Kim Tae Young tahu apa penyakit yang telah di
deritanya. Dia menolak untuk melakukan kemoterapi waktu. Tapi, rasa sakit itu
kini semakin tidak bisa di tahannya. Terlebih lagi dia juga tidak bisa
menyembunyikan semua itu dari adiknya tercinta Kim In Jung, terus menerus. Hari
ini dia harus menginap di rumah sakit dan memulai kemoterapinya. Tak ada yang
bisa di hubunginya untuk memberi tahu kepada adiknya bahwa dia ada di luar kota
untuk kerja. Akhirnya di telponnya Lee Jung Soo dan disuruhnya untuk menjaga
adiknya jika adiknya kembali selama dia di rumah sakit.
Lee Jung Soo
segera pergi ke rumah sakit setelah mendapat telpon dari Kim Tae Young. Dia
memang tahu kondisi sepupunya itu memang tidak begitu baik akhir-akhir ini. Dia
pun tahu penyakit apa yang tengah di derita oleh sepupunya setelah Kim Tae
Young memberitahukannya beberapa waktu lalu. Namun, Kim Tae Young melarang Lee
Jung Soo untuk memberitahukan keadaannya pada Kim In Jung. Hingga saat yang
tepat dia sendirilah yang akan memberitahu adiknya itu. Adiknya sedang magang
di suatu rumah sakit saat ini dan dia tidak ingin membebani pikiran adiknya
dengan penyakit yang di deritanya.
“Kau mau kemana?” tanya Seo Kyung yang hendak memulai riasannya.
Tapi, lelaki itu malah mengambil jas nya dan pergi.
“Aku mau pergi ke suatu tempat dulu. Aku akan memberi tahu hyung
nanti,” ucapnya pada Seo Kyung.
Park Hyo Joo
lagi-lagi mendapat amukan dari sutradara lagi karena Lee Jung Soo terlambat
datang usai makan siang. Dia memang sudah memberi tahu Park Hyo Joo kalau tadi
akan mengunjungi kakaknya yang hendak ceck in di rumah sakit. Tapi, dia tidak menyangka
bahwa akan seterlambat ini. Tapi, tiba-tiba sebuah mobil putih berhenti tepat
di depannya.
“Hyung tolong parkirkan mobilku,” pinta Lee Jung Soo pada Park Hyo
Joo yang telah berdiri di samping mobilnya. Aku harus segera syuting kan?”
ucapnya dengan senyum tanpa dosa.
Sakura begitu
cemas mendapati Lee Jung Soo masih belum kembali ke lokasi syuting. Padahal dia
menyuruh Sakura untuk datang ke lokasi syuting hari ini. Tapi, lelaki itu malah
tak nampak batang hidungnya padahal dia sudah membawakan makan siang untuk
lelaki itu. Biasanya setiap kali pergi kemanapun Lee Jung Soo selalu memberi
tahu Sakura. Tapi kali ini Lee Jung Soo tak mengatakan apapun.
Rasa khawatirnya
menghilang ketika dia sudah mendapati Lee Jung Soo yang sudah berada di lokasi
syuting untuk segera melakukan pekerjaannya yakni berakting. Lee Jung Soo
sempat melihat Sakura yang berdiri beberapa meter dari lokasi dan tersenyum
simpul ke arahnya. Tapi, gadis itu tak memberinya senyum balik seperti
biasanya. Dia hanya berdiam di sana dan mengawasinya.
Setelah take
beberapa adegan saatnya bagi Lee Jung Soo untuk berganti kostum. Seperti biasa
dia akan sangat senang karena Sakura yang akan melakukan untuknya lagi. Itulah
sebenarnya alasan kenapa Lee Jung Soo menyuruh gadis itu datang. Sambil memakan
makanan yang telah di bawakan Sakura di kesibukannya berganti kostum Lee Jung
Soo memberikan penjelasan pada wanita yang kini cemberut padanya itu.
“Aku pergi menemui hyung di rumah sakit. Kau tahu kan hyungku, Tae
Young yang sering ku ceritakan padamu,” ucapnya dengan memandangi gadis yang
terdiam di depannya itu.
“Iya,” ucap Sakura.
“Dia akhirnya mau di kemoterapi. Dan aku membantunya untuk
mengurus administrasinya. Kau marah?”
“Tidak, kenapa harus marah? Aku hanya kecewa kau tidak memberitahuku
kemana kau pergi. Aku khawatir sesuatu terjadi padamu seperti saat itu,”
“Jangan khawatir yang seperti itu tidak akan terjadi lagi. Oh, ya
selesai syuting aku akan menemani hyung di rumah sakit sebelum dia di pindahkan
ke ruang steril. Kau mau ikut?”
“Apa boleh?”
