Senin, 09 Juli 2018

Sepuluh

Edit Posted by with No comments

         Sejak peristiwa saat itu, Lee Jung Soo tidak pernah lagi memberi tawaran untuk mengantar Sakura pulang. Dan itupun disadari oleh Sakura sendiri. Sakura lebih sering pulang dengan naik bis. Dan beberapa kali menerima tawaran diantarkan oleh manajer Lee Jung Soo atau dia juga diantarkan oleh teman sekerjanya jika mereka pulang syuting terlalu malam. Begitu pula malam ini, dia sudah menerima ajakan Shin Il Woo, kameraman yang bekerja dalam syuting film yang di bintangi oleh Lee Jung Soo karena Park Hyo Joo tidak bisa mengantarnya pulang. Tapi, tiba-tiba Park Hyo Joo menghubunginya.
“Ada apa Hyo Joo oppa?” tanyanya.
“Ah, Jenny, kau sudah pulang?”
“Em, iya sebentar lagi aku akan pulang dengan Shin Il Woo,”
“Bolehkah aku meminta bantuanmu?”
“Bantuan apa?”
“Lee Jung Soo sedang mabuk berat di kedai tempat yang pernah kita datangi waktu itu. Kau tau kan?”
“Ah, iya aku tahu,”
“Aku minta tolong kau bisa membawanya pulang ke apartemennya, soalnya aku sedang ada urusan mendadak,”
“Ah, tapi Hyo Joo oppa...,”
“Aku tahu hubunganmu dengan Jung Soo sedang tidak baik beberapa hari ini meskipun aku tidak tahu apa masalahnya. Tapi, aku hanya bisa minta tolong kepadamu. Aku mohon untuk saat ini, tolonglah dia, ya?” pinta Park Hyo Joo.
“Ah, baiklah,”
“Baiklah kalau begitu Jenny sshi. Oh, ya dia bawa mobil, kau bisa mengemudikannya kan?”
“Ap...apa?”
“Kau tidak bisa?”
“Ah... ak...aku,” ucap Sakura terbata-bata. Sebelum melanjutkan kata-katanya. “Ak..aku bisa kok oppa. Jangan khawatir,”
“Ya, baiklah aku serahkan Jung Soo padamu. Ma’af telah merepotkan Jenny sshi dan terima kasih,”

            Sakura membatalkan janjinya dengan Shin Il Woo untuk pulang bareng bersamanya. Dia bergegas pergi kedai tempat Lee Jung Soo berada sebelum malam semakin larut. Dan bus untuk kesana sudah sulit untuk didapatkan. Dia berjalan menuju kedai yang cukup besar itu dan masuk ke dalamnya. Dia mendapati Lee Jung Soo yang tengah tergeletak di meja dengan berbotol-botol soju kosong di depannya.
“Jung Soo sshi..,” ucap Sakura.
“Kau siapa?” ucap Lee Jung Soo dengan tanpa sadar akibat mabuk.
“Aku Sakura, ayo kita pulang Jung Soo sshi,”
“Aku tidak mau pulang. Aku masih ingin minum,”
“Tapi, Jung Soo sshi sudah mabuk berat,” ucap Sakura sembari bersusah payah membawa lelaki itu keluar dari kedai untuk masuk mobil.
            Lee Jung Soo sudah tidak memberontak seperti tadi. Dia sepenuhnya sudah tidak sadarkan diri. Sakura bergegas mengemudikan mobil Lee Jung menuju apartemen Lee Jung Soo. Dia memang masih gemetaran memegang kemudi namun di hilangkannya rasa takut itu. Dia berkewajiban untuk segera mengantarkan aktor itu ke apartemennya.

            Dengan susah payah Sakura membawa Jung Soo ke kamarnya. Mudah baginya untuk membawanya masuk ke dalam apartemen karena Park Hyo Joo sudah memberi tahu kode apartemen itu terlebih dulu pada Sakura. Sakura melepaskan sepatu dan jas Lee Jung Soo dan tanpa sengaja dia menyentuh dahi lelaki itu ketika berusaha melepas dasi aktor itu. Dahi itu sangat panas, dan Sakura tahu bahwasannya lelaki itu sedang demam. Sakura yang hendak pergi setelah mengantar aktor itu pulang jadi mengurungkan niatnya.
            Diambilnya handuk kecil di kamar mandi itu dan air dalam baskom. Dia pun segera mengompres dahi lelaki itu. Dia tak tahu sampai kapan harus menungguinya hingga demamnya turun. Tapi, dia tetap mencoba untuk menunggui Lee Jung Soo hingga demamnya turun.

