Sejak peristiwa saat itu, Lee Jung Soo tidak pernah lagi memberi
tawaran untuk mengantar Sakura pulang. Dan itupun disadari oleh Sakura sendiri.
Sakura lebih sering pulang dengan naik bis. Dan beberapa kali menerima tawaran
diantarkan oleh manajer Lee Jung Soo atau dia juga diantarkan oleh teman
sekerjanya jika mereka pulang syuting terlalu malam. Begitu pula malam ini, dia
sudah menerima ajakan Shin Il Woo, kameraman yang bekerja dalam syuting film
yang di bintangi oleh Lee Jung Soo karena Park Hyo Joo tidak bisa mengantarnya
pulang. Tapi, tiba-tiba Park Hyo Joo menghubunginya.
“Ada apa Hyo Joo oppa?” tanyanya.
“Ah, Jenny, kau sudah pulang?”
“Em, iya sebentar lagi aku akan pulang dengan Shin Il Woo,”
“Bolehkah aku meminta bantuanmu?”
“Bantuan apa?”
“Lee Jung Soo sedang mabuk berat di kedai tempat yang pernah kita
datangi waktu itu. Kau tau kan?”
“Ah, iya aku tahu,”
“Aku minta tolong kau bisa membawanya pulang ke apartemennya,
soalnya aku sedang ada urusan mendadak,”
“Ah, tapi Hyo Joo oppa...,”
“Aku tahu hubunganmu dengan Jung Soo sedang tidak baik beberapa
hari ini meskipun aku tidak tahu apa masalahnya. Tapi, aku hanya bisa minta
tolong kepadamu. Aku mohon untuk saat ini, tolonglah dia, ya?” pinta Park Hyo
Joo.
“Ah, baiklah,”
“Baiklah kalau begitu Jenny sshi. Oh, ya dia bawa mobil, kau bisa
mengemudikannya kan?”
“Ap...apa?”
“Kau tidak bisa?”
“Ah... ak...aku,” ucap Sakura terbata-bata. Sebelum melanjutkan
kata-katanya. “Ak..aku bisa kok oppa. Jangan khawatir,”
“Ya, baiklah aku serahkan Jung Soo padamu. Ma’af telah merepotkan
Jenny sshi dan terima kasih,”
Sakura
membatalkan janjinya dengan Shin Il Woo untuk pulang bareng bersamanya. Dia
bergegas pergi kedai tempat Lee Jung Soo berada sebelum malam semakin larut.
Dan bus untuk kesana sudah sulit untuk didapatkan. Dia berjalan menuju kedai yang
cukup besar itu dan masuk ke dalamnya. Dia mendapati Lee Jung Soo yang tengah
tergeletak di meja dengan berbotol-botol soju kosong di depannya.
“Jung Soo sshi..,” ucap Sakura.
“Kau siapa?” ucap Lee Jung Soo dengan tanpa sadar akibat mabuk.
“Aku Sakura, ayo kita pulang Jung Soo sshi,”
“Aku tidak mau pulang. Aku masih ingin minum,”
“Tapi, Jung Soo sshi sudah mabuk berat,” ucap Sakura sembari
bersusah payah membawa lelaki itu keluar dari kedai untuk masuk mobil.
Lee Jung Soo
sudah tidak memberontak seperti tadi. Dia sepenuhnya sudah tidak sadarkan diri.
Sakura bergegas mengemudikan mobil Lee Jung menuju apartemen Lee Jung Soo. Dia
memang masih gemetaran memegang kemudi namun di hilangkannya rasa takut itu.
Dia berkewajiban untuk segera mengantarkan aktor itu ke apartemennya.
Dengan susah
payah Sakura membawa Jung Soo ke kamarnya. Mudah baginya untuk membawanya masuk
ke dalam apartemen karena Park Hyo Joo sudah memberi tahu kode apartemen itu
terlebih dulu pada Sakura. Sakura melepaskan sepatu dan jas Lee Jung Soo dan
tanpa sengaja dia menyentuh dahi lelaki itu ketika berusaha melepas dasi aktor
itu. Dahi itu sangat panas, dan Sakura tahu bahwasannya lelaki itu sedang
demam. Sakura yang hendak pergi setelah mengantar aktor itu pulang jadi
mengurungkan niatnya.
Diambilnya handuk
kecil di kamar mandi itu dan air dalam baskom. Dia pun segera mengompres dahi
lelaki itu. Dia tak tahu sampai kapan harus menungguinya hingga demamnya turun.
Tapi, dia tetap mencoba untuk menunggui Lee Jung Soo hingga demamnya turun.