“Ya, tentu. Aku sangat ingin memperkenalkanmu padanya. Dia juga
sangat penasaran dan ingin bertemu denganmu,”
“Iya, baiklah,”
Seperti janjinya,
Lee Jung Soo mengajak Sakura untuk menemui kakak sepupunya Kim Tae Young di
rumah sakit. Mereka berjalan di sepanjang koridor menuju kamar Tae Young. Tapi,
tiba-tiba Sakura melihat seseorang yang sangat di kenalnya di sana. Dan dia
memutuskan untuk mengikuti orang itu. Sementara itu, Lee Jung Soo kebingungan
mencari Sakura yang tadi berjalan di belakangnya tiba-tiba kini sudah
menghilang. Seketika itu, ponselnya berbunyi dan tertera nama Jenny di
walpapernya.
“Jenny sshi... kau dimana?”
“Em.. Jung Soo sshi ma’af aku pergi sebentar. Ada seseorang yang
ku kenal dan aku ingin menemuinya. Kau bisa berangkat lebih dulu, nanti aku
akan menyusul,”
“Ah, baiklah kalau begitu. Sampai jumpa nanti,”
“Ya...,”
Lee Jung Soo tiba
di depan pintu kamar bernomor 203 itu. Dia membuka pintu perlahan takut
mengganggu kakanya yang berada di dalam. Mungkin kakaknya kini tengah
beristirahat, pikirnya. Karena itu dia akan masuk diam-diam. Tapi, tidak
seperti dugaannya kakaknya malah menghabiskan waktunya untuk membaca beberapa
dokumen yang dia tahu itu pasti tentang kasus-kasusnya.
“Kau sedang apa?” tanya Lee Jung Soo yang dengan sigap mengambil
kertas-kertas yang berserakan di tempat tidur Kim Tae Young. Kakaknya yang
sangat di sayanginya itu tak lagi ceria seperti biasanya. Wajahnya begitu
pucat, dengan selang infus yang bertengger di tangannya yang terhubung dengan
cairan yang berdiri tegap dengan di topang oleh tiang besi di sebelah kanan
ranjang kakaknya.
“Ah, kau datang,”
“Sudah ku bilang kau harus istirahat,” ucap Lee Jung Soo sembari
masih membereskan berkas-berkas itu dan meletakkannya di sofa.
“Aku hanya sedikit bosan,”
“Beristirahatlah...,”
“Kau ini memangnya aku anak kecil yang harus tiduran terus kalau
sakit,” ucap Tae Young dengan terkekeh kecil melihat adik sepupunya itu
mengkhawatirkannya. Kau tidak perlu khawatir. Oh, katamu kau membawa bersama
seseorang kesini. Siapa pacarmu?”
“Bukan Jenny, yang sering ku ceritakan padamu,”
“Oh, teman wanitamu itu,”
“Sudah ku bilang dia bukan teman wanitaku. Dia hanya sahabatku
kerjaku,”
“Benarkah? Kau mungkin bisa mengatakan begitu dengan mulutmu.
Tapi, kau tidak akan pernah bisa menyembunyikan apapun dariku. Kau tidak pandai
berbohong. Kau tahu kan?”
“Apa maksud hyung...,”
“Kau menyukainya...,”
“Siii....siiiiapa?”
“Siapa lagi kalau bukan dia. Jenny.. desainer plus penata riasmu
sementaramu dulu. Benarkan?”
Lee Jung Soo terlihat malu-malu. Dia segera
mengalihkan pembicaraan ke hal yang lainnya. Dan ketika dia mendapati air panas
di yang tersedia sudah habis dia pamit kepada hyungnya untuk bergegas mengisi
ulang air itu. Itu juga salah satu caranya untuk menghindari kakaknya yang
telah mengetahui perasaannya pada Jenny. Dia tahu kakaknya itu memang tidak
mudah untuk dia bohongi. Dia tahu apapun tentang dirinya, tentang kebiasaannya,
kesukaannya ataupun hal-hal lainnya. Meskipun bukan saudara kandung dia tahu
pasti apapun tentang Jung Soo.
Sakura memegang bahu gadis itu ketika dia benar-benar yakin bahwa
dia mengenal gadis itu.
“Rizuki-chan....,” sapanya dengan bahasa Jepang pada gadis itu
ketika gadis itu menghentikan langkah kakinya. Nama itu, sudah lama sekali dia
tidak mendengar nama Jepangnya. Karena sejak pindah kewarganegaaraan menjadi
warga Korea dia juga merubah namanya. Dia bertanya-tanya siapa yang memanggil
itu? Akankah seseorang yang di kenalnya dari Jepang. Atau....Dia begitu
penasaran ingin mengetahui siapa yang tengah menepuk bahunya dan memanggil
namanya itu. Dia melihat siapa wanita yang berdiri di hadapannya. Dia pun
terpekik kaget.
