Jung Soo mengemudikan mobilnya ke lokasi
syuting. Dia tahu pasti hyungnimnya sudah mencari dia kemana-mana karena dia
datang terlambat tanpa alasan hari ini. Dia memarkir mobilnya dan segera menuju
lokasi syuting.
“Kau dari mana saja?”
“Ma’af tadi aku ada urusan sebentar, hyungnim,”
“Seharusnya kau memberitahuku terlebih dahulu sebelum kau pergi,”
“Iya, ma’afkan aku. Ngomong-ngomong di mana Seo Kyung?”
“Ah, dia tidak masuk hari ini. Dia cuti hamil selama beberapa
minggu. Dan untuk sementara ini kau akan di rias oleh penata rias yang lain
sampai aku menemukan penggantinya untuk beberapa minggu,”
“Ya, baiklah terserah hyungnim,”
Setelah di rias
oleh penata rias, Lee Jung Soo pun langsung mengambil take adegannya. Kali ini
dia sedang beradegan mesra dengan artis pendatang baru Park Joung Ja, gadis
cantik yang beberapa kali telah menghiasi layar tv korea dalam beberapa drama.
Dan kali ini adalah drama terbarunya bersama dengan Jung Soo yang berjudul
“Magical Of Love”.
Drama itu
berkonsep perpaduan antara kehidupan modern dengan kehidupan kerajaan. Hingga
dia harus membutuhkan penata rias untuk mendadaninya memakai baju-baju
tradisional juga mendadaninya agar tampak seperti orang-orang kerajaan di jaman
dulu. Tapi, karena penata riasnya harus cuti dia harus di tangani oleh penata
rias lain yang juga sibuk mendandani para pemain lainnya.
Sementara Lee
Jung Soo tengah menampilkan bakat actingnya di lokasi syuting, Park Hyo Joo
sibuk mengotak-atik ponselnya. Siapa yang ingin dimintai tolong untuk
mencarikan penata rias sementara. Setelah terlintas seseorang di pikirannya
akhirnya dia menghubungi orang itu.
“Anyong, Nana sshi...,”
“Ye, Hyo Joo oppa. Ada apa?”
“Em, ma’af sudah mengganggumu meskipun aku tahu kau sedang sibuk,”
“Ya, tidak apa. Apakah Jung Soo oppa membuat masalah lagi?”
“Ah, tidak-tidak. Aku hanya membutuhkan sedikit bantuan darimu.
Bisakah kita bertemu saat jam makan siang?”
“Oh, baiklah. Kita bertemu dimana?”
“Di tempat biasa,”
“Baiklah aku akan kesana setelah pekerjaanku selesai,”
“Kau sudah datang,” tanya Jang Nana.
Park Hyo Joo yang tengah menikmati Cappucinonya melemparkan senyum
kepada gadis yang tengah menyapanya dan segera duduk tepat di hadapannya itu. “Hmm...,”
“Apa kau sudah lama menunggu?”
“Ah, tidak. Mari kita makan dulu sebelum membahas permintaanku
tadi,”
“Ya, baiklah,”
Jang Nana
menikmati makanan yang telah dipesannya. Sementara Park Hyo Joo malah menikmati
wajah imut gadis yang berada di depannya itu. Park Hyo Joo segera memalingkan
pandangannya dari wajah Jang Nana setelah gadis itu menyadari bahwa ada yang
tengah mengawasinya. Ketika Jang Nana kembali melihatnya dia hanya terfokus
pada makanannya.
“Ada apa?”
“Ah, tidak..tidak. Kau sudah selesai?”
“Ya, oppa. Apa yang ingin oppa bicarakan?”
“Em, begini Seo Kyung penata rias Jung Soo sedang cuti karena mau
melahirkan anaknya. Nah, aku butuh bantuanmu untuk mencarikan penggantinya
untuk sementara waktu apa kau bisa,”
“Ah, aku tidak bisa. Pekerjaanku sangat banyak,”
“Em, barangkali ada orang yang bisa kau rekomendasikan,”
“Oh, siapa ya?” ucap Jang Nana sambil berpikir sejenak. Oh, aku
akan coba minta bantuan unni, kurasa dia tidak terlalu sibuk akhir-akhir ini,”
“Unni siapa?”
“Jenny unni, siapa lagi. Kau sudah mengenalnya bukan?”
“Oh, ya tapi aku sama sekali belum pernah bertemu dengannya,”
“Oh, ya baiklah nanti aku akan minta tolong pada unni. Jika dia
bersedia membantu aku akan menghubungimu,”
“Ya, baiklah,”
Hari-hari
berikutnya, Lee Jung Soo masih saja telat seperti biasanya di lokasi syuting.
