Senin, 09 Juli 2018

Sembilan

Edit Posted by with No comments


         Saat istirahat makan siang Sakura meminta izin kepada Lee Jung Soo dan manajernya untuk pergi sebentar. Namun tiba-tiba Lee Jung Soo yang juga ingin pergi mencari makan siang itu memberinya tumpangan.
“Anda mau pergi kemana? Aku bisa mengantar anda. Kebetulan aku juga mau keluar untuk makan siang,”
“Ah, aku mau mengantarkan beberapa contoh desainku pada Eun Jung. Sekalian juga mau mengambil baju pesanan anda untuk jumpa fans di Hongkong,”
“Oh, ke Dongdaemon? Ya, baiklah ayo,” ajaknya.
“Tapi, apa tidak merepotkan anda. Itu cukup jauh dari sini,”
“Tak apa, itu juga untuk kepentinganku kan?”
“Em, baiklah kalau begitu,”

Di sepanjang perjalanan Lee Jung Soo mencoba untuk memecah kebekuan diantara mereka. Dia tahu bahwa gadis itu tidak akan mau memulai percakapan jika bukan dia yang memulainya. Dia tidak tahu mengapa gadis itu begitu pendiam jika bersama dengannya meskipun dia pernah menghabiskan sedikit waktu berdua di kebun binatang saat itu. Tapi gadis itu masih saja canggung bersama dirinya. Padahal jika bersama dengan yang lainnya dia bisa sangat ceria. Apalagi jika bersama hyungnimnya, Park Hyo Joo. Apa itu karena dirinya membosankan, pikir Lee Jung Soo.
“Apa anda suka dengan pekerjaan ini?”
“Hmm apa?” tanya Sakura yang tersentak kaget ketika mendapati lelaki dingin yang tengah mengemudi disampingnya itu memulai pembicaraan.
“Aku tanya apakahandasuka pekerjaan ini?”
“Oh... Iya, aku menyukainya. Memang cukup melelahkan tapi aku cukup senang karena mendapatkan banyak teman-teman baru,” jelas Sakura dengan senyum kecilnya itu.
“Oh, begitu,” ucap Lee Jung Soo sambil tersenyum balik pada gadis disampingnya itu. Entah mengapa setiap kali melihat gadis itu tersenyum seperti itu ke arahnya dia merasa sangat senang. Tidak hanya itu dia juga sangat menyukai jika melihat gadis itu begitu ceria setiap kali berbincang-bincang dengan kru-kru dan penata rias lainnya. “Boleh aku bertanya sesuatu?”
“Apa itu?”
“Kenapa anda menolak tawaran untuk menjadi artis ketika manajemenku menawarkannya pada anda. Padahal anda.....,”
“Aku kenapa?”
“Anda.. cukup cantik, untuk ukuran menjadi seorang artis pendatang baru,” ucap Lee Jung Soo dengan sedikit canggung.
“Ah, semua wanita memang seperti itu bukan,” ucap Sakura dengan senyum yang biasa melekat di wajahnya itu. Entah mengapa setiap kali berbicara dengan siapapun gadis itu selalu tidak lepas dari senyum simpulnya itu yang membuat setiap orang betah untuk lama-lama berbicara dengannya. “Aku hanya tidak ingin menjadi perhatian banyak orang,” ucapnya lagi.
“Oh, begitu. Kalau boleh tahu kenapa? Apa orang tua anda melarang anda untuk menjadi artis?”
“Orang tuaku tidak pernah melarangku untuk melakukan apapun yang aku inginkan. Mereka akan menyetujui apapun yang aku mau selama itu membaikkanku,”
“Hmm.. andaberuntung memiliki orang tua seperti itu,”
“Bukankah semua orang tua memang seperti itu? Mereka selalu ingin yang terbaik untuk anak-anaknya,”
“Iya, mungkin begitu. Tapi terdapat pengecualian untuk orang tuaku,”
“Maksudmu?”
“Ah, kenapa aku jadi membicarakan tentang mereka?” ucap Lee Jung Soo yang tiba-tiba membicarakan kedua orang tuanya. Membicarakan mereka mengingatkan Lee jung Soo pada rencana pertunangannya dengan Min Joo dalam waktu dekat. Segera dihapuskannya pikiran yang tidak diinginkannya muncul saat itu setelah mendapati gadis itu tengah memperhatikannya untuk menanti jawabannya. “Em, anda pernah mendengar percakapan hyungnim dengan ku waktu itu kan?”ucapnya lagi.
“Iya,”
“Seperti yang anda dengar hubunganku dengan orang tuaku tidak baik,”
“Oh, karena orang tua anda hendak menjodohkan anda dengan wanita pilihan mereka?” ucap Sakura spontan. Ketika melihat reaksi Lee Jung Soo yang membelalak kaget mendengar perkataannya dia buru-buru minta ma’af karena merasa bersalah. “Ah, bukannya aku mau sok tau atau ikut campur. Tapi aku....,” ucapnya terbata-bata.
“Tak apa, apa yang anda katakan benar,”
“Em, mungkin orang tua anda hanya ingin anda mendapatkan pendamping yang terbaik,” ucap Sakura.
Lee Jung Soo yang mendengar ucapan sakura itu menjadi geram dan berbicara dengan nada yang tinggi pada gadis disampingnya itu. “Apanya yang demi kebaikanku? Jika itu demi kebaikanku, mana mungkin mereka menikahkanku dengan seseorang yang menjadi penyebab kematian kekasihku,” tegasnya.

