Minggu, 22 Desember 2019

Tetap Sendiri

Edit Posted by with No comments



Terkadang aku ingin membuang egoku hingga ke dasar. Tak peduli meski kamu akan abai dengan pesanku. Yang ku ingin hanyalah bercerita padamu di ruang kosong ini. Tempat dimana aku bisa mengungkapkan semua hal yang ku rasa tanpa kita harus bersua. Namun nyata-nya aku tak mampu. Tak sanggup bagiku untuk memendam rasa bersalah karena membebanimu.

Aku kehilangan seluruh keberanianku. Aku kehilangannya tanpa bersisa. Dan aku tak tahu harus bagaimana untuk menemukannya kembali. Jemariku kaku dan lidahku terasa kelu. Aku tak dapat membagi cerita dengan yang lain. Karena sejak aku mengenalmu, bagiku kamu adalah cerminan diri. Tempat aku dapat berekspresi tanpa harus bersembunyi. 

Tapi, nyatanya aku hanya sendiri. Ketika berbagai ujian hidup datang menghampiri. Aku hanya bisa melaluinya sendiri, tanpa satupun tempat tuk berbagi. Terkadang ingin kurehatkan sejenak diri, juga hati ini yang sudah tak lagi mempunyai bentuk ini. Tapi, kepada siapa? 

Seorang bocah 6 tahun bertanya kepadaku, kenapa tante masih sendiri? Dan aku hanya bisa tersenyum menanggapinya. Karena tidak tahu apalagi yang harus aku katakan untuk menjelaskan perkara rumit orang dewasa pada seorang bocah. Disaat inilah aku benci menjadi dewasa.

Aku tidak mungkin menjelaskan bahwa hingga saat ini tante yang di sayanginya tengah menunggu seseorang. Seseorang yang mungkin sampai kapanpun tak akan pernah datang. Seseorang yang mungkin sudah melupa tentang apa yang pernah terjadi dimasa lalu. Seseorang yang mungkin sudah bahagia bersama pilihan hidupnya tanpa pernah tahu ada seseorang yang tengah merana menantinya.

Jika saja rasa bisa di hapus hanya dengan sekali tekan tombol delete, barangkali akulah orang pertama yang akan melakukannya. Jika saja rasa bisa di hilangkan hanya dengan begitu mudahnya, barangkali sejak lama rasa ini tak akan tetap sama. 

Orang-orang bilang obat dari patah hati adalah jatuh cinta lagi. Tapi, bagaimana jika orang itu sudah tidak bisa jatuh cinta lagi? Apakah selamanya ia akan tetap sendiri?

#tetapsendiri
#esp

Pasuruan, 23 Desember 2019

Kamis, 12 Desember 2019

Gomenasai

Edit Posted by with No comments



Dalam sebuah perjalanan akhirnya aku sadar, kemana kaki ini akan melangkah, dan kemana rasa ini seharusnya bermuara...

Ternyata bagimu, aku hanyalah angin lalu. Ternyata bagimu keberadaanku tak pernah berarti apa-apa untukmu. Ternyata, kita hanyalah dua insan yang sekedar temu tanpa pernah menyatu...

Aku berhenti menunggumu, yang tak akan pernah menyahuti panggilanku. Aku berhenti mengharapkanmu, yang tak akan pernah mampu untuk mengerti. Aku berhenti, mengais cintamu, yang tak pernah bisa kamu balas dengan rasa yang sama.
Aku berhenti, detik ini, untuk melambungkan namamu ke angkasa, karena ku tahu berapa kalipun aku menyerukan nama yang sama dalam do'a, kamu tidak akan pernah sanggup untuk kumiliki.

Sudah cukup bagiku, merenda hari hanya untuk menanti. Sudah cukup bagiku, memeluk gundah hanya untuk mengharapkan sesuatu yang tak pasti. Sudah cukup bagiku, menyakiti hati yang sudah tak memiliki bentuk ini.

Aku tahu, sejak dulu kisah kita telah berhenti pada detik itu. Ketika kita tak lagi berujar kata dan tak pernah lagi menyentuh temu. Tapi berulangkali aku mencoba untuk mengingkari. Kamu dan aku hanya perlu sejenak menyendiri. Sejenak merangkul diam untuk memantapkan hati. Sebelum akhirnya kita memilih akankah kita bersama nanti ataukah kisah kita benar-benar akan terhenti sampai disini.

Namun, tak pernah ada pilihan sejak awal. Sama seperti hatimu yang nyatanya telah termiliki olehnya. Seseorang dulu kamu sebut masa lalu, namun nyatanya ialah pilihan hidupmu. Sementara aku, hanya butiran debu yang tanpa sengaja tertangkap inderamu, tanpa pernah sanggup menyentuh hatimu.