Dan itu membuat Park Hyo Joo di marahi habis-habisan oleh sutradaranya. Karena
hari ini banyak sekali take yang harus di perankannya. Ketika dia melihat Lee
Jung Soo turun dari mobilnya dia langsung menarik laki-laki itu.
“Kau dari mana saja? Kau tahu kan hari ini full pengambilan gambar
untuk aktingmu,”
“Ya, aku minta ma’af hyung?”
“Baiklah, ayo segera ganti
baju?”
“Ya,”
Lee Jung Soo begitu terkejut ketika melihat seseorang yang tengah
berdiri di sana.
“Agasshi... kenapa anda disini?” tanyanya dengan terkejut ketika
mendapati Jenny telah berdiri dihadapannya.
“Oh, dia. Ma’af aku belum sempat memberitahumu bahwa aku meminta
bantuannya untuk menjadi peƱata riasmu sementara waktu selama Seo Kyung cuti,”
“Oh.. begitu. Aku tidak percaya bisa bertemu anda kembali. Di
tempat ini malah,” ucap Lee Jung Soo. Sakura tak bicara dan hanya tersenyum
pada Lee Jung Soo.
“Kalian pernah bertemu sendiri sebelumnya?” tanya Park Hyo Joo
“ Ya...,” ucap Lee Jung Soo. Sementara Sakura hanya memberikan
anggukan kecilnya sebagai jawaban.
Jenny melakukan
pekerjaannya seperti perias-perias lainnya. Memberi make up pada Jung Soo,
membawakan pakaian ganti untuk syutingnya dan lain-lain. Sementara mendapat
riasan itu Jung Soo masih bercakap-cakap dengan manajernya Park Hyo Joo.
“Kau tidur dimana tadi malam? Aku mencarimu di apartemenmu tapi
kau tidak ada,”
“Oh, aku tidur di rumah Tae Young, hyungnim,”
“Kau ada masalah lagi? Dengan ibumu?”
“Em, begitulah. Kau tahukan aku selalu pergi kesana setiap kali
mendapat masalah.”
Jenny masih tetap merias wajah Jung Soo, meskipun ia juga secara
langsung mendengar percakapan diantara Lee Jung Soo dan manajernya itu.
Sepertinya mereka berdua tidak mempedulikan bahwa ada orang lain diantara
mereka yang mendengar percakapan mereka. Tapi mereka tetap berbicara dan tidak
menghiraukan Jenny yang tengah sibuk merias disitu.
“Kali ini apa yang dilakukan ibumu?”
“Dia mempercepat pertunanganku dengan Min Joo?”
“Apa?” ucap Park Hyo Joo tersentak kaget. Ibumu benar-benar sudah
keterlaluan. Bagaimana mungkin dia bisa berbuat seperti itu padamu? Aku tidak
heran jika kau seringkali membuat skandal dengan para wanita hanya untuk
menggagalkan rencana pernikahanmu itu. Tapi ibumu tetap tidak berhenti sampai
di situ?”
“Ya, hyungnim benar. Karena itu aku ingin Tae Young hyung segera
melakukan tindakan,”
“Tapi, jika dia bertindak semuanya akan berakhir. Dan kau akan
kehilangan ketenaranmu?”
Jenny yang mendengar percakapan mereka tersentak kaget hingga dia
menjatuhkan alat riasnya.“Mianne,” ucapnya.
“Ah, tidak apa-apa. Ma’afkan seharusnya kami tidak membicarakannya
di hadapanmu. Anda boleh pergi jika sudah selesai,”
“Ya,” ucap Jenny setelah menyelesaikan sentuhan terakhir pada
riasannya.
Lee Jung Soo pun
langsung pergi ke lokasi syuting untuk take beberapa adegan kissing. Tapi, dia
selalu melakukan kesalahan. Pikirannya yang sedang kacau hari ini membuat
syutingnya tidak lancar.
“Ma’af hyung, hari ini hyung harus berulang kali kena marah
karenaku,” ucap Lee Jung Soo kepada Park Hyo Joo ketika syuting berakhir.
“Tak apa, ini bukan pertama kalinya bukan?” ucap Park Hyo Joo
dengan sedikit senyuman. Pulanglah dan istirahat,” pesannya.