Sakura begitu terkejut mendengar lelaki itu meninggikan suaranya. Tangannya gemetaran bukan main dan mulutnya menutup rapat tanpa berucap apapun. Dia memang pernah diperlakukan dingin oleh lelaki disampingnya itu. Dia juga pernah melihat akting marah lelaki itu. Tapi, kali ini lelaki itu tidak berakting, dia benar-benar sedang marah kepadanya saat ini.
Lee Jung Soo yang melihat gadis itu setengah gemetaran karena sikapnya yang tiba-tiba marah itu merasa tidak enak kepada gadis itu. Tapi, dia tidak bisa menahan kemarahannya. Bagaimana mungkin gadis itu ikut campur masalahnya dan membela kedua orang tuanya padahal gadis itu tidak tahu apapun tentang mereka. Terlebih lagi gadis itu juga tidak tahu masalah apa yang tengah dihadapi oleh dirinya saat ini yang membuatnya berulang kali ingin mati dan meninggalkan dunia ini. Tapi, karena Kim Tae Young dan Kim In Jung, saudara sepupunya itu, dia mencoba bertahan sebisa mungkin untuk membantu mereka membalas dendam pada orang tuanyanya sendiri.

            Setelah turun dari mobil Lee Jung Soo, Sakura segera berpamitan untuk pergi. Di tujunya butik yang berada tak begitu jauh dari pintu masuk itu. Dia melihat Kim Eun Jung tengah menyiapkan baju-baju yang hendak di bawa nya hari ini. Pasalnya sebelum Sakura datang dia sudah mengabari Kim Eun Jung untuk menyiapkannya. Sakura duduk di kursi dan menghela napas panjang.
“Ada apa?” Kim Eun Jung yang tengah sibuk merapikan baju-baju yang hendak di bawa Sakura itu bertanya ketika mendapati Sakura menghela napas panjang.
“Em.. tak apa..,”
“Kau tadi bilang mau datang bersama Jung Soo-sshi. Kemana dia?”
“Em.. dia pergi. Sepertinya dia marah akan sikapku tadi..,”
“Memangnya kau berbuat apa terhadapnya?”
            Sakura pun menceritakan semua kejadian itu pada Kim Eun Jung. Menceritakan bagaimana Lee Jung Soo mendadak marah ketika Sakura mengomentari perihal kedua orang tua Lee Jung Soo yang hendak menikahkan Lee Jung Soo dengan wanita yang tidak di cintainya. Kim Eun Jung begitu kaget ketika mendengar hal itu. Dia bisa menebak siapa gadis yang hendak di jodohkan dengan Lee Jung Soo itu.
“Kang Min Joo....,” ucapnya pelan.
“Kau.. kenapa bisa tahu bahwa gadis itu bernama Min Joo. Aku tidak pernah menceritakan kepadamu tentang apa yang pernah ku dengar dari percakapan Jung Soo-sshi dan Hyo Joo oppa kan?”
“Ya....,” ucap Kim Eun Jung singkat atas pertanyaan Sakura.
“Lantas, bagaimana kau bisa tahu?” tanya Sakura dengan masih penasaran.
“Dia temanku....,”
“Maksudmu?”
“Min Joo adalah teman SMA ku. Juga teman Jung Soo. Mereka sudah di jodohkan sejak kita masih duduk di bangku SMA,”
“Maksudmu kau sudah mengenal Lee Jung Soo....??” tanya Sakura dengan penasaran juga.
“Ya...,”
“Kenapa kau tak menceritakan padaku sebelumnya,”
“Mianne Sakura, aku tidak berterus terang padamu. Aku hanya tidak ingin menceritakan tentang dia. Karena bercerita tentangnya akan meningatkanku pada seseorang,”
“Seseorang? Siapa maksudmu?”
