Senin, 09 Juli 2018

Tujuh

Edit Posted by with No comments


          Sakura menikmati indahnya pemandangan di kota Seoul. Hari ini dia memutuskan untuk berlibur dari pekerjaannya yang cukup padat. Terlebih untuk mengatasi salah satu pelanggannya, sang aktor Lee Jung Soo itu yang memang selalu menyulitkannya. Padahal dia sudah membuat desain-desain yang menarik dan sesuai seleranya. Tapi ketika baju itu sudah jadi ia malah berkomentar bahwa perpaduan warnanya tidak cocoklah, kurang menampilkan tubuh seksinya lah atau yang lainnya. Padahal siapa yang desainer disini. Dan siapa yang tahu mana yang cocok untuknya atau tidak jika bukan desainernya.
            Karena itu, Sakura menghabiskan waktunya untuk berlibur. Di hari libur begini dia tiba-tiba ingin pergi ke kebun binatang. Entah apa yang membuatnya ingin kesana. Yang jelas dia hanya ingin suasana yang ramai dan di hari minggu seperti ini pasti banyak para keluarga yang berkunjung kesana bersama anak-anak mereka. Dan Sakura sangat menyukai anak-anak, jadi karena salah satu alasan itulah dia berkunjung kesana. Melihat anak kecil dia jadi teringat adiknya, Shinji yang berumur lima tahun itu. Di ambilnya ponsel yang berada di tas kecilnya. Di bukanya flip ponselnya dan segera melakukan panggilan ke ibunya.
“Moshimoshi.. Okassan...,” ucapnya. Ibunya yang mendengar telpon dari putrinya itu membuncah gembira. Meski tak dapat dilihatnya, Sakura tahu bahwa ibunya sangat bahagia menerima telponnya.
“Bagaimana kabarmu?”
“Baik Okassan. Okassan, Otossan dan Shinji bagaimana?”
“Ya kami semua juga baik. Kenapa baru nelpon sekarang,”
“Ma’af Okassan, Sakura sedikit sibuk karena banyak pekerjaan,”
“Ya, Okassan juga berpikir seperti itu. Tapi, ini loh Shinji selalu saja pengen minta Okassan menelponmu. Tapi karena takut mengganggumu jadi okassan bujuk dia kalau kamu akan segera menelpon,”
Ya, aku juga sudah merindukannya. Bisa aku bicara dengannya Okassan?”
“Ya, baiklah,”
“Oneecan..,” teriak Shinji yang tampak ceria. Oneecan..oneecan.. tau nggak Shinji, Okaccan dan Otoccan pergi ke kebun binatang loh,” celoteh adiknya yang masih cadel itu dengan senangnya.
“Ah, benarkah?” seru Sakura. Kakak juga sedang di kebun binatang saat ini,” ceritanya tak kalah dengan adiknya.
“Benarkah oneecan..?”
“Ya, saat ini onissan sedang melihat pinguin yang jalannya lucu itu,”
“Wahh,, Chinji juga pingin liat kebun binatang disana. Kata okaccan shinji boleh kesana kalau otoccan tidak cibuk,”
“Wah bagus kalau gitu. Oneesan akan menunggu Shinji datang,”
            Sakura mengakhiri pembicaraannya di telpon itu setelah menerima pesan dan beberapa nasehat dari ayah dan ibunya. Dia juga akan sangat senang jika memang kedua orang tuanya itu hendak mengunjunginya meski dia tak tahu kapan tepatnya. Karena dia tahu ayahnya selalu sibuk dengan pekerjaan-pekerjaannya. Bahkan untuk berlibur keluarga saja, biasanya ayahnya menyisihkan sebagian waktu dari waktu-waktu padatnya.