Kini, semua harus ku akhiri. Segala harapan penuh ilusi, harus segera ku paksa berhenti. Begitu pula langkah kakiku, akan kupaksa untuk berhenti melangkah. Juga hatiku, yang harus kurelakan mati, karena ku tahu kamu tak pernah bisa memberi apa yang aku ingini. 

Untuk kamu, seseorang yang pernah sangat aku ingini, terima kasih karena pernah menjadi berarti. Meski pada akhirnya hanya dapat meremukkan hati hingga tak lagi memiliki bentuk lagi.

Untuk kamu, seseorang yang mencipta "remuk" dalam diri. Seseorang yang membuat "remuk" hati ini. Dan seseorang yang namanya tak akan pernah sanggup ku ucap lagi. Ku ucap kata "gomenasai", rasaku untukmu harua kuhentikan sampai disini.

#gomenasai
#esp
#sayonara

Pasuruan, 12 Desember 2019

Jumat, 06 Desember 2019

Elysium

Edit Posted by with No comments


Ketika aku bertemu denganmu, aku tidak pernah tahu bahwa kamu akan membuatku lupa pada segala yang ada. Aku melambung ke udara hanya dengan pujian kecilmu, tanpa pernah sadar bahwa gravitasi akan menjatuhkanku sejatuh-jatuhnya ke bumi. Ketika kamu yang ku percaya juga mencintai, namun nyatanya hanya sanggup menyakiti.

Ketika aku bertemu denganmu, aku tidak pernah tahu bahwa kamu akan membuatku menjadi pemimpi sejati. Aku bermimpi hidup bahagia bersamamu sampai rambutku memutih, menikmati hari-hari bersama sampai tua nanti. Kamu elysiumku, yang Tuhan izinkan bersamaku menghabiskan waktu di bumi. Tapi nyatanya, kamu hanya mampu menorehkan luka, menjadikan hidupku bagai di neraka.

Ketika aku bertemu denganmu, aku tidak pernah tahu bahwa kamu akan membuatku menderita sesakit ini. Aku merasakan endorpin dalam diri, seakan-akan akulah wanita paling bahagia di bumi. Tapi nyatanya, kamu menjelma belati, yang menusuk bertubi-tubi di jantung hati. Membuatku kehilangan jati diri dan perlahan-lahan layu hingga mati.

Ketika aku bertemu denganmu, aku tidak pernah tahu bahwa aku menjadi seperti sekarang ini. Sendiri menutup diri. Enggan untuk membuka hati, karena takut tersakiti lagi. 

Karena aku sudah tersadar kini, bahwa kamu adalah mimpi yang tak pasti. Bahwa kamu bukanlah elysium di bumi untuk menemaniku merenda hari-hari, hingga menua dan akhirnya mati.

#elysium
#esp

Pasuruan, 12 November 2019

Sembilu

Edit Posted by with No comments


Aku pernah meminta pada Tuhan, untuk menghapuskan ingatanku
Aku ingin menghapusmu selamanya, tanpa bersisa sedikitpun dalam ingatanku
Agar aku tidak lagi mengingat bayang-bayangmu, yang bahkan kini mulai memudar termakan waktu

Aku pernah meminta pada Tuhan, untuk tidak membangunkan tidurku
Aku ingin tidur panjang tanpa pernah menginjak bumi lagi
Agar aku tidak merasakan kembali, rasa sakit hati yang pada akhirnya berujung perih

Namun kemudian aku sadar, haruskah aku menjadi sefrustasi ini?
Hanya karena putus cinta? 
Hanya karena dia yang aku idam-idamkan itu lebih memilih dengan yang lainnya?

Tidak !!

Aku mulai merangkai peristiwa-peristiwa
Tentang apa yang terjadi dalam rentang kisah
Hidup tidak pernah berjalan lurus-lurus saja
Akan selalu ada masa, ketika ujian datang tanpa jeda
Dan dari semua itu, Tuhan hanya ingin hambanya tahu
Bahwa tak perlu berkeluh kesah, ada Ia yang selalu senantiasa ada
Untuk menerima do'a-do'a yang mengangkasa

Sama seperti rentang kisahku,
Meski harus berakhir pilu
Meski yang tersisa hanya sembilu
Aku hanya harus tetap melangkah maju
Dan mengubur kisah itu menjadi kenangan masa lalu

Kamu....
Yang tidak pernah menyambut cintaku
Meluruhlah bersama waktu
Meleburlah bersama masa lalu
Aku tetap bisa hidup, meski tanpamu

