelumnya?” tanyanya seketika mencairkan kebekuan
yang sendari tadi menyelimuti mereka.
“Em.. kau ingat Jung Soo-sshi...,” ucap Sakura simpel.
Lee Jung Soo begitu terkejut mendengar jawaban dari Sakura. Gadis
itu ternyata mengenalinya. Apakah mungkin waktu malam itu di sungai Han gadis
itu sempat melihat Lee Jung Soo yang dengan cermat mengamatinya? Jika benar
begitu Lee Jung Soo akan sangat malu menghadapi gadis yang kin berdiri di
sampingnya dan menikmati pemandangan hewan-hewan di kebun binatang itu.
“Kita pernah bertemu di bandara Incheon, beberapa waktu lalu kau
masih ingat..?”
“Ah... ap...apa?” Lee Jung Soo terkejut mendengar penjelasan
Sakura. “Bandara...? Jangan...jangan gadis ini... adalah gadis yang itu... dan
bukannya gadis yang di lihatnya di sungai Han waktu itu,” pikirnya.
“Waktu itu aku melihatmu di bandara dengan di kerumuni banyak
penggemarmu. Aku sampai mendapatkan luka kecil di dahiku waktu itu, saat
penggemarmu berlarian menghampirimu dan menabrakku hingga aku terjatuh,” jelas
Sakura.
“Oh... itu...,” ucap Lee Jung Soo sembari mengingat-ingat kejadian
waktu itu. “Ah, benar gadis ini....?” batinya.
“Waktu itu kau sempat melihatku bukan?”
“Ah, ya aku minta ma’af karena tidak sempat meminta ma’af pada
anda atas kejadian waktu itu,”
“Hmm... tak apalah. Aku pikir juga anda tidak mungkin sempat minta
ma’af waktu itu karena di kerumuni para penggemar anda,”
“Ah...ya...aku benar-benar minta ma’af. Tapi, waktu itu aku
bukannya tidak mau minta ma’af. Aku bermaksud ingin minta ma’af waktu itu
setelah berhasil keluar dari kerumunan penggemarku itu, tapi anda sudah
menghilang..,”
“Oh, waktu itu aku mengganti sepatuku yang patah karena terjatuh,”
ucap Sakura dengan senyum simpulnya.
“Wah... apa itu juga karena para penggemarku? Aku jadi makin
merasa bersalah pada anda,”
“Tak apalah, mungkin hari itu bukan hari keberuntunganku..,”
Perjalanan
berkeliling mereka tidak berjalan lancar begitu para fans Lee Jung Soo
mengetahui penyamarannya. Seketika itu, Lee Jung Soo hanya bisa berlari
menghindar dari para kerumunan fansnya. Dia menyambar tangan Sakura dan
mengajak Sakura turut berlari bersamanya. Mereka akhirnya bersembunyi di dalam
foto box dan mendapatkan rasa aman di sana. Mereka tidak sadar bahwa terdapat
beberapa jepretan foto tentang mereka di foto box itu. Mereka hanya keluar
ketika mendapati kerumunan fans Lee Jung Soo itu sudah pergi.
“Em.. ma’afkan aku Jenny-sshi.. karena aku, anda jadi tidak bisa
menikmati hari libur anda dengan tenang. Seharusnya tadi aku tidak memksa untuk
menemani anda,” ucap Lee Jung Soo dengan penuh perasaan bersalah.
“Ah.. tidak apa-apa kok. Lagi pula, tadi itu seru, dengan berlari
tadi aku jadi bisa berolah raga sedikit,” ucap Sakura kepada Lee Jung Soo.
Gadis itu tersenyum dengan manisnya kepada Lee Jung Soo. Tidak ada kelelahan
sama sekali di wajahnya. Hanya senyumnya yang lebar dan indah dilihat.
Lee Jung Soo semakin tidak mengerti dengan
gadis itu. Dia mengira gadis sudah mendengar semua tentang gadis itu dari
cerita Jang Nana. Tapi, dia masih tidak tahu bahwa gadis itu mempunyai keunikan
lainnya. Bagaimana mungkin seorang gadis merasa begitu senangnya ketika dia
terpaksa harus di ajak berlarian menghindari kerumunan orang yang mengejarnya
di saat dia tengah asyik-asyiknya mengamati binatang-binatang dalam kandangnya
itu. Tanpa bertanya apapun lagi, dia hanya membalas senyum Sakura dengan
senyumannya yang paling manis yang tak pernah lagi diperlihatkannya kepada
siapapun selain Han Seo Young, almarhum kekasihnya itu.
“Terima kasih Jenny-sshi.. berkat kau.. hari ini aku mempunyai
hari yang menyenangkan,” batin Lee Jung Soo.
Berkat kejadian
itu Lee Jung Soo kapok dan hendak pulang. Dia menawarkan Sakura untuk
mengantarnya pulang. Tapi, Sakura menolak. Dia masih ingin disana. Menurutnya
penggemar Lee Jung Soo tidak akan mengenalinya jadi tak masalah untuknya jika masih
berniat melanjutkan untuk berkeliling. Dia juga menyarankan kepada Lee Jung Soo
untuk segera pulang sebelum para penggemarnya itu kembali dan menyerbunya.
“Anda sebaliknya cepat pulang, sebelum para fans anda datang lagi
dan mengetahui anda masih di sini?” ucap Sakura.
“Ye, Annyeonghi kyeseo[1],”
ucap Lee Jung Soo kepada Sakura. Ddobwepkessemnida,” tambahnya lagi. Sakura
tidak menjawab dan hanya mengangguk kecil mengiyakan. Dia pun segera
meninggalkan tempat itu ketika lambaian tangan Lee Jung Soo sudah jauh dari
pandangannya.
0 comments:
Posting Komentar