Pagi menjelang dan terik sinar matahari
membuat silau mata Lee Jung Soo. Dengan kepalanya yang masih pusing Lee Jung
Soo mencoba untuk membuka matanya perlahan. Dirasakannya sesuatu tengah
memberatkan dahinya, dan diambilnya dengan tanggannya ternyata sebuah handuk
kecil yang basah bertengger disana. Dia mencoba untuk bangun dan tangannya
menyentuh seseorang yang sedang tidur lelap dengan kursi di samping tempat
tidurnya hingga orang itu pun ikut terbangun. Lee Jung Soo begitu terkejut
dengan apa yang dilihatnya. Gadis itu mengucek matanya dan di dapatinya Lee
Jung Soo yang sudah bangun. Dia tersenyum kecil seperti biasa. Tapi, lelaki itu
hanya menatapnya dengan heran.
“Kenapa kau disini?” tanya Lee Jung Soo dengan terkejutnya. Dan
apa yang mau kau lakukan?” tanya Lee Jung Soo lagi ketika Sakura mencoba
menyentuh dahinya. Kali ini Lee Jung Soo tidak menggunakan bahasa formalnya
lagi pada Sakura. Mungkin dia masih marah pada Sakura.
“Demam anda sudah turun. Baguslah,” ucap Sakura dengan senyum
khasnya yang selalu membuat Lee Jung Soo merasa senang. Tapi, Lee Jung Soo
sengaja tidak menunjukkannya. Dia hanya memperhatikan gadis di depannya itu.
Kepala anda masih pusing..?” tanya Sakura ketika mendapati Lee Jung Soo memegangi
keningnya.
Lee Jung Soo tidak menjawab pertanyaan Sakura. Dia hanya
mengangguk pelan.
“Bangunlah dan cuci wajah anda. Akan ku buatkan sup untuk anda,”
kata Sakura.
Sekali lagi Lee Jung Soo hanya mengikuti perkataan gadis itu tanpa
berkomentar apapun. Pikirannya masih menerawang mencari jawaban dari pertanyaannya
sendiri kenapa gadis itu bisa berada di apartemennya dan sedang apa gadis itu
di sana. Dia mencoba mengingat-ngingat apa yang telah terjadi semalam.
Sup sudah
tersedia di meja lengkap dengan bubur yang di masak gadis itu. Lee Jung Soo
duduk di meja makan dan masih memperhatikan Sakura yang bolak-balik ke dapur
untuk mengambil peralatan makan. Kini mereka pun berhadapan bersama di meja
makan.
“Kau... kenapa bisa ada di sini?” tanyanya lagi dengan bahasa yang
tak formal.
“Oh, aku mendapat telpon dari Hyo Joo oppa. Semalam anda mabuk
berat karena Hyo Joo oppa sedang ada kepentingan, dia memintaku untuk membawa
anda pulang,”
“Oh begitu,” ucap Lee Jung Soo. Kemudian dia teringat akan
percakapannya dengan gadis sebelum jatuh pingsan karena mabuk. “Tapi, seingatku
aku mengingat seseorang yang menolongku bernama Sakura. Meskipun aku tidak
begitu ingat jelas wajahnya,”
“Ah, ma’af itu nama Jepangku. Saat kau bertanya siapa aku, spontan
aku menjawab Sakura. Aku lupa kalau kau mengenalku dengan sebutan Jenny,” jelas
Sakura.
“Oh, Sakura nama Jepangmu. Aku ingat juga pernah mendengar itu
saat kau pertama kali memperkenalkan dirimu waktu mengantarkan baju ke
apartemenku. Nana juga pernah memberitahuku, tapi semalam aku tidak ingat,”
ucap Lee Jung Soo sembari menyantap bubur dan sup di depannya. Setelah
membawaku pulang, kenapa kau tidak pulang?” tanyanya lagi.
“Emm.. semalam anda demam. Jadi, aku bermaksud untuk pulang
setelah demam anda turun. Tapi, aku malah ketiduran dan tidak tahu kalau sudah
pagi,”
“Oh.. begitu,” ucap Lee Jung Soo yang masih memperhatikan Sakura
yang menyantap makanannya. Gadis itu masih tampak cantik seperti biasa meskipun
belum menggunakan make up. Kecantikannya sangat natural, hingga tanpa make up
apapun meskipun baru bangun tidur gadis itu masih terlihat cantik.
Sakura merasa bahwa ada yang memperhatikannya. Dan prasangkanya
benar ketika dia melihat Lee Jung Soo tengah menatapnya. Dan seketika itu mata
mereka saling bertemu. Tapi, Lee Jung Soo cepat-cepat mengalihkan pandangannya pada
makanan yang belum di habiskannya. Dengan menunduk dia bertanya lagi pada
Sakura.