            Setelah beberapa detik menutup ponselnya dan hendak memasukkannya, terdengar bunyi dering lagu Ayumi Hamazaki itu dari ponselnya. Siapa yang menelpon, pikirnya. Karena dia sudah berpesan pada Eun Jung untuk libur sebentar dari pekerjaan untuk hari ini.
“Moshimoshi...”ucapnya dalam bahasa Jepang karena dia tidak tahu siapa yang menelponnya.
“Anyong, ini Jenny?”
“Oh, Ya, ini siapa?” tanyanya dengan langsung beralih menggunaka bahasa korea karena lelaki diseberang sana dengan nomor yang tak dikenalnya itu menggunakan bahasa korea.
“Ini Jung Soo. Lee Jung Soo. Masih ingat?”
“Ya, ada apa?”
“Begini, aku mau membahas sisa-sisa baju pesananku yang belum selesai. Aku pinginnya minggu depan sudah selesai karena mau ku pakai konser dan jumpa fans di Hongkong,”
“Hah, mana mungkin bisa selesai sepuluh baju dalam satu beberapa bulan? Apalagi keinginanmu selalu menyulitkan kami,”
“Ya, aku tak akan banyak berkomentar lagi tentang baju-bajuku. Karena itu agar sesuai dengan seleraku, mari kita bertemu dan membahasnya. Kamu dimana?”
“Ma’af aku sedang libur hari ini. Di butik kamu bisa menemui Eun Jung,asistenku yang biasanya mengantarkan baju-bajumu,”
“Loh, sedang libur? Kemana?” tanyanya. Tapi ketika terdengar keramaian dari ponsel Sakura dia tahu sedang ada dimana gadis itu. Ah, aku tahu kamu pasti sedang di kebun binatang. Aku akan kesana sekarang,”
“Bagaimana kamu tahu?” tanya Sakura tanpa berniat mendapatkan jawaban. Lagipula buat apa kamu kesini?”
“Ya buat ngebahas masalah desain bajuku. Kebetulan aku ada waktu sebentar sebelum syuting. Lagipula kita belum pernah bertemu sebelumnya kan?”
“Kita sudah pernah bertemu, waktu pertama kali aku mengantarkan baju ke rumahmu aku yang datang. Dan kau langsung mengusirku setelah meletakkan baju-baju itu. Kau lupa?”
“Ah, ya soal waktu itu aku minta ma’af. Aku tidak tahu bahwa kau sendiri yang akan mengantarnya. Baiklah aku berangkat kesana dan akan tiba disana selama tiga puluh menit,” ucap Jung Soo sembari menutup telponnya dan mengikuti kehendaknya tanpa meminta persetujuan Sakura.
            Sementara itu, Sakura yang menerima perlakuan seperti itu langsung dongkol. Padahal hari ini dia sangat ingin sendirian menikmati hari liburnya. Tapi pelangganya yang menyebalkan itu malah ingin menemuinya untuk membahas masalah pekerjaan. Terlebih laki-laki itu melakukan sesuai kehendaknya tanpa meminta persetujuan darinya. Tapi, ini sudah konsekuensi dari pekerjaannya yang sekarang.

            Sesuai perkataannya dalam tiga puluh menit Jung Soo sudah tiba di kebun binatang. Ia mengenakan pakaian santai atau casual dengan menggunakan topi dan kacamata hitam sebagai salah satu caranya untuk menyembunyikan dirinya dari para fansnya. Dia mengunjungi tempat Sakura berada. Meski pernah bertemu sebelumnya, tapi Jung Soo tidak begitu tahu wajah gadis itu karena saat itu dia sedang sakit.
            Tapi, dia cukup tahu dari cerita Nana tentang gadis itu. Seperti apa wajahnya dan kepribadiannya. Jadi, tak kan ada masalah untuk menemukan gadis itu. Lagipula tadi juga sudah menanyakan pada gadis itu bahwa dia dimana dan mengenakan pakaian seperti apa.
            Sakura terkejut bukan main. Dia merasakan tangan seseorang menyentuh bahunya. Sebelum membalik tubuhnya dia sempat berpikir orang jahatkah yang ada dibelakangnya itu. Tapi ketika orang itu mulai berucap menyapanya dia dapat menebak siapa di balik punggunggnya itu.
“Jenny-sshi kan?” tanya Jung Soo.
“Ya, anda....,”
“Ya, aku Jung Soo. Ma’af berpakaian seperti ini. Apa aku membuatmu takut,”
“Ya, sedikit,”
“Aku minta ma’af kalau begitu. Anda tahu sendiri kan aku ini artis, jadi kalau tidak berpakaian seperti ini, para fansku akan mengenaliku,”
“Iya, tak masalah,”
“Baiklah kalau begitu. Mari kita mencari cafe disekitar sini untuk membicarakan masalah yang kukatakan tadi. Atau anda masih mau berkeliling dulu? Tak masalah aku bisa menemani anda,”
“Tidak usah, nanti aku bisa berkeliling lagi. Kita cari cafe saja dulu, dan menyelesaikan masalah pekerjaan,”
“Ya, baiklah kalau itu mau anda,”
            Sakura dan Jung Soo mencari cafe di sekitar situ. Dia memesan minuman kesukaannya Capucinno. Sedangkan Sakura minum coffelatte.
“Sebelum kita mulai bahas masalah pekerjaan, aku minta ma’af atas sikapku sebelumnya,”
“Oh, itu tidak apa-apa aku sudah mema’afkan anda. Lagipula seharusnya memang aku tidak lancang untuk bertanya pada anda,”
“Oh, tidak-tidak, hanya saja saat itu aku memang sedang tidak baik. Jadi aku ingin sendiri,”
“Oh, seperti itu,”
“Ya. Jadi.....,”
“Apa?”
“Anda masih mau menjadi desainerku kan?”
“Hmm....,”
“Dan menyelesaikan semua pesananku,”
“Iya,”
“Baiklah kalau begitu aku sangat berterimah kasih pada anda,”
“Ya...,”