“Oneesan.....” ucapnya tak percaya dengan siapa yang dilihatnya
itu. Sakura oneesan....??” tegasnya lagi.
“Ya, ini aku. Lama tidak bertemu....,” ucap Sakura.
Sakura
berbincang-bincang dengan Rizuki sejenak. Mereka saling melepas kerinduan dan
bercerita tentang keadaan masing-masing. Sakura menceritakan tentang mengapa
dia bisa berada di korea. Begitu pula dengan Rizuki. Dia juga melakukan hal
yang sama.
“Oneesan, ma’af aku tidak bisa lama-lama. Aku sedang magang di
rumah sakit lain soalnya. Di sini aku cuman menggantikan temanku untuk
sementara karena dia sedang ada urusan,” jelas Rizuki.
“Ah, ya baiklah tak apa. Aku juga kesini mau menjenguk teman,”
ucap Sakura.
“Baiklah kalau begitu. Rizuki memberikan secarik kertas kecil yang
bertuliskan alamat rumah dan dua buah nomor handphone pada Sakura. “Ini alamat
rumah kami di korea oneesan. Oneesan boleh main kesana kalau ada waktu. Oniisan
akan sangat senang jika oneesan bisa mampir,” ucapnya pada Sakura.
Sakura mematung
memandangi kertas kecil itu. Dia hanya diam dan melambaikan tangannya serta
senyum simpulnya ketika mengantar kepergian Rizuki. Setelah Rizuki sudah
menghilang dari hadapannya pun dia masih memandangi kertas itu. Dia mematung di
tempat, seolah kakinya tak mampu lagi di gerakkan. Terasa begitu lemas hingga
tak mampu menopang tubuhnya. Dan akhirnya terjatuh dan duduk bersimbuh. Dia
menangis, meneteskan airmatanya pada kertas kecil yang di pegangnya itu.
“Sudah lama sekali Takagi-kun. Akhirnya aku bisa menemukanmu,”
pikirnya dalam hati.
Dalam kondisi
yang sangat kacau ini, Sakura tidak ingin menemui Lee Jung Soo. Dia mengambil
ponselnya dan memberi tahu laki-laki itu bahwa dia tidak bisa datang dan
beralasan bahwa dia sedang ada urusan. Padahal, Sakura hanya ingin segera
mengunjungi alamat yang di pegangnya itu. Dia ingin segera memastikan bahwa
laki-laki yang dirindukannya itu ada di sana. Dia meminta ma’af kepada Lee Jung
Soo karena membatalkan janjinya untuk bertemu kakak sepupu Lee Jung Soo. Dan
dia berjanji akan menebusnya besok. Dia akan menemui kakak sepupu Lee Jung Soo
besok dan akan menemui Lee Jung Soo pula di rumah sakit.
Lee Jung Soo
menutup ponselnya dengan perasaan kecewa. Dengan rasa bersalah dia
memberitahukan kepada Kim Tae Young jika Jenny tidak bisa datang karena urusan
mendadak. Dan dia berjanji akan datang besok.
“Tak, apa. Mungkin dia benar-benar sedang ada urusan penting,”
ucap Kim Tae Young.
“Iya, hyung. Tapi, dia tidak mau mengatakannya padaku. Aku jadi
kesal,”
“Kenapa kau kesal? Bukannya kau bilang tidak ada hubungan apapun
di antara kalian?”
“Bagaimana mungkin aku tidak kesal? Dia juga bersikap yang sama
denganku jika aku tidak memberitahunya kalau aku melakukan hal yang sama,”
“Itu berarti hubungan kalian tidak bisa di anggap hanya hubungan
biasa,”
“Benarkah? Aku hanya khawatir dengannya. Aku tahu dia sangat jadi
dia bisa melindungi dirinya sendiri. Tapi... aku tetap merasa khawatir,”
“Itu berarti kau mulai menyukainya. Benarkah dia bisa bela diri?
Katamu dia itu gadis yang sangat feminim kenapa dia bisa bela diri? Aku jadi penasaran
seperti apa rupa gadis itu,”
Akhirnya Lee Jung
Soo pun menceritakan semuanya pada Kim Tae Young. Tentang Jenny, dan peristiwa
yang terjadi dua minggu yang lalu ketika gadis itu menolongnya dari para
pencopet. Dia pun merasa begitu malu karena harus dilindungi oleh seorang
gadis. Tapi, apa boleh buat dia tidak ingin mati babak belur di pukuli
preman-preman itu. Sementara itu Kim Tae Young yang mendengar cerita Lee Jung
Soo itu tertawa.
“Gadis.. itu.. mengingatkanku padamu...,” desah Kim tae Young dalam
hati.
0 comments:
Posting Komentar