Senin, 09 Juli 2018

Delapan

Edit Posted by with No comments


Jung Soo mengemudikan mobilnya ke lokasi syuting. Dia tahu pasti hyungnimnya sudah mencari dia kemana-mana karena dia datang terlambat tanpa alasan hari ini. Dia memarkir mobilnya dan segera menuju lokasi syuting.
“Kau dari mana saja?”
“Ma’af tadi aku ada urusan sebentar, hyungnim,”
“Seharusnya kau memberitahuku terlebih dahulu sebelum kau pergi,”
“Iya, ma’afkan aku. Ngomong-ngomong di mana Seo Kyung?”
“Ah, dia tidak masuk hari ini. Dia cuti hamil selama beberapa minggu. Dan untuk sementara ini kau akan di rias oleh penata rias yang lain sampai aku menemukan penggantinya untuk beberapa minggu,”
“Ya, baiklah terserah hyungnim,”
            Setelah di rias oleh penata rias, Lee Jung Soo pun langsung mengambil take adegannya. Kali ini dia sedang beradegan mesra dengan artis pendatang baru Park Joung Ja, gadis cantik yang beberapa kali telah menghiasi layar tv korea dalam beberapa drama. Dan kali ini adalah drama terbarunya bersama dengan Jung Soo yang berjudul “Magical Of Love”.
            Drama itu berkonsep perpaduan antara kehidupan modern dengan kehidupan kerajaan. Hingga dia harus membutuhkan penata rias untuk mendadaninya memakai baju-baju tradisional juga mendadaninya agar tampak seperti orang-orang kerajaan di jaman dulu. Tapi, karena penata riasnya harus cuti dia harus di tangani oleh penata rias lain yang juga sibuk mendandani para pemain lainnya.

            Sementara Lee Jung Soo tengah menampilkan bakat actingnya di lokasi syuting, Park Hyo Joo sibuk mengotak-atik ponselnya. Siapa yang ingin dimintai tolong untuk mencarikan penata rias sementara. Setelah terlintas seseorang di pikirannya akhirnya dia menghubungi orang itu.
“Anyong, Nana sshi...,”
“Ye, Hyo Joo oppa. Ada apa?”
“Em, ma’af sudah mengganggumu meskipun aku tahu kau sedang sibuk,”
“Ya, tidak apa. Apakah Jung Soo oppa membuat masalah lagi?”
“Ah, tidak-tidak. Aku hanya membutuhkan sedikit bantuan darimu. Bisakah kita bertemu saat jam makan siang?”
“Oh, baiklah. Kita bertemu dimana?”
“Di tempat biasa,”
“Baiklah aku akan kesana setelah pekerjaanku selesai,”

“Kau sudah datang,” tanya Jang Nana.
Park Hyo Joo yang tengah menikmati Cappucinonya melemparkan senyum kepada gadis yang tengah menyapanya dan segera duduk tepat di hadapannya itu. “Hmm...,”
“Apa kau sudah lama menunggu?”
“Ah, tidak. Mari kita makan dulu sebelum membahas permintaanku tadi,”
“Ya, baiklah,”
            Jang Nana menikmati makanan yang telah dipesannya. Sementara Park Hyo Joo malah menikmati wajah imut gadis yang berada di depannya itu. Park Hyo Joo segera memalingkan pandangannya dari wajah Jang Nana setelah gadis itu menyadari bahwa ada yang tengah mengawasinya. Ketika Jang Nana kembali melihatnya dia hanya terfokus pada makanannya.
“Ada apa?”
“Ah, tidak..tidak. Kau sudah selesai?”
“Ya, oppa. Apa yang ingin oppa bicarakan?”
“Em, begini Seo Kyung penata rias Jung Soo sedang cuti karena mau melahirkan anaknya. Nah, aku butuh bantuanmu untuk mencarikan penggantinya untuk sementara waktu apa kau bisa,”
“Ah, aku tidak bisa. Pekerjaanku sangat banyak,”
“Em, barangkali ada orang yang bisa kau rekomendasikan,”
“Oh, siapa ya?” ucap Jang Nana sambil berpikir sejenak. Oh, aku akan coba minta bantuan unni, kurasa dia tidak terlalu sibuk akhir-akhir ini,”
“Unni siapa?”
“Jenny unni, siapa lagi. Kau sudah mengenalnya bukan?”
“Oh, ya tapi aku sama sekali belum pernah bertemu dengannya,”
“Oh, ya baiklah nanti aku akan minta tolong pada unni. Jika dia bersedia membantu aku akan menghubungimu,”
“Ya, baiklah,”

