Sepulang dari lokasi syuting hari ini Sakura tidak pulang dengan
Shin Il Woo seperti biasanya. Akhir-akhir ini Sakura memang dekat dengan lelaki
yang sering mengantarnya pulang itu. Selain baik dan suka bercanda lelaki itu
juga hangat tak seperti Lee Jung Soo yang selalu bersikap dingin dan kasar
terhadapnya. Dia sudah berjanji akan pulang dengan Park Hyo Joo kali ini,
karena Park Hyo Joo bilang ada sesuatu yang ingin di bicarakannya. Mobil Park
Hyo Joo berhenti di sebuah Cafe dan mengajak Sakura untuk turun dan masuk ke
dalam Cafe.
“Jenny sshi...,”
“Em.. ya Hyo Joo oppa?” ucap Sakura yang memang sudah akrab betul
dengan Park Hyo Joo. Dan sebutan oppa, Park Hyo Joo sendirilah yang menyuruh
Sakura untuk memanggilnya seperti itu agar terlihat lebih akrab.
“Sebenarnya aku ingin membicarakan tentang sikap Jung Soo
akhir-akhir ini kepadamu. Apa kau masih belum tahu apa yang membuat dia
bersikap seperti itu kepadamu?,”
“Aku sama sekali tidak tahu Hyo Joo oppa. Kalau aku tahu, aku yang
salah aku pasti sudah minta ma’af kepadanya,”
“Ya, aku tahu Jenny sshi kau memang orang seperti itu. Sebenarnya
Lee Jung Soo marah karena dia tidak mau Jenny sshi mengasihaniya,”
“Maksud oppa? Mengasihani bagaimana?” tanya Sakura tidak mengerti
dengan maksud perkataan Park Hyo Jo.
“Beberapa waktu lalu dia bercerita padaku. Dia tidak sengaja
mendengar percakapan Sakura sshi dengan Eun Jung sshi di telepon. Dia mendengar
bahwa Sakura sshi akan melakukan apa yang di inginkan oleh Eun Jung sshi. Dia
juga mendengar bahwa Sakura bilang pada Eun Jung bahwa Sakura sshi merasa
kasihan terhadap dia. Apakah Sakura sshi sudah mengetahui semua tentang masalah
Lee Jung Soo, dan karena itu Sakura sshi mengasihaninya dan bersikap baik
padanya?”
“Ah.. itu... Ya sebenarnya aku sudah tahu semuanya. Eun Jung sudah
menceritakan cerita itu dari dulu padaku. Meskipun baru ku ketahui akhir-akhir
ini jika yang ada dalam ceritanya itu adalah Lee Jung Soo. Tapi, aku
benar-benar memperlakukannya dengan baik bukan hanya karena permintaan Eun Jung
ataupun hanya mengasihaninya. Itu karena................,” ucap Sakura tak
dapat melanjutkan penjelasan selanjutnya.
“Baiklah jika itu yang di pikirkan Sakura sshi, aku percaya. Mungkin Jung Soo hanya
salah paham, maklum dia sedang banyak masalah terlebih lagi dengan pertunangan
yang akan terpaksa harus dilakukannya sebelum dia berangkat ke Hongkong. Kalau
begitu aku akan mencoba menjelaskan kesalapahaman ini padanya agar setidaknya
dapat mengurangi sedikit beban dipikirannya,”
Sakura masih menyimak perkataan Park Hyo Joo. Dia jelas-jelas
mendengar Park Hyo Joo mengatakan beban dipikiran Lee Jung Soo. Apakah
akhir-akhir ini Lee Jung Soo memikirkan dan menganggap dirinya sebagai beban. “Hyo
Joo oppa, biarkan aku saja yang menjelaskannya,”ucapnya kemudian.
“Tapi.. Jenny sshi...,”
“Semuanya karenaku. Dia salah paham karenaku. Jadi sudah
sepantasnya aku yang menjelaskan padanya,”
“Tapi, apa tidak akan apa-apa denganmu. Dia bahkan sama sekali
tidak ingin berbicara padamu,”
“Hyo Joo oppa tak perlu khawatir. Aku pasti akan menjelaskan semua
itu kepadanya,”
Lee Jung Soo
berjalan menyusuri sungai Han. Tempat biasa dia menghabiskan waktu jika sedang jenuh.