Pagi menjelang dan terik sinar matahari membuat silau mata Lee Jung Soo. Dengan kepalanya yang masih pusing Lee Jung Soo mencoba untuk membuka matanya perlahan. Dirasakannya sesuatu tengah memberatkan dahinya, dan diambilnya dengan tanggannya ternyata sebuah handuk kecil yang basah bertengger disana. Dia mencoba untuk bangun dan tangannya menyentuh seseorang yang sedang tidur lelap dengan kursi di samping tempat tidurnya hingga orang itu pun ikut terbangun. Lee Jung Soo begitu terkejut dengan apa yang dilihatnya. Gadis itu mengucek matanya dan di dapatinya Lee Jung Soo yang sudah bangun. Dia tersenyum kecil seperti biasa. Tapi, lelaki itu hanya menatapnya dengan heran.
“Kenapa kau disini?” tanya Lee Jung Soo dengan terkejutnya. Dan apa yang mau kau lakukan?” tanya Lee Jung Soo lagi ketika Sakura mencoba menyentuh dahinya. Kali ini Lee Jung Soo tidak menggunakan bahasa formalnya lagi pada Sakura. Mungkin dia masih marah pada Sakura.
“Demam anda sudah turun. Baguslah,” ucap Sakura dengan senyum khasnya yang selalu membuat Lee Jung Soo merasa senang. Tapi, Lee Jung Soo sengaja tidak menunjukkannya. Dia hanya memperhatikan gadis di depannya itu. Kepala anda masih pusing..?” tanya Sakura ketika mendapati Lee Jung Soo memegangi keningnya.
Lee Jung Soo tidak menjawab pertanyaan Sakura. Dia hanya mengangguk pelan.
“Bangunlah dan cuci wajah anda. Akan ku buatkan sup untuk anda,” kata Sakura.
Sekali lagi Lee Jung Soo hanya mengikuti perkataan gadis itu tanpa berkomentar apapun. Pikirannya masih menerawang mencari jawaban dari pertanyaannya sendiri kenapa gadis itu bisa berada di apartemennya dan sedang apa gadis itu di sana. Dia mencoba mengingat-ngingat apa yang telah terjadi semalam.
            Sup sudah tersedia di meja lengkap dengan bubur yang di masak gadis itu. Lee Jung Soo duduk di meja makan dan masih memperhatikan Sakura yang bolak-balik ke dapur untuk mengambil peralatan makan. Kini mereka pun berhadapan bersama di meja makan.
“Kau... kenapa bisa ada di sini?” tanyanya lagi dengan bahasa yang tak formal.
“Oh, aku mendapat telpon dari Hyo Joo oppa. Semalam anda mabuk berat karena Hyo Joo oppa sedang ada kepentingan, dia memintaku untuk membawa anda pulang,”
“Oh begitu,” ucap Lee Jung Soo. Kemudian dia teringat akan percakapannya dengan gadis sebelum jatuh pingsan karena mabuk. “Tapi, seingatku aku mengingat seseorang yang menolongku bernama Sakura. Meskipun aku tidak begitu ingat jelas wajahnya,”
“Ah, ma’af itu nama Jepangku. Saat kau bertanya siapa aku, spontan aku menjawab Sakura. Aku lupa kalau kau mengenalku dengan sebutan Jenny,” jelas Sakura.
“Oh, Sakura nama Jepangmu. Aku ingat juga pernah mendengar itu saat kau pertama kali memperkenalkan dirimu waktu mengantarkan baju ke apartemenku. Nana juga pernah memberitahuku, tapi semalam aku tidak ingat,” ucap Lee Jung Soo sembari menyantap bubur dan sup di depannya. Setelah membawaku pulang, kenapa kau tidak pulang?” tanyanya lagi.
“Emm.. semalam anda demam. Jadi, aku bermaksud untuk pulang setelah demam anda turun. Tapi, aku malah ketiduran dan tidak tahu kalau sudah pagi,”
“Oh.. begitu,” ucap Lee Jung Soo yang masih memperhatikan Sakura yang menyantap makanannya. Gadis itu masih tampak cantik seperti biasa meskipun belum menggunakan make up. Kecantikannya sangat natural, hingga tanpa make up apapun meskipun baru bangun tidur gadis itu masih terlihat cantik.

Sakura merasa bahwa ada yang memperhatikannya. Dan prasangkanya benar ketika dia melihat Lee Jung Soo tengah menatapnya. Dan seketika itu mata mereka saling bertemu. Tapi, Lee Jung Soo cepat-cepat mengalihkan pandangannya pada makanan yang belum di habiskannya. Dengan menunduk dia bertanya lagi pada Sakura.
“Kau... kenapa mau menolongku?
Sakura hanya tersenyum dan berkata :”Anda temanku...,”. Sakura menyadari bahwa lelaki itu kini tak menggunakan bahasa formal lagi kepadanya. Tapi, dia tak menghiraukan hal itu.
“Maksudmu?”
“Anda teman Eun Jung bukan?” tanya Sakura pada Lee Jung Soo. Lee Jung Soo tak menjawab dan hanya mengangguk pelan. “Karena anda teman Eun jung berarti temanku juga,” ucapnya dengan senyum simpul seolah tak perbah terjadi masalah apapun antara dirinya denga n Lee Jung Soo.
”Kau tidak marah padaku?  Maksudku setelah kejadian saat itu, aku sudah membentakmu. Tapi kau......?”tanyanya dengan malu-malu.
“Aku sudah melupakannya. Memang aku ketakutan saat itu melihat anda meninggikan suarakepadaku. Tapi, aku tahu itu semua bukan salah anda. Aku yang salah dan aku minta ma’af akan itu.,” ucap Sakura.
Lee Jung Soo lagi-lagi hanya terdiam dan memandangi gadis itu dalam diam. Kenapa begitu mudahnya terucap ma’af dari bibir gadis itu. Padahal itu sepenuhnya bukan kesalahannya. Tapi, dia segera pura-pura tidak memperhatikan gadis itu lagi ketika gadis itu beralih menatapnya.
“Kalau boleh tahu apakah Eun Jung menceritakan sesuatu tentangku padamu?” tanya Lee Jung Soo tiba-tiba.
Sakura begitu terkejut mendengar pertanyaan itu. Dia buru-buru menggeleng untuk menjawabnya dia tidak ingin lelaki itu tahu bahwa dirinya sedikit mengetahui tentang masa lalu lelaki itu dan penyebab lelaki itu memusuhi orang tuanya. Dia hanya ingin menjaga hubungan baik dengan lelaki di depannya itu. Terlebih semua itu atas permintaan Kim Eun Jung beberapa waktu lalu.

“Sakura ah.. aku mohon padamu baik-baiklah dengan Jung Soo. Dia sungguh lelaki yang sangat malang di dunia ini. Betapapun aku membencinya atas kematian Seo Young aku juga tidak bisa membebankan itu kepadanya. Karena sesungguhnya dia tidak bersalah apapun. Dia pernah menjadi sahabatku Sakura meski kini hubungan kami tak sebaik ketika Seo Young masih hidup. Karena itu, aku minta padamu untuk bersikap baiklah padanya. Sesungguhnya dia orang yang sangat baik jika saja kau mengenalnya lebih dekat. Dia bersikap seperti itu hanya untuk bertahan dari kesakitan yang di terimanya dari orang-orang yang dicintainya,”
Perkataan Kim Eun Jung waktu itu mengingatkan Sakura bahwa dia harus bisa mengerti bagaimanapun dingin dan kasarnya sikap lelaki di hadapannya itu. Dan dia pun berjanji untuk melakukan apa yang di minta oleh Kim Eun Jung. Seberapa banyak pun Sakura memperhatikan lelaki itu, Sakura masih tidak mempercayai bahwa lelaki itu menyimpan kesedihan yang mendalam dalam hatinya.

Sakura segera membuyarkan lamunannya ketika dia mendapati Lee Jung Soo memperhatikan sikapnya yang tiba-tiba diam sendiri sedari tadi.
“Emm.. apa aku boleh meminjam kamar mandi anda? tanya Sakura malu-malu. Sebentar lagi waktunya kita berangkat kan? Kalau aku pulang dulu kurasa waktunya tidak akan cukup,”
Lee Jung Soo mendongak dan melihat gadis yang berbicara padanya itu. “Ya, tentu saja,” ucap Lee Jung Soo kali ini dengan tersenyum kecil. “Sebentar lagi aku juga akan bersiap. Kau mau berangkat bersamaku?” ajaknya pada Sakura.
Sakura yang hendak pergi ke kamar mandi pun menyahutinya : “Apa tidak apa-apa..?” tanyanya.
“Iya, tidak apa-apa. Aku tidak akan membentakmu lagi. Jadi jangan khawatir,” ucap Lee Jung Soo. Keduanya pun saling melemparkan senyum kecil. Setelah akhirnya Sakura menghilang dari hadapan Lee Jung Soo yang masih terduduk di meja makan.