“Kau... kenapa mau menolongku?
Sakura hanya tersenyum dan berkata :”Anda temanku...,”. Sakura
menyadari bahwa lelaki itu kini tak menggunakan bahasa formal lagi kepadanya.
Tapi, dia tak menghiraukan hal itu.
“Maksudmu?”
“Anda teman Eun Jung bukan?” tanya Sakura pada Lee Jung Soo. Lee
Jung Soo tak menjawab dan hanya mengangguk pelan. “Karena anda teman Eun jung
berarti temanku juga,” ucapnya dengan senyum simpul seolah tak perbah terjadi
masalah apapun antara dirinya denga n Lee Jung Soo.
”Kau tidak marah padaku?
Maksudku setelah kejadian saat itu, aku sudah membentakmu. Tapi
kau......?”tanyanya dengan malu-malu.
“Aku sudah melupakannya. Memang aku ketakutan saat itu melihat anda
meninggikan suarakepadaku. Tapi, aku tahu itu semua bukan salah anda. Aku yang
salah dan aku minta ma’af akan itu.,” ucap Sakura.
Lee Jung Soo lagi-lagi hanya terdiam dan memandangi gadis itu
dalam diam. Kenapa begitu mudahnya terucap ma’af dari bibir gadis itu. Padahal
itu sepenuhnya bukan kesalahannya. Tapi, dia segera pura-pura tidak
memperhatikan gadis itu lagi ketika gadis itu beralih menatapnya.
“Kalau boleh tahu apakah Eun Jung menceritakan sesuatu tentangku
padamu?” tanya Lee Jung Soo tiba-tiba.
Sakura begitu terkejut mendengar pertanyaan itu. Dia buru-buru
menggeleng untuk menjawabnya dia tidak ingin lelaki itu tahu bahwa dirinya
sedikit mengetahui tentang masa lalu lelaki itu dan penyebab lelaki itu
memusuhi orang tuanya. Dia hanya ingin menjaga hubungan baik dengan lelaki di
depannya itu. Terlebih semua itu atas permintaan Kim Eun Jung beberapa waktu
lalu.
“Sakura ah.. aku mohon padamu baik-baiklah dengan Jung Soo. Dia
sungguh lelaki yang sangat malang di dunia ini. Betapapun aku membencinya atas
kematian Seo Young aku juga tidak bisa membebankan itu kepadanya. Karena
sesungguhnya dia tidak bersalah apapun. Dia pernah menjadi sahabatku Sakura
meski kini hubungan kami tak sebaik ketika Seo Young masih hidup. Karena itu,
aku minta padamu untuk bersikap baiklah padanya. Sesungguhnya dia orang yang
sangat baik jika saja kau mengenalnya lebih dekat. Dia bersikap seperti itu
hanya untuk bertahan dari kesakitan yang di terimanya dari orang-orang yang
dicintainya,”
Perkataan Kim Eun Jung waktu itu mengingatkan
Sakura bahwa dia harus bisa mengerti bagaimanapun dingin dan kasarnya sikap
lelaki di hadapannya itu. Dan dia pun berjanji untuk melakukan apa yang di
minta oleh Kim Eun Jung. Seberapa banyak pun Sakura memperhatikan lelaki itu,
Sakura masih tidak mempercayai bahwa lelaki itu menyimpan kesedihan yang
mendalam dalam hatinya.
Sakura segera membuyarkan lamunannya ketika dia mendapati Lee Jung
Soo memperhatikan sikapnya yang tiba-tiba diam sendiri sedari tadi.
“Emm.. apa aku boleh meminjam kamar mandi anda? tanya Sakura
malu-malu. Sebentar lagi waktunya kita berangkat kan? Kalau aku pulang dulu
kurasa waktunya tidak akan cukup,”
Lee Jung Soo mendongak dan melihat gadis yang berbicara padanya
itu. “Ya, tentu saja,” ucap Lee Jung Soo kali ini dengan tersenyum kecil.
“Sebentar lagi aku juga akan bersiap. Kau mau berangkat bersamaku?” ajaknya
pada Sakura.
Sakura yang hendak pergi ke kamar mandi pun menyahutinya : “Apa
tidak apa-apa..?” tanyanya.
“Iya, tidak apa-apa. Aku tidak akan membentakmu lagi. Jadi jangan
khawatir,” ucap Lee Jung Soo. Keduanya pun saling melemparkan senyum kecil.
Setelah akhirnya Sakura menghilang dari hadapan Lee Jung Soo yang masih
terduduk di meja makan.
