Senin, 09 Juli 2018

Enam Belas

Edit Posted by with No comments


Kim Tae Young tahu apa penyakit yang telah di deritanya. Dia menolak untuk melakukan kemoterapi waktu. Tapi, rasa sakit itu kini semakin tidak bisa di tahannya. Terlebih lagi dia juga tidak bisa menyembunyikan semua itu dari adiknya tercinta Kim In Jung, terus menerus. Hari ini dia harus menginap di rumah sakit dan memulai kemoterapinya. Tak ada yang bisa di hubunginya untuk memberi tahu kepada adiknya bahwa dia ada di luar kota untuk kerja. Akhirnya di telponnya Lee Jung Soo dan disuruhnya untuk menjaga adiknya jika adiknya kembali selama dia di rumah sakit.
            Lee Jung Soo segera pergi ke rumah sakit setelah mendapat telpon dari Kim Tae Young. Dia memang tahu kondisi sepupunya itu memang tidak begitu baik akhir-akhir ini. Dia pun tahu penyakit apa yang tengah di derita oleh sepupunya setelah Kim Tae Young memberitahukannya beberapa waktu lalu. Namun, Kim Tae Young melarang Lee Jung Soo untuk memberitahukan keadaannya pada Kim In Jung. Hingga saat yang tepat dia sendirilah yang akan memberitahu adiknya itu. Adiknya sedang magang di suatu rumah sakit saat ini dan dia tidak ingin membebani pikiran adiknya dengan penyakit yang di deritanya.
“Kau mau kemana?” tanya Seo Kyung yang hendak memulai riasannya. Tapi, lelaki itu malah mengambil jas nya dan pergi.
“Aku mau pergi ke suatu tempat dulu. Aku akan memberi tahu hyung nanti,” ucapnya pada Seo Kyung.

            Park Hyo Joo lagi-lagi mendapat amukan dari sutradara lagi karena Lee Jung Soo terlambat datang usai makan siang. Dia memang sudah memberi tahu Park Hyo Joo kalau tadi akan mengunjungi kakaknya yang hendak ceck in di rumah sakit. Tapi, dia tidak menyangka bahwa akan seterlambat ini. Tapi, tiba-tiba sebuah mobil putih berhenti tepat di depannya.
“Hyung tolong parkirkan mobilku,” pinta Lee Jung Soo pada Park Hyo Joo yang telah berdiri di samping mobilnya. Aku harus segera syuting kan?” ucapnya dengan senyum tanpa dosa.
            Sakura begitu cemas mendapati Lee Jung Soo masih belum kembali ke lokasi syuting. Padahal dia menyuruh Sakura untuk datang ke lokasi syuting hari ini. Tapi, lelaki itu malah tak nampak batang hidungnya padahal dia sudah membawakan makan siang untuk lelaki itu. Biasanya setiap kali pergi kemanapun Lee Jung Soo selalu memberi tahu Sakura. Tapi kali ini Lee Jung Soo tak mengatakan apapun.
            Rasa khawatirnya menghilang ketika dia sudah mendapati Lee Jung Soo yang sudah berada di lokasi syuting untuk segera melakukan pekerjaannya yakni berakting. Lee Jung Soo sempat melihat Sakura yang berdiri beberapa meter dari lokasi dan tersenyum simpul ke arahnya. Tapi, gadis itu tak memberinya senyum balik seperti biasanya. Dia hanya berdiam di sana dan mengawasinya.

            Setelah take beberapa adegan saatnya bagi Lee Jung Soo untuk berganti kostum. Seperti biasa dia akan sangat senang karena Sakura yang akan melakukan untuknya lagi. Itulah sebenarnya alasan kenapa Lee Jung Soo menyuruh gadis itu datang. Sambil memakan makanan yang telah di bawakan Sakura di kesibukannya berganti kostum Lee Jung Soo memberikan penjelasan pada wanita yang kini cemberut padanya itu.
“Aku pergi menemui hyung di rumah sakit. Kau tahu kan hyungku, Tae Young yang sering ku ceritakan padamu,” ucapnya dengan memandangi gadis yang terdiam di depannya itu.
“Iya,” ucap Sakura.
“Dia akhirnya mau di kemoterapi. Dan aku membantunya untuk mengurus administrasinya. Kau marah?”
“Tidak, kenapa harus marah? Aku hanya kecewa kau tidak memberitahuku kemana kau pergi. Aku khawatir sesuatu terjadi padamu seperti saat itu,”
“Jangan khawatir yang seperti itu tidak akan terjadi lagi. Oh, ya selesai syuting aku akan menemani hyung di rumah sakit sebelum dia di pindahkan ke ruang steril. Kau mau ikut?”
“Apa boleh?”
“Ya, tentu. Aku sangat ingin memperkenalkanmu padanya. Dia juga sangat penasaran dan ingin bertemu denganmu,”
“Iya, baiklah,”