            Hari-hari berikutnya, Lee Jung Soo masih saja telat seperti biasanya di lokasi syuting. Dan itu membuat Park Hyo Joo di marahi habis-habisan oleh sutradaranya. Karena hari ini banyak sekali take yang harus di perankannya. Ketika dia melihat Lee Jung Soo turun dari mobilnya dia langsung menarik laki-laki itu.
“Kau dari mana saja? Kau tahu kan hari ini full pengambilan gambar untuk aktingmu,”
“Ya, aku minta ma’af hyung?”
“Baiklah,  ayo segera ganti baju?”
“Ya,”
Lee Jung Soo begitu terkejut ketika melihat seseorang yang tengah berdiri di sana.
“Agasshi... kenapa anda disini?” tanyanya dengan terkejut ketika mendapati Jenny telah berdiri dihadapannya.
“Oh, dia. Ma’af aku belum sempat memberitahumu bahwa aku meminta bantuannya untuk menjadi peƱata riasmu sementara waktu selama Seo Kyung cuti,”
“Oh.. begitu. Aku tidak percaya bisa bertemu anda kembali. Di tempat ini malah,” ucap Lee Jung Soo. Sakura tak bicara dan hanya tersenyum pada Lee Jung Soo.
“Kalian pernah bertemu sendiri sebelumnya?” tanya Park Hyo Joo
“ Ya...,” ucap Lee Jung Soo. Sementara Sakura hanya memberikan anggukan kecilnya sebagai jawaban.
            Jenny melakukan pekerjaannya seperti perias-perias lainnya. Memberi make up pada Jung Soo, membawakan pakaian ganti untuk syutingnya dan lain-lain. Sementara mendapat riasan itu Jung Soo masih bercakap-cakap dengan manajernya Park Hyo Joo.
“Kau tidur dimana tadi malam? Aku mencarimu di apartemenmu tapi kau tidak ada,”
“Oh, aku tidur di rumah Tae Young, hyungnim,”
“Kau ada masalah lagi? Dengan ibumu?”
“Em, begitulah. Kau tahukan aku selalu pergi kesana setiap kali mendapat masalah.”

Jenny masih tetap merias wajah Jung Soo, meskipun ia juga secara langsung mendengar percakapan diantara Lee Jung Soo dan manajernya itu. Sepertinya mereka berdua tidak mempedulikan bahwa ada orang lain diantara mereka yang mendengar percakapan mereka. Tapi mereka tetap berbicara dan tidak menghiraukan Jenny yang tengah sibuk merias disitu.
“Kali ini apa yang dilakukan ibumu?”
“Dia mempercepat pertunanganku dengan Min Joo?”
“Apa?” ucap Park Hyo Joo tersentak kaget. Ibumu benar-benar sudah keterlaluan. Bagaimana mungkin dia bisa berbuat seperti itu padamu? Aku tidak heran jika kau seringkali membuat skandal dengan para wanita hanya untuk menggagalkan rencana pernikahanmu itu. Tapi ibumu tetap tidak berhenti sampai di situ?”
“Ya, hyungnim benar. Karena itu aku ingin Tae Young hyung segera melakukan tindakan,”
“Tapi, jika dia bertindak semuanya akan berakhir. Dan kau akan kehilangan ketenaranmu?”
Jenny yang mendengar percakapan mereka tersentak kaget hingga dia menjatuhkan alat riasnya.“Mianne,” ucapnya.
“Ah, tidak apa-apa. Ma’afkan seharusnya kami tidak membicarakannya di hadapanmu. Anda boleh pergi jika sudah selesai,”
“Ya,” ucap Jenny setelah menyelesaikan sentuhan terakhir pada riasannya.
            Lee Jung Soo pun langsung pergi ke lokasi syuting untuk take beberapa adegan kissing. Tapi, dia selalu melakukan kesalahan. Pikirannya yang sedang kacau hari ini membuat syutingnya tidak lancar.