            Usai mandi Sakura sudah tidak mendapati Lee Jung Soo duduk di meja makan lagi. Mungkin laki-laki itu sedang bersiap-siap untuk berangkat ke lokasi syuting bersamanya. Sementara menunggu Lee Jung Soo dia mengeluarkan kosmetiknya dari dalam tas kecilnya. Dia memoles tipis wajahnya dengan bedak dan memakai kosmetik yang senada dengan warna bibirnya. Ketika menyadari bahwa Lee Jung Soo tengah berdiri di hadapannya dan memperhatikannya dia langsung memasukkan semua alat kosmetiknya. Lee Jung Soo hanya tersenyum simpul melihat gadis itu tampak malu-malu karena ketahuan telah memoles wajahnya.
“Kau sudah siap? Ma’af membuatmu menunggu,” ucap Sakura dengan malu-malu.
“Iya tak apa,”
            Mereka pun berangkat ke lokasi syuting bersama. Tapi, sebelumnya Lee Jung Soo mengajak Sakura pergi ke suatu tempat.
“Kenapa kita pergi kesini?” tanya Sakura ketika Lee Jung Soo mendaratkan mobilnya di sebuah toko baju.
“Masuklah,” ucap Lee Jung Soo. “Aku tidak mau kau berangkat kerja dengan baju seperti itu,” ucap Lee Jung Soo pada sakura dengan menunjuk baju Sakura yang setengah basah di beberapa bagian. Sakura memang sengaja membasahinya dengan air untuk mempersihkan bekas muntahan Lee Jung Soo yang mengenai bajunya semalam.
“Ah, ini tidak apa-apa...,”
“Aku pasti sangat merepotkanmu semalam. Dan aku tidak ingin berhutang padamu. Pilihlah satu baju untukmu,”
            Akhirnya Sakura pun memilih sebuah gaun santai seperti yang biasa di kenakannya saat bekerja. Dia melepas dan mengganti bajunya dengan yang baru. Meletakkan jas dan pakaian lamanya dalam tas baju yang baru. Dan segera menemui Lee Jung Soo yang berada di luar.
“Kau sudah selesai?” tanya Lee Jung Soo kepada Sakura. Dia terkejut melihat Sakura yang terlihat cantik dan cocok dengan baju barunya itu. Sakura memang terlihat cantik dengan pakaian apapun. Bahkan pakaian santai sekalipun jadi tak heran jika beberapa manajemen bahkan menawarinya untuk terjun ke dunia entertaintment. Tapi, Lee Jung Soo yang biasanya tidak lagi mempedulikan gadis itu, kini benar-benar menyetujui perkataan banyak orang atau teman-temannya bahwa dia memang memiliki penata rias yang tidak biasa.
Sakura yang tahu bahwa Lee Jung Soo kini tengah memandanginya segera memberikan jawaban. “Iya, aku sudah selesai. Ayo berangkat, nanti terlambat,”

            Syuting “Magical Of Love” berjalan dengan lancar meskipun Lee Jung Soo masih saja bersikap dingin padanya. Padahal Sakura sudah berusaha sebaik mungkin agar bisa menghadapi lelaki itu dengan sabar. Meskipun berulang kali tak dapat di pungkirinya bahwa Lee Jung Soo masih saja bersikap kasar dan dingin padanya. Terlebih lagi ketika Sakura hendak pulang di antarkan oleh Shin Il Woo, Lee Jung Soo yang mengendarai mobilnya dengan kencang itu hampir saja menyerempet Sakura jika saja Shin Il Woo tidak segera menarik tubuh Sakura. Sakura sungguh tidak mengerti dengan sikap Lee Jung Soo yang semakin hari malah semakin benci pada dirinya.

            Sementara itu Lee Jung Soo yang masih mengemudikan mobilnya itu merasa sangat bersalah. Tapi, dia juga tidak bisa mengendalikan kemarahannya. Dia tidak mau di kasihani oleh gadis itu. Terlebih ketika dia tahu bahwa gadis itu sudah mengetahui semua tentang masa lalu nya ketika dia tanpa sengaja mendengar percakapan antara Kim Eun Jung dan Sakura di telpon ketika dia hendak memasuki ruang rias.
“Kau harus baik-baik kepadanya?”
“Ya, aku kan lakukan itu Eun Jung. Aku juga kasihan kepadanya,”
            Itulah yang di dengarnya beberapa waktu lalu. Karena itu dia merasa sangat marah kepada gadis itu. Padahal dia juga ingin menghentikan sikap dinginnya pada gadis itu sejak gadis itu telah menolongnya beberapa waktu lalu. Tapi, setelah mendengar percakapan itu, dia mengurungkan niatnya.


0 comments:

Posting Komentar