Lee Jung Soo
segera mengemudikan mobilnya untuk pulang. Saat dia melintas di jalan tanpa
sengaja dia melihat Jenny yang tengah duduk di halte bis menunggu bis yang akan
membawanya pulang. Meskipun ingin segera pulang dan beristirahat hari ini, tapi
dia tidak bisa membiarkan gadis itu pulang sendiri di tengah malam seperti ini.
Dia menepikan mobilnya dan menghampiri gadis itu.
“Agasshi....,” sapanya.
“Oh...anda...,”
“Anda mau pulang. Bagaimana kalau aku antar, jam segini akan sulit
untuk mendapatkan bis,”
“Tapi aku akan merepotkan anda,”
“Ah, tidak apa-apa. Aku yang seharusnya berterima kasih karena
anda bersedia menggantikan penata riasku untuk sementara selama dia izin,”
“Oh, itu.... iya,”
Mereka tak banyak
bicara sepanjang perjalanan. Mereka agak canggung saat itu. Sakura menyuruh Lee
Jung Soo untuk menghentikan mobilnya ketika akhirnya mereka pun sampai di
sebuah rumah kecil itu.
“Ini rumah anda?”
“Iya, kenapa?”
“Ah, tidak-tidak apa-apa,”
“Anda mau mampir dulu,”
“Oh, tidak usah besok ada syuting pagi-pagi sekali. Aku tidak
ingin datang terlambat dan membuat hyungnim jadi sasaran amukan sutradara lagi.
Jadi aku harus bergegas pulang,”
“Ah, baiklah kalau begitu,”
Lee Jung Soo pun segera melesat dengan mobilnya setelah
mengucapkan salam perpisahan pada Jenny.
Setelah mencuci
kaki dan tangannya Sakura menyiapkan desain yang telah di buatnya beberapa hari
yang lalu untuk di serahkan kepada Eun Jung besok, sebelum merebahkan diri di
ranjangnya yang empuk. Dia pun harus memantau bisnisnya di Jepang dan keadaan
Tamae disana. Akan sangat sibuk baginya saat ini karena harus bekerja sekaligus
membantu untuk menjadi penata rias Lee Jung Soo. Tadinya dia ingin menolak, tapi
karena tidak enak pada Nana dia menyetujui permintaan temannya itu.
Jang Nana sudah banyak membantunya selama di
korea. Dia tidak ingin membuat gadis itu kecewa. Jang Nana juga tidak
mengetahui bahwa sesungguhnya Sakura sangat sibuk dengan bisnis-bisnisnya,
karena yang di ketahui oleh gadis asli korea itu Sakura hanya memiliki butik
kecil di Dongdaemon. Sakura memang tidak memberi tahu gadis itu tentang
bisnisnya yang lain. Dia hanya memberi tahu gadis itu bahwa dia akan membuka
butik di Korea.
Sakura sangat lelah hari ini. Ternyata
pekerjaan menjadi penata rias artis sangat melelahkan juga. Terlebih lagi dia
juga harus pulang malam juga. Untungnya hari ini, Lee Jung Soo menawarinya
untuk mengantarnya pulang. Kalau tidak entah jam berapa dia sampai di rumah.
Mengingat Lee Jung Soo dia juga jadi teringat percakapan aktor itu dengan
manajernya. Seperti yang ditangkapnya dia merasa bahwa aktor itu mempunyai
masalah rumit tentang keluarganya tak hanya tentang perjodohan yang dilakukan
oleh kedua orang tuanya.
“Kenapa aku jadi memikirkannya...??” batin Sakura. Dengan segera
menghapus pikirannya tentang laki-laki itu.
Ketika mencoba
melupakan masalah aktor itu, dia malah teringat akan seseorang yang ditemuinya
di rumah sakit seminggu yang lalu ketika dia menjenguk Lee Jae Hee, sepupunya
itu yang sakit. Dia begitu yakin bahwa laki-laki yang sekilas dilihatnya adalah
Takagi. Tapi, itu tidak mungkin, dia memang tidak tahu Takagi dimana, tetapi
pasti masih ada di Jepang dan tidak mungkin lelaki yang dilihatnya waktu itu
adalah Takagi.
Segera dihapusnya
pikirannya yang tidak-tidak itu. Dia teringat akan perkataan Lee Jung Soo bahwa
besok dia ada syuting pagi-pagi sekali. Jadi dia harus berangkat pagi juga.
Dipaksanya matanya untuk terpejam dan dimatikannya lampu kamarnya dengan
menggantikannya dengan lampu tidurnya. Dia pun terlelap dalam malam yang
singkat itu untuk melepas lelahnya.
0 comments:
Posting Komentar