            Lee Jung Soo tahu bahwa gadis yang berada di depannya ini tidak bisa di ajak berlama-lama. Dari semenjak dia datang, gadis ini menekuk wajahnya tanpa menatapnya sedikitpun. Dia hanya sedikit menyunggingkan senyum simpul ke arahnya mungkin itu hanya untuk sopan santun. Tapi, entah mengapa baru kali ini dia sebagai artis diperlakukan seperti itu oleh seorang gadis. Padahal biasanya para gadis sudah kesetanan kalau melihat dirinya. Tapi gadis yang ada di depannya sekarang ini tidak. Dia berbeda dari gadis-gadis yang pernah ditemuinya.
            Lee Jung Soo cukup tahu banyak tentang gadis yang berada di depannya ini dari Nana. Tentang perjalanan karirnya sebagai desainer. Meskipun dia tidak tahu tentang masalah pribadinya yang lain. Tapi, dia hanya pura-pura tidak tahu di depan gadis itu agar gadis itu tidak merasa risih. Dia ingin berlama-lama ngobrol dengan gadis itu, meskipun dia tahu gadis yang ada di depannya saat ini sudah siap hendak menjinjing tas mau cepat-cepat pergi meninggalkannya.
“Baiklah kalau sudah selesai aku pergi dulu,”
“Ya, baiklah,”
            Sakura meninggalkan Lee Jung Soo yang masih belum beranjak dari kursinya untuk pergi. Acara berliburnya hari ini sedikit terganggu karena kedatangan laki-laki itu. Tapi, dia segera pergi melanjutkan berkeliling untuk melihat binatang-binatang.

            Sakura berjalan menuju ke dalam kebun binatang lagi. Tapi, tiba-tiba dia kembali terkejut ketika mendapati seseorang mengikutinya dari belakang. Ia menarik orang di belakangnya itu dan hampir saja melemparkannya ke tanah persis seperti di pelatihan bela diri yang pernah di ikutinya beberapa tahun yang lalu sebelum akhirnya di ketahuinya siapa seseorang di belakangnya itu.
“Ah... miane Jung Soo-sshi aku...tidak tahu kalau itu anda,” ucap Sakura dengan penuh penyesalan.
“Em... hampir saja anda melemparku ke tanah. Dari mana anda belajar bela diri,” tanya Lee Jung Soo.
“Oh, aku belajar saat di Jepang..,”ucapnya tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.
“Oh, kalau boleh tahu kenapa anda mempelajarinya. Apakah ada orang jahat yang selalu mengganggu anda?”
“Ah, tidak...tidak...aku cuman iseng belajar saja,”
“Oh, begitu..,”
“Jung Soo-sshi, apa masih ada yang perlu kita bicarakan?”
“Ah, tidak-tidak... hanya saja jika diperbolehkan aku ingin berkeliling kebun binatang ini bersama anda,” pinta Lee Jung Soo. Sakura yang mendengar permintaan tiba-tiba Lee Jung Soo itu terbelalak kaget. “Hari ini sebenarnya aku sedang tidak ada syuting,” Jelas Lee Jung Soo.
“Oh... begitu...,”
“Ja..di.. bagaimana? Apakah aku boleh menemani anda berkeliling?”
“Iya, baiklah,” jawab Sakura dengan di sertai anggukan kecil.
            Sakura ingin menolak permintaan Lee Jung Soo, tetapi dia tidak enak. Terlebih lagi lelaki itu telah beritikad baik untuk minta ma’af kepada dirinya. Pasalnya dia tahu sendiri dari cerita Mirae, sahabatnya yang juga merupakan sepupu Lee Jung Soo bahwa lelaki yang kini berjalan di belakangnya itu tidak pernah mau meminta ma’af kepada orang lain. Tetapi, pengecualian untuk Sakura, tapi meskipun begitu Sakura juga tahu pasti dibalik semua ini Mirae lah yang meminta lelaki itu untuk minta ma’af kepada dirinya.