#sembilu
#esp

Pasuruan, 12 November 2019

Akhirnya Kamu pun Menghilang

Edit Posted by with No comments





Akhirnya kamu pun menghilang dan tak kutemui lagi dimana-mana
Kamu tidak ada di ratusan chat grup yang aku baca
Kamu tidak ada di laman web yang biasa aku buka
Kamu menghilang, dan tak ku temui dimana-mana

Akhirnya kamu pun menghilang dan tak kutemui lagi dimana-mana
Kamu tidak ada di hamparan jingga ketika aku menatap senja
Kamu tidak ada di hamparan bintang-bintang ketika aku menyelami malam
Kamu menghilang, dan tak ku temui dimana-mana

Akhirnya kamu pun menghilang dan tak kutemui lagi dimana-mana
Kamu tidak ada lagi di hangatnya sinar sang mentari ketika pagi datang
Kamu tidak ada lagi di wangi tanah basah saat hujan turun
Kamu menghilang, dan tak ku temui dimana-mana

Akhirnya kamu pun menghilang dan tak kutemui lagi dimana-mana
Kamu tidak ada lagi dalam mimpi-mimpi tidurku saat aku terlelap
Kamu tidak ada lagi dalam ingatan-ingatan ketika aku merindu kenangan
Kamu menghilang, dan tak kutemui dimana-mana

Akhirnya kamu pun menghilang dan tak dapat kutemui lagi dimana-mana
Kamu tidak ada lagi berdiri disana, di tempat dimana jangkauan mataku masih bisa menemukanmu walau dalam keramaian
Kamu tidak ada lagi berdiri disana, di gang sempit itu, bertopang dagu menungguku menghampirimu
Kamu menghilang, dan tak dapat kutemui lagi dimana-mana

#akhirnyakamupunmenghilang
#esp

Pasuruan, 13 November 2019

K(arunia)atastrofe?

Edit Posted by with No comments


Apa yang bisa kamu maknai dari jatuh cinta?
Sebuah rasa yang tiba-tiba menyusup masuk dalam diri. Tanpa kamu tahu kapan sejatinya ia datang. Yang kamu pedulikan, hanya rasa asing yang tiba-tiba membuatmu serasa melayang di udara. Membuatmu memandang dunia menjadi indah sejak ia ada. Ia seseorang yang tiba-tiba hadir dalam hidupmu. Membuatmu terbang hingga tujuh lapis langit. Seolah gravitasi tak kan lagi berlaku saat kamu membubung tinggi. Kemudian kamu memaknainya "karunia". Jatuh cinta adalah karunia dari Tuhan.

Apa yang kamu bisa maknai dari putus cinta?
Sebuah rasa yang tiba-tiba menyesakkan dada. Membuat kamu seolah kehilangan udara. Kamu seolah tak punya lagi jiwa. Terkungkung oleh kesedihan yang tak ada habisnya karena-nya. Ia seseorang yang menoreh perih pada lukamu yang juga tercipta karena-nya. Kemudian kamu memaknainya "katastrofe". Putus cinta adalah katastrofe dari Tuhan.

Lantas, apa yang bisa kamu maknai dari cinta tak berbalas? Apakah ia karunia? Ataukah katastrofe? Ia bukan cinta yang menggebu, bukan pula cintah yang sudah tak lagi tumbuh.

Kamu, perlahan bingung untuk memaknainya. Berusaha menghubungkan satu asumsi dengan asumsi lainnya. Kamu menganggap itu karunia walau bagaimanapun ia tetap pernah jatuh cinta meski tak berakhir bahagia. 

Namun, kamu lupa bahwa ia hanyalah sebuah kesemuan semata. Kamu pernah merasakan bahagia meski hanya sementara, karena ilusi nyatanya lebih mendominasi daripada kenyataan itu sendiri. Pahit lebih sering kamu rasa daripada manis yang hanya mampir sebentar saja.

Kemudian, kamu akhirnya sadar bahwa cinta tak berbalas tak bisa dimaknai sebagai karunia. Katastrofe? Itukah akhirnya pilihanmu? Apakah kamu menganggapnya seperti itu? Menyalahkan Tuhan atas kenyataan yang tidak sejalan dengan asumsi-asumsi mu itu?

Kamu salah, jika pada akhirnya kamu kembali menyalahkan Tuhan. Tuhan tidak pernah memintamu berharap pada selain-Nya. Sama seperti kamu yang mengharapkan asumsi-asumsimu menyentuh kenyataan. 

Karenanyalah berhenti memaknai, berhenti menyalahkan. Entah itu karunia atau katastrofe semata, kamu hanya perlu menerima. Karena sesungguhnya, