Akhirnya ku
menemukanmu
Saat hati ini
mulai meragu
Akhirnya ku
menemukanmu
Saat raga ini
ingin berlabuh
~Akhirnya Ku
Menemukanmu, Naff~
“Hei,,,,Margareta
Auristlela Lisham, kau kuliah disini?”
Seseorang mengagetkan Reta yang
tengah berjalan memasuki lift. Dia tidak tahu dimana suara itu berasal. Tapi,
dia benar-benar sedang tidak salah dengar. Tapi, di tempat seperti ini siapa
yang mengenalinya bahkan sampai tahu nama lengkapnya.
Ini adalah tahun pertama Reta
kuliah. Dia mengambil jurusan Akuntansi di salah satu perguruan tinggi swasta
di Jawa itu. Di tempat itu Reta masih merasa asing. Tak seorang pun yang
dikenalnya di tempat itu. Terlebih lagi Reta tidak kuliah bersama dengan
teman-teman seangkatannya melainkan dia kuliah bersama dengan teman-teman yang
dulunya harusnya adalah adik kelasnya. Tapi, Reta tak peduli asalkan dia bisa
kuliah dan belajar lagi maka hal itu tak jadi masalah baginya.
*****
Reta masih mencari darimana
datangnya suara itu. Tapi lift sudah berhenti di tempat tujuannya. Lift yang
penuh sesak orang itu, menyulitkannya untuk mencari tahu siapa yang tengah
memanggil namanya tadi. Namun tiba-tiba seseorang menarik tangannya ketika dia
sudah keluar dari lift.
“Kau....?”
“Ya, kau masih mengingatku?”
“Em....jadi yang memanggilku tadi,,,,”
“Iya itu aku. Kamu kuliah disini
juga? Tapi, kok aku baru melihatmu ya?”
“Oh, itu karena aku baru kuliah
tahun ini,” jawab Reta singkat.
“Oh, begitu. Boleh ku tahu kenapa? Kenapa
orang terpandai sepertimu bisa menunda kuliah mu?”
“Ah, kau pasti tahu alasannya,
kenapa masih bertanya. Atau kau berfikir bahwa aku seorang anak tungga yang
kaya sepertimu..,”
“Oh, bukan. Bukan begitu. Ya, aku
tahu alasannya pasti karena saudara-saudaramu kan?”
“Iya,
kau masih ingat betul ternyata tentang keluargaku..,”
“Ya, bagaimana mungkin aku lupa
karena aku....,”
“Kau kenapa?”
“Ah, tak apa. Aku ambil jurusan
informatika. Kau ambil jurusan apa?”
“Em....aku ambil jurusan
Akuntansi..,”
Zelvin, teman lama Reta sejak duduk
di bangku sekolah dasar itu terkejut mendengar jawaban Reta. Mungkin dia
bingung kenapa Reta mengambil jurusan yang jauh dari apa yang dia dapatkan di
SMA.
“Kenapa? Kau terkejut?”
“Ah, tidak, tidak, aku tidak
apa-apa. Cuman kau.....,”
“Oh, jurusanku..? Mau bagaimana lagi
aku tak punya pilihan lain. Meski aku kurang suka dengan jurusan ini, tapi aku
tak membencinya. Jadi, kurasa pasti akan lancar semuanya,”
“Ya, aku yakin. Untuk orang lain aku
tak tahu. Tapi jika untukmu, maka aku yakin seratus persen bahwa kau akan
berhasil,”
“Emmm...terima kasih. Tapi, kayaknya
aku nggak bisa ama-lama. Kelasku mau mulai, kau tidak keberatan jika aku....,”
“Ah, tidak apa-apa. Pergilah....,”
Ucap Zelvin seolah dapat membaca situasi yang dipikirkan Reta.
*****
Kuliah Zelvin dimulai dua jam lagi.
Dia duduk mematung di kantin kampusnya. Dia makan siomay yang dipesannya dengan
tidak bersemangat. Hingga seseorang tiba-tiba datang dan membuatnya terlonjak
kaget.
“Hey, Sob...Loe kenapa?”
Seorang lelaki bertubuh jangkung
dengan mata yang sipit dan kulit putih yang menyerupai orang cina itu bertanya
sambil mengamati mimik muka sahabatnya.
“Kayaknya ada yang nggak beres nih.
Loe kenapa?” lelaki itu mengulang kembali pertanyaannya.
Akhirnya Zelvin pun angkat bicara
menjawab semua rasa penasaran sahabatnya yang berasal dari Jakarta itu yang
dikenalnya sebagai Nico.
“Cewek itu datang lagi Co,”
“Cewek? Cewek yang mana?”
“Cewek sakura gue,” jawab Zelvin
mantap.
“Ah, dia muncul? Dimana? Gue
penasaran pengen liat dia yang sebenarnya,”
“Nanya nya satu-satu bro. Gue tahu
loe penasaran. Tapi nggak gitu juga dong,”
“Oke..oke. Sekarang loe ceritain ke
gue bagaimana loe bisa ketemu dia lagi setelah dua tahun kalian berpisah,”
Akhirnya Zelvin pun menceritakan
pertemuannya kembali dengan Reta di koridor kampus dan di lift. Nico sahabatnya
yang sejak dulu penasaran banget dengan cewek misterius yang diceritakan
sahabatnya itu mendengarkan cerita Zelvin dengan sangat antusias. Dia melototi
mimik muka sahabatnya yang berubah saat menceritakan cewek itu, dia pun tak
ingin ketinggalan satu poin pun dari cerita sahabatnya.
*****


0 comments:
Posting Komentar