            Lee Jung Soo yang berjalan di belakang Sakura melihat tingkah Sakura. Dia perhatikan setiap detail apa yang di lakukan oleh gadis cantik itu. Rambut Sakura yang terurai panjang itu berterbangan terkena tiupan angin. Sesekali gadis itu menyibakkan rambutnya jika mengganggu pandangan matanya. Lee Jung Soo juga memperhatikan senyum kecil Sakura ketika mendapati gadis itu tersenyum melihat burung-burung nan indah dalam sangkarnya.
            Sepintas, Lee Jung Soo merasa pernah bertemu beberapa kali dengan gadis cantik itu. Wajahnya sudah tak asing lagi bagi dirinya. Sebelum dia melihat gadis itu mengantarkan baju ke apartemennya dia merasa pernah bertemu dengan gadis itu. Apalagi sikap Sakura yang menyibakkan dan merapikan rambutnya setiap kali angin menerpanya membuat Lee Jung Soo merasa bahwa benar dia pernah bertemu dengan wanita itu sebelumnya. Tapi, tidak mungkin, gadis itu tidak mungkin orang yang sama yang di lihatnya di sungai Han beberapa malam yang lalu. Dia saja tidak bisa melihat gadis itu dengan jelas, bagaimana mungkin dia bisa berpikir bahwa mungkin gadis di sungai Han waktu itu adalah Sakura. Tetapi, untuk mengatasi rasa penasarannya dia bertanya pada Sakura.
“Jenny-sshi.. sebelum kita bertemu di apartemenku waktu itu, apakah kita pernah bertemu sebelumnya?” tanyanya seketika mencairkan kebekuan yang sendari tadi menyelimuti mereka.
“Em.. kau ingat Jung Soo-sshi...,” ucap Sakura simpel.
Lee Jung Soo begitu terkejut mendengar jawaban dari Sakura. Gadis itu ternyata mengenalinya. Apakah mungkin waktu malam itu di sungai Han gadis itu sempat melihat Lee Jung Soo yang dengan cermat mengamatinya? Jika benar begitu Lee Jung Soo akan sangat malu menghadapi gadis yang kin berdiri di sampingnya dan menikmati pemandangan hewan-hewan di kebun binatang itu.
“Kita pernah bertemu di bandara Incheon, beberapa waktu lalu kau masih ingat..?”
“Ah... ap...apa?” Lee Jung Soo terkejut mendengar penjelasan Sakura. “Bandara...? Jangan...jangan gadis ini... adalah gadis yang itu... dan bukannya gadis yang di lihatnya di sungai Han waktu itu,” pikirnya.
“Waktu itu aku melihatmu di bandara dengan di kerumuni banyak penggemarmu. Aku sampai mendapatkan luka kecil di dahiku waktu itu, saat penggemarmu berlarian menghampirimu dan menabrakku hingga aku terjatuh,” jelas Sakura.
“Oh... itu...,” ucap Lee Jung Soo sembari mengingat-ingat kejadian waktu itu. “Ah, benar gadis ini....?” batinya.
“Waktu itu kau sempat melihatku bukan?”
“Ah, ya aku minta ma’af karena tidak sempat meminta ma’af pada anda atas kejadian waktu itu,”
“Hmm... tak apalah. Aku pikir juga anda tidak mungkin sempat minta ma’af waktu itu karena di kerumuni para penggemar anda,”
“Ah...ya...aku benar-benar minta ma’af. Tapi, waktu itu aku bukannya tidak mau minta ma’af. Aku bermaksud ingin minta ma’af waktu itu setelah berhasil keluar dari kerumunan penggemarku itu, tapi anda sudah menghilang..,”
“Oh, waktu itu aku mengganti sepatuku yang patah karena terjatuh,” ucap Sakura dengan senyum simpulnya.
“Wah... apa itu juga karena para penggemarku? Aku jadi makin merasa bersalah pada anda,”
“Tak apalah, mungkin hari itu bukan hari keberuntunganku..,”