Usai mandi Sakura
sudah tidak mendapati Lee Jung Soo duduk di meja makan lagi. Mungkin laki-laki
itu sedang bersiap-siap untuk berangkat ke lokasi syuting bersamanya. Sementara
menunggu Lee Jung Soo dia mengeluarkan kosmetiknya dari dalam tas kecilnya. Dia
memoles tipis wajahnya dengan bedak dan memakai kosmetik yang senada dengan
warna bibirnya. Ketika menyadari bahwa Lee Jung Soo tengah berdiri di
hadapannya dan memperhatikannya dia langsung memasukkan semua alat kosmetiknya.
Lee Jung Soo hanya tersenyum simpul melihat gadis itu tampak malu-malu karena
ketahuan telah memoles wajahnya.
“Kau sudah siap? Ma’af membuatmu menunggu,” ucap Sakura dengan
malu-malu.
“Iya tak apa,”
Mereka pun
berangkat ke lokasi syuting bersama. Tapi, sebelumnya Lee Jung Soo mengajak
Sakura pergi ke suatu tempat.
“Kenapa kita pergi kesini?” tanya Sakura ketika Lee Jung Soo
mendaratkan mobilnya di sebuah toko baju.
“Masuklah,” ucap Lee Jung Soo. “Aku tidak mau kau berangkat kerja
dengan baju seperti itu,” ucap Lee Jung Soo pada sakura dengan menunjuk baju
Sakura yang setengah basah di beberapa bagian. Sakura memang sengaja
membasahinya dengan air untuk mempersihkan bekas muntahan Lee Jung Soo yang
mengenai bajunya semalam.
“Ah, ini tidak apa-apa...,”
“Aku pasti sangat merepotkanmu semalam. Dan aku tidak ingin
berhutang padamu. Pilihlah satu baju untukmu,”
Akhirnya Sakura
pun memilih sebuah gaun santai seperti yang biasa di kenakannya saat bekerja.
Dia melepas dan mengganti bajunya dengan yang baru. Meletakkan jas dan pakaian
lamanya dalam tas baju yang baru. Dan segera menemui Lee Jung Soo yang berada
di luar.
“Kau sudah selesai?” tanya Lee Jung Soo kepada Sakura. Dia
terkejut melihat Sakura yang terlihat cantik dan cocok dengan baju barunya itu.
Sakura memang terlihat cantik dengan pakaian apapun. Bahkan pakaian santai
sekalipun jadi tak heran jika beberapa manajemen bahkan menawarinya untuk
terjun ke dunia entertaintment. Tapi, Lee Jung Soo yang biasanya tidak lagi
mempedulikan gadis itu, kini benar-benar menyetujui perkataan banyak orang atau
teman-temannya bahwa dia memang memiliki penata rias yang tidak biasa.
Sakura yang tahu bahwa Lee Jung Soo kini tengah memandanginya
segera memberikan jawaban. “Iya, aku sudah selesai. Ayo berangkat, nanti
terlambat,”
Syuting “Magical
Of Love” berjalan dengan lancar meskipun Lee Jung Soo masih saja bersikap
dingin padanya. Padahal Sakura sudah berusaha sebaik mungkin agar bisa
menghadapi lelaki itu dengan sabar. Meskipun berulang kali tak dapat di
pungkirinya bahwa Lee Jung Soo masih saja bersikap kasar dan dingin padanya.
Terlebih lagi ketika Sakura hendak pulang di antarkan oleh Shin Il Woo, Lee
Jung Soo yang mengendarai mobilnya dengan kencang itu hampir saja menyerempet
Sakura jika saja Shin Il Woo tidak segera menarik tubuh Sakura. Sakura sungguh
tidak mengerti dengan sikap Lee Jung Soo yang semakin hari malah semakin benci
pada dirinya.
Sementara itu Lee
Jung Soo yang masih mengemudikan mobilnya itu merasa sangat bersalah. Tapi, dia
juga tidak bisa mengendalikan kemarahannya. Dia tidak mau di kasihani oleh
gadis itu. Terlebih ketika dia tahu bahwa gadis itu sudah mengetahui semua
tentang masa lalu nya ketika dia tanpa sengaja mendengar percakapan antara Kim
Eun Jung dan Sakura di telpon ketika dia hendak memasuki ruang rias.
“Kau harus baik-baik kepadanya?”
“Ya, aku kan lakukan itu Eun Jung. Aku juga kasihan kepadanya,”
Itulah yang di
dengarnya beberapa waktu lalu. Karena itu dia merasa sangat marah kepada gadis
itu. Padahal dia juga ingin menghentikan sikap dinginnya pada gadis itu sejak
gadis itu telah menolongnya beberapa waktu lalu. Tapi, setelah mendengar
percakapan itu, dia mengurungkan niatnya.
0 comments:
Posting Komentar