Dia tahu beberapa kali Sakura mencoba mengajaknya untuk bicara lagi tapi dia
mengatakan bahwa dia sibuk. Terlebih lagi sejak Sakura sudah tidak lagi bekerja
sebagai penata riasnya karena Seo Kyung penata riasnya yang dulu sudah bekerja
kembali. Dia selalu mematikan ponselnya jika Sakura meminta bertemu untuk
membicarakan sesuatu.
Sebenarnya Lee
Jung Soo sangat merindukan gadis itu. Sudah beberapa bulan dia tidak bertemu
dengan gadis itu. Sejak dia pulang dari Hongkong beberapa waktu lalu. Dia juga pernah
menyerah saja dengan sikap dingin dan kasarnya pada gadis itu. Tapi, dia takut
melakukannya. Dia takut jika itu bisa membuatnya lemah, dan mengakui apa yang
tengah dirasakannya terhadap gadis itu akhir-akhir ini. Lee Jung Soo tahu bahwa
masalahnya dengan gadis itu hanyalah salah paham saja dan gadis itu telah
berbohong padanya. Gadis itu sudah menjelaskan beberapa kali sebelum dia
berangkat ke Hongkong tetapi Lee Jung Soo enggan mempercayainya.
Tidak..tidak..sebenarnya
dia percaya. Hanya saja dia tidak ingin mempercayainya. Dia hanya ingin
bersembunyi dibalik sikap dingin dan kasarnya itu agar dapat menyembunyikan
perasaan yang di mulai dirasakannya terhadap gadis itu. Dia tidak ingin
memikirkan hal itu sekarang, dia hanya ingin fokus membatu kakaknya untuk balas
dendam pada orang tuanya.
Seperti biasa
Sakura duduk termenung menikmati keindahan sungai Han di malam hari.
Akhir-akhir ini dia sering pergi kesana untuk menghabiskan waktunya dan
menghilangkan kejenuhannya. Daripada meneguk beberapa minuman keras yang malah
akan membuat kepalanya pusing dia lebih senang menghabiskan waktunya untuk
menikmati keindahan sungai Han.
Sebenarnya, tidak
ada masalah serius yang telah di hadapinya. Tapi, dia masih saja memikirkan
seseorang. Dia masih saja berusaha menghubungi orang itu meskipun orang itu
berulang kali tak meresponnya. Sakura tidak tahu mengapa dia selalu saja tidak
bisa berhenti memikirkan orang itu. Padahal, bukan urusannya lagi ketika jika
orang itu tidak mempercayai semua perkataannya. Tapi, entah mengapa Sakura
masih ingin memberi penjelasan dan menginginkan lelaki itu percaya pada semua
perkataannya.
Ketika Lee Jung
Soo berjalan di sepanjang sungai Han dia mendapati gadis yang pernah di
lihatnya di beberapa waktu lalu. Gadis yang memandang sungai Han dengan tatapan
mata kosong. Gadis yang beberapa kali merapikan rambutnya setiap kali angin
malam menerbangkan beberapa helai rambutnya. Gadis itu masih saja duduk seperti
biasanya. Kini dapat dilihatnya dengan jelas punggung gadis itu karena Lee Jung
Soo berdiri tak jauh darinya.
Semuanya masih tetap sama seperti waktu itu,
hanya saja kali ini gadis itu tak mengenakan jasnya. Dia hanya memakai pakaian
kemeja tipis dengan rok kotak-kotak yang dengan jelas dapat dilihatnya meskipun
Jung Soo tak tahu betul apa warna rok nya itu. Lee Jung Soo semakin mendekat
karena penasaran dengan gadis itu. Tapi, dia begitu terkejut ketika gadis itu
berdiri dan berbalik untuk meninggalkan tempatnya itu. Lee Jung Soo lebih
terkejut lagi ketika mendapati siapa sebenarnya gadis yang telah membuatnya
penasaran beberapa waktu lalu itu. Dan seperti dugaan spekulasinya waktu lalu
bahwa gadis itu adalah Sakura. Tapi, dia masih tidak percaya jika spekulasinya
itu tenyata benar.
“ Jung.. Soo..sshi...,” ucap Sakura ketika terkejut melihat Lee
Jung Soo tiba-tiba berdiri tak jauh darinya berdiri. Dia bisa melihat dengan
jelas wajah lelaki yang sedari tadi berada dalam pikirannya itu. Dia masih
tidak bisa mempercayai bahwa lelaki yang berada di hadapannya itu benar Lee Jung
Soo.