“Sahabatku Han Seo Young yang sudah meninggal. Aku pernah menceritakan tentang dia kepadamu di email beberapa tahun yang lalu kan?”
“Iya, aku masih ingat. Jadi... gadis itu...? Maksudku Han Seo Young sshi itu...?”
“Ya, dia kekasih Lee Jung Soo. Ma’afkan aku tidak menceritakan semuanya padamu,”
“Em.. tak apa. Aku yang seharusnya minta ma’af padamu. Tak seharusnya aku menyuruhmu mengantarkan baju-baju itu pada Lee Jung Soo. Jika saja ku tahu kau tidak ingin melihatnya,”
“Em... itu tidak apa-apa Sakura. Sekarang aku sudah bisa menghadapi Lee Jung Soo. Bagaimanapun dia juga sahabatku, aku tidak mungkin membencinya terus-menerus karena dia tidak bisa melindungi  Seo Young, sahabatku..,” jelas Kim Eun Jung dengan air matanya yang berurai air mata.
“Ma’afkan aku, karena membuatmu teringat akan sahabatmu lagi. Ma’af sudah membuatmu menangis,” ucap Sakura dengan rasa bersalah dan memberikan pelukan pada Kim Eun Jung.
“Tidak..tidak... aku menangis bukan karena aku teringat Seo Young atau betapa bencinya dulu aku pada Lee Jung Soo. Tapi, aku malah prihatin dengan keadaan Lee Jung Soo. Dari dulu sampai sekarang dia tidak bisa lepas dari bayang-bayang kekejaman orang tuanya,” ucap Kim Eun Jung.
“Eun Jung ah...,” desah Sakura.
“Sudah, sudah aku sudah tidak apa-apa. Kau sebaiknya segera kembali bukankah jam istirahat siangmu sebentar lagi habis...,” ucap Eun Jung sembari menyeka air mata di wajahnya dan melepaskan pelukan Sakura.
“Em.. baiklah kalau begitu,” Sakura bergegas pergi dengan membawa baju-baju yang sudah di siapkan oleh Kim Eun Jung. Baju-baju itu harus di serahkannya kepada Lee Jung Soo karena aktor itu hendak jumpa fans di Hongkong beberapa  bulan lagi. “Aku akan mampir setelah pulang kerja,” ucap Sakura sembari melambaikan tangan untuk pergi meninggalkan Kim Eun Jung yang mengurus butik miliknya. Kim Eun Jung pun mengangguk,melambaikan tangan dan tersenyum melepas kepergian Sakura.

            Setelah baju Lee Jung Soo di butiknya, Sakura kembali ke lokasi syuting. Dia mendapati Lee Jung Soo yang sudah bersiap di meja riasnya. Dia merasa canggung untuk berdiri dihadapannya. Terlebih lagi setelah mengetahui semua yang terjadi pada lelaki itu dari cerita Eun Jung. Sebenarnya dia sudah tahu cerita itu sejak lama tapi di balik cerita itu Kim Eun Jung tak pernah menceritakan atau memberitahukan nama sahabat laki-lakinya yang kini sudah menjadi aktor terkenal itu. Tapi dia mencoba untuk bersikap profesional. Dan menganggap seolah tidak terjadi apapun di antara mereka berdua.
            Di sisi lain Lee Jung Soo juga melakukan hal yang sama. Kini sikapnya menjadi dingin pada gadis itu, sedingin ketika dia pertama kali bertemu dengan gadis itu. Dia tidak lagi mencoba untuk memulai pembicaraan dengan gadis itu. Tidak, saat ini dia memang sedang tidak ingin berbicara dengan gadis itu. Hatinya masih sakit dan pikirannya penuh kebencian karena gadis itu memberi pembelaan kepada kedua orang tuanya secara tidak langsung.




0 comments:

Posting Komentar