            Perjalanan berkeliling mereka tidak berjalan lancar begitu para fans Lee Jung Soo mengetahui penyamarannya. Seketika itu, Lee Jung Soo hanya bisa berlari menghindar dari para kerumunan fansnya. Dia menyambar tangan Sakura dan mengajak Sakura turut berlari bersamanya. Mereka akhirnya bersembunyi di dalam foto box dan mendapatkan rasa aman di sana. Mereka tidak sadar bahwa terdapat beberapa jepretan foto tentang mereka di foto box itu. Mereka hanya keluar ketika mendapati kerumunan fans Lee Jung Soo itu sudah pergi.
“Em.. ma’afkan aku Jenny-sshi.. karena aku, anda jadi tidak bisa menikmati hari libur anda dengan tenang. Seharusnya tadi aku tidak memksa untuk menemani anda,” ucap Lee Jung Soo dengan penuh perasaan bersalah.
“Ah.. tidak apa-apa kok. Lagi pula, tadi itu seru, dengan berlari tadi aku jadi bisa berolah raga sedikit,” ucap Sakura kepada Lee Jung Soo. Gadis itu tersenyum dengan manisnya kepada Lee Jung Soo. Tidak ada kelelahan sama sekali di wajahnya. Hanya senyumnya yang lebar dan indah dilihat.
Lee Jung Soo semakin tidak mengerti dengan gadis itu. Dia mengira gadis sudah mendengar semua tentang gadis itu dari cerita Jang Nana. Tapi, dia masih tidak tahu bahwa gadis itu mempunyai keunikan lainnya. Bagaimana mungkin seorang gadis merasa begitu senangnya ketika dia terpaksa harus di ajak berlarian menghindari kerumunan orang yang mengejarnya di saat dia tengah asyik-asyiknya mengamati binatang-binatang dalam kandangnya itu. Tanpa bertanya apapun lagi, dia hanya membalas senyum Sakura dengan senyumannya yang paling manis yang tak pernah lagi diperlihatkannya kepada siapapun selain Han Seo Young, almarhum kekasihnya itu.
“Terima kasih Jenny-sshi.. berkat kau.. hari ini aku mempunyai hari yang menyenangkan,” batin Lee Jung Soo.

            Berkat kejadian itu Lee Jung Soo kapok dan hendak pulang. Dia menawarkan Sakura untuk mengantarnya pulang. Tapi, Sakura menolak. Dia masih ingin disana. Menurutnya penggemar Lee Jung Soo tidak akan mengenalinya jadi tak masalah untuknya jika masih berniat melanjutkan untuk berkeliling. Dia juga menyarankan kepada Lee Jung Soo untuk segera pulang sebelum para penggemarnya itu kembali dan menyerbunya.
“Anda sebaliknya cepat pulang, sebelum para fans anda datang lagi dan mengetahui anda masih di sini?” ucap Sakura.
“Ye, Annyeonghi kyeseo[1],” ucap Lee Jung Soo kepada Sakura. Ddobwepkessemnida,” tambahnya lagi. Sakura tidak menjawab dan hanya mengangguk kecil mengiyakan. Dia pun segera meninggalkan tempat itu ketika lambaian tangan Lee Jung Soo sudah jauh dari pandangannya.





[1]  Artinya Ya, selamat tinggal.

0 comments:

Posting Komentar