Tapi, Lee Jung Soo yang melihat Sakura malah
bergegas pergi dan hendak meninggalkan Sakura yang sedang mematung memandangi
dirinya itu. Tapi tiba-tiba dia menghentikan langkahnya ketika sebuah tangan
dingin yang dengan jari-jari yang lebih kecil dari jari tangannya itu memegang
erat pergelangan tangannya.
“Tunggu Jung Soo sshi...,”
“Ada apa? Kita sudah tidak ada urusan apapun lagi kan?” ucap Jung
Soo pada Sakura yang kini berbalik dan tak memunggungi gadis itu lagi.
“Aku tidak tahu apa yang membuat Jung Soo sshi masih marah padaku.
Jika Jung Soo sshi masih tidak percaya dengan penjelasanku waktu itu tak apa.
Tapi.. tidakkah kita bisa berteman seperti sebelumnya?”
“Kenapa? Kenapa aku harus menjadi temanmu. Kita bukan teman
sebelumnya bukan. Oh.. tidak apakah karena Eun Jung adalah temanku makanya kau
juga ingin menjadi temanku. Ataukah karena kau tidak enak dengan Nana hingga
kau bersikap baik padaku?” bentak Jung Soo.
“Jung Soo sshi.. aku benar-benar minta ma’af karena membohongimu
waktu itu. Aku benar-benar tidak berteman denganmu hanya karena aku
mengasihanimu tapi aku memutuskan berteman denganmu karena.........,” Sakura
tak dapat melanjutkan kata-katanya karena air matanya mulai beruarai. Entah
kenapa air mata itu tiba-tiba jatuh. Apakah karena dia sedang merasa sedih atau
karena angin yang beberapa kali menerbangkan rambutnya hingga menyentuh matanya
dan membuatnya pedih hingga air mata itu akhirnya terjatuh.
“Karena apa...? Aku sudah tidak mau berteman denganmu lagi,” Lee
Jung Soo pun langsung pergi meninggalkan Sakura yang masih mematung disana.
“Apakah aku harus kehilangan temanku lagi,” desah Sakura dalam
hati. Dia masih mematung dan terduduk lemas karena kakinya tak mampu lagi
menopang tubuhnya. Dia tidak percaya bahwa kebohongan kecil yang di
sembunyikannya dari lelaki itu malah membuat lelaki itu marah besar. Dia tahu
lelaki paling tidak suka jika teman wanitanya mengetahui kelemahannya. Karena
itulah Sakura menyembunyikannya, dia hanya ingin leleki itu bersikap wajar pada
Sakura. Tapi, tidak di sangkanya bahwa reaksi lelaki itu terlampau berlebihan.
Sementara itu
disisi lain Kim Tae Young masih tidak mempercayai hasil chek up yang di
lakukannya di rumah sakit tadi pagi. Dia masih memegang hasil itu dan dia masih
enggan untuk percaya bahwa dia mempunyai penyakit sama seperti yang di derita
oleh ibunya. Karena itukah dia merasa sering merasa sakit. Tapi, dia menolak
usulan dokter untuk melakukan kemoterapi sebelum kankernya menyebar. Menurutnya
belum sekarang dia harus melakukan perawatan. Dia harus segera mengurus
beberapa bukti lagi yang bisa menguatkan tuntutannya terhadap ayah Lee Jung Soo
di pengadilan nanti.
Sebenarnya yang
dikhawatirkannya bukanlah masalah penyakitnya. Atau beberapa kali dia terjatuh
karena tidak kuat menahan rasa sakitnya. Sementara ini dia bisa menahan rasa
sakit itu dengan meminum obat yang telah di rekomendasikan oleh dokternya. Yang
menjadi kekhawatirannya adalah bagaiman jika adiknya tahu kalau dia selama ini
sedang menyembunyikan penyakitnya pada adiknya. Terlebih lagi untuk
memberitahunya bahwa dia tengah mengidap penyakit yang telah merengut nyaba ibu
tercinta mereka.
“In Jung... bagaimana kakak harus memberi tahumu tentang hal ini,”
desahnya. Tidak sebaiknya aku tetap menyembunyikannya, saat ini belum tepat untuk
memberitahukan hal itu pada In Jung juga Jung Soo,” pikirnya.
0 comments:
Posting Komentar