“Ma’af hyung, hari ini hyung harus berulang kali kena marah karenaku,” ucap Lee Jung Soo kepada Park Hyo Joo ketika syuting berakhir.
“Tak apa, ini bukan pertama kalinya bukan?” ucap Park Hyo Joo dengan sedikit senyuman. Pulanglah dan istirahat,” pesannya.
            Lee Jung Soo segera mengemudikan mobilnya untuk pulang. Saat dia melintas di jalan tanpa sengaja dia melihat Jenny yang tengah duduk di halte bis menunggu bis yang akan membawanya pulang. Meskipun ingin segera pulang dan beristirahat hari ini, tapi dia tidak bisa membiarkan gadis itu pulang sendiri di tengah malam seperti ini. Dia menepikan mobilnya dan menghampiri gadis itu.
“Agasshi....,” sapanya.
“Oh...anda...,”
“Anda mau pulang. Bagaimana kalau aku antar, jam segini akan sulit untuk mendapatkan bis,”
“Tapi aku akan merepotkan anda,”
“Ah, tidak apa-apa. Aku yang seharusnya berterima kasih karena anda bersedia menggantikan penata riasku untuk sementara selama dia izin,”
“Oh, itu.... iya,”
            Mereka tak banyak bicara sepanjang perjalanan. Mereka agak canggung saat itu. Sakura menyuruh Lee Jung Soo untuk menghentikan mobilnya ketika akhirnya mereka pun sampai di sebuah rumah kecil itu.
“Ini rumah anda?”
“Iya, kenapa?”
“Ah, tidak-tidak apa-apa,”
“Anda mau mampir dulu,”
“Oh, tidak usah besok ada syuting pagi-pagi sekali. Aku tidak ingin datang terlambat dan membuat hyungnim jadi sasaran amukan sutradara lagi. Jadi aku harus bergegas pulang,”
“Ah, baiklah kalau begitu,”
Lee Jung Soo pun segera melesat dengan mobilnya setelah mengucapkan salam perpisahan pada Jenny.

            Setelah mencuci kaki dan tangannya Sakura menyiapkan desain yang telah di buatnya beberapa hari yang lalu untuk di serahkan kepada Eun Jung besok, sebelum merebahkan diri di ranjangnya yang empuk. Dia pun harus memantau bisnisnya di Jepang dan keadaan Tamae disana. Akan sangat sibuk baginya saat ini karena harus bekerja sekaligus membantu untuk menjadi penata rias Lee Jung Soo. Tadinya dia ingin menolak, tapi karena tidak enak pada Nana dia menyetujui permintaan temannya itu.
Jang Nana sudah banyak membantunya selama di korea. Dia tidak ingin membuat gadis itu kecewa. Jang Nana juga tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Sakura sangat sibuk dengan bisnis-bisnisnya, karena yang di ketahui oleh gadis asli korea itu Sakura hanya memiliki butik kecil di Dongdaemon. Sakura memang tidak memberi tahu gadis itu tentang bisnisnya yang lain. Dia hanya memberi tahu gadis itu bahwa dia akan membuka butik di Korea.
Sakura sangat lelah hari ini. Ternyata pekerjaan menjadi penata rias artis sangat melelahkan juga. Terlebih lagi dia juga harus pulang malam juga. Untungnya hari ini, Lee Jung Soo menawarinya untuk mengantarnya pulang. Kalau tidak entah jam berapa dia sampai di rumah. Mengingat Lee Jung Soo dia juga jadi teringat percakapan aktor itu dengan manajernya. Seperti yang ditangkapnya dia merasa bahwa aktor itu mempunyai masalah rumit tentang keluarganya tak hanya tentang perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.
“Kenapa aku jadi memikirkannya...??” batin Sakura. Dengan segera menghapus pikirannya tentang laki-laki itu.

            Ketika mencoba melupakan masalah aktor itu, dia malah teringat akan seseorang yang ditemuinya di rumah sakit seminggu yang lalu ketika dia menjenguk Lee Jae Hee, sepupunya itu yang sakit. Dia begitu yakin bahwa laki-laki yang sekilas dilihatnya adalah Takagi. Tapi, itu tidak mungkin, dia memang tidak tahu Takagi dimana, tetapi pasti masih ada di Jepang dan tidak mungkin lelaki yang dilihatnya waktu itu adalah Takagi.
            Segera dihapusnya pikirannya yang tidak-tidak itu. Dia teringat akan perkataan Lee Jung Soo bahwa besok dia ada syuting pagi-pagi sekali. Jadi dia harus berangkat pagi juga. Dipaksanya matanya untuk terpejam dan dimatikannya lampu kamarnya dengan menggantikannya dengan lampu tidurnya. Dia pun terlelap dalam malam yang singkat itu untuk melepas lelahnya.




0 comments:

Posting Komentar