            Seperti janjinya, Lee Jung Soo mengajak Sakura untuk menemui kakak sepupunya Kim Tae Young di rumah sakit. Mereka berjalan di sepanjang koridor menuju kamar Tae Young. Tapi, tiba-tiba Sakura melihat seseorang yang sangat di kenalnya di sana. Dan dia memutuskan untuk mengikuti orang itu. Sementara itu, Lee Jung Soo kebingungan mencari Sakura yang tadi berjalan di belakangnya tiba-tiba kini sudah menghilang. Seketika itu, ponselnya berbunyi dan tertera nama Jenny di walpapernya.
“Jenny sshi... kau dimana?”
“Em.. Jung Soo sshi ma’af aku pergi sebentar. Ada seseorang yang ku kenal dan aku ingin menemuinya. Kau bisa berangkat lebih dulu, nanti aku akan menyusul,”
“Ah, baiklah kalau begitu. Sampai jumpa nanti,”
“Ya...,”

            Lee Jung Soo tiba di depan pintu kamar bernomor 203 itu. Dia membuka pintu perlahan takut mengganggu kakanya yang berada di dalam. Mungkin kakaknya kini tengah beristirahat, pikirnya. Karena itu dia akan masuk diam-diam. Tapi, tidak seperti dugaannya kakaknya malah menghabiskan waktunya untuk membaca beberapa dokumen yang dia tahu itu pasti tentang kasus-kasusnya.
“Kau sedang apa?” tanya Lee Jung Soo yang dengan sigap mengambil kertas-kertas yang berserakan di tempat tidur Kim Tae Young. Kakaknya yang sangat di sayanginya itu tak lagi ceria seperti biasanya. Wajahnya begitu pucat, dengan selang infus yang bertengger di tangannya yang terhubung dengan cairan yang berdiri tegap dengan di topang oleh tiang besi di sebelah kanan ranjang kakaknya.
“Ah, kau datang,”
“Sudah ku bilang kau harus istirahat,” ucap Lee Jung Soo sembari masih membereskan berkas-berkas itu dan meletakkannya di sofa.
“Aku hanya sedikit bosan,”
“Beristirahatlah...,”
“Kau ini memangnya aku anak kecil yang harus tiduran terus kalau sakit,” ucap Tae Young dengan terkekeh kecil melihat adik sepupunya itu mengkhawatirkannya. Kau tidak perlu khawatir. Oh, katamu kau membawa bersama seseorang kesini. Siapa pacarmu?”
“Bukan Jenny, yang sering ku ceritakan padamu,”
“Oh, teman wanitamu itu,”
“Sudah ku bilang dia bukan teman wanitaku. Dia hanya sahabatku kerjaku,”
“Benarkah? Kau mungkin bisa mengatakan begitu dengan mulutmu. Tapi, kau tidak akan pernah bisa menyembunyikan apapun dariku. Kau tidak pandai berbohong. Kau tahu kan?”
“Apa maksud hyung...,”
“Kau menyukainya...,”
“Siii....siiiiapa?”
“Siapa lagi kalau bukan dia. Jenny.. desainer plus penata riasmu sementaramu dulu. Benarkan?”
Lee Jung Soo terlihat malu-malu. Dia segera mengalihkan pembicaraan ke hal yang lainnya. Dan ketika dia mendapati air panas di yang tersedia sudah habis dia pamit kepada hyungnya untuk bergegas mengisi ulang air itu. Itu juga salah satu caranya untuk menghindari kakaknya yang telah mengetahui perasaannya pada Jenny. Dia tahu kakaknya itu memang tidak mudah untuk dia bohongi. Dia tahu apapun tentang dirinya, tentang kebiasaannya, kesukaannya ataupun hal-hal lainnya. Meskipun bukan saudara kandung dia tahu pasti apapun tentang Jung Soo.

Sakura memegang bahu gadis itu ketika dia benar-benar yakin bahwa dia mengenal gadis itu.
“Rizuki-chan....,” sapanya dengan bahasa Jepang pada gadis itu ketika gadis itu menghentikan langkah kakinya. Nama itu, sudah lama sekali dia tidak mendengar nama Jepangnya. Karena sejak pindah kewarganegaaraan menjadi warga Korea dia juga merubah namanya. Dia bertanya-tanya siapa yang memanggil itu? Akankah seseorang yang di kenalnya dari Jepang. Atau....Dia begitu penasaran ingin mengetahui siapa yang tengah menepuk bahunya dan memanggil namanya itu. Dia melihat siapa wanita yang berdiri di hadapannya. Dia pun terpekik kaget.
“Oneesan.....” ucapnya tak percaya dengan siapa yang dilihatnya itu. Sakura oneesan....??” tegasnya lagi.
“Ya, ini aku. Lama tidak bertemu....,” ucap Sakura.
            Sakura berbincang-bincang dengan Rizuki sejenak. Mereka saling melepas kerinduan dan bercerita tentang keadaan masing-masing. Sakura menceritakan tentang mengapa dia bisa berada di korea. Begitu pula dengan Rizuki. Dia juga melakukan hal yang sama.
“Oneesan, ma’af aku tidak bisa lama-lama. Aku sedang magang di rumah sakit lain soalnya. Di sini aku cuman menggantikan temanku untuk sementara karena dia sedang ada urusan,” jelas Rizuki.
“Ah, ya baiklah tak apa. Aku juga kesini mau menjenguk teman,” ucap Sakura.
“Baiklah kalau begitu. Rizuki memberikan secarik kertas kecil yang bertuliskan alamat rumah dan dua buah nomor handphone pada Sakura. “Ini alamat rumah kami di korea oneesan. Oneesan boleh main kesana kalau ada waktu. Oniisan akan sangat senang jika oneesan bisa mampir,” ucapnya pada Sakura.
            Sakura mematung memandangi kertas kecil itu. Dia hanya diam dan melambaikan tangannya serta senyum simpulnya ketika mengantar kepergian Rizuki. Setelah Rizuki sudah menghilang dari hadapannya pun dia masih memandangi kertas itu. Dia mematung di tempat, seolah kakinya tak mampu lagi di gerakkan. Terasa begitu lemas hingga tak mampu menopang tubuhnya. Dan akhirnya terjatuh dan duduk bersimbuh. Dia menangis, meneteskan airmatanya pada kertas kecil yang di pegangnya itu.
“Sudah lama sekali Takagi-kun. Akhirnya aku bisa menemukanmu,” pikirnya dalam hati.

            Dalam kondisi yang sangat kacau ini, Sakura tidak ingin menemui Lee Jung Soo. Dia mengambil ponselnya dan memberi tahu laki-laki itu bahwa dia tidak bisa datang dan beralasan bahwa dia sedang ada urusan. Padahal, Sakura hanya ingin segera mengunjungi alamat yang di pegangnya itu. Dia ingin segera memastikan bahwa laki-laki yang dirindukannya itu ada di sana. Dia meminta ma’af kepada Lee Jung Soo karena membatalkan janjinya untuk bertemu kakak sepupu Lee Jung Soo. Dan dia berjanji akan menebusnya besok. Dia akan menemui kakak sepupu Lee Jung Soo besok dan akan menemui Lee Jung Soo pula di rumah sakit.
            Lee Jung Soo menutup ponselnya dengan perasaan kecewa. Dengan rasa bersalah dia memberitahukan kepada Kim Tae Young jika Jenny tidak bisa datang karena urusan mendadak. Dan dia berjanji akan datang besok.
“Tak, apa. Mungkin dia benar-benar sedang ada urusan penting,” ucap Kim Tae Young.
“Iya, hyung. Tapi, dia tidak mau mengatakannya padaku. Aku jadi kesal,”
“Kenapa kau kesal? Bukannya kau bilang tidak ada hubungan apapun di antara kalian?”
“Bagaimana mungkin aku tidak kesal? Dia juga bersikap yang sama denganku jika aku tidak memberitahunya kalau aku melakukan hal yang sama,”
“Itu berarti hubungan kalian tidak bisa di anggap hanya hubungan biasa,”
“Benarkah? Aku hanya khawatir dengannya. Aku tahu dia sangat jadi dia bisa melindungi dirinya sendiri. Tapi... aku tetap merasa khawatir,”
“Itu berarti kau mulai menyukainya. Benarkah dia bisa bela diri? Katamu dia itu gadis yang sangat feminim kenapa dia bisa bela diri? Aku jadi penasaran seperti apa rupa gadis itu,”
            Akhirnya Lee Jung Soo pun menceritakan semuanya pada Kim Tae Young. Tentang Jenny, dan peristiwa yang terjadi dua minggu yang lalu ketika gadis itu menolongnya dari para pencopet. Dia pun merasa begitu malu karena harus dilindungi oleh seorang gadis. Tapi, apa boleh buat dia tidak ingin mati babak belur di pukuli preman-preman itu. Sementara itu Kim Tae Young yang mendengar cerita Lee Jung Soo itu tertawa.
“Gadis.. itu.. mengingatkanku padamu...,” desah Kim tae Young dalam hati.




0 comments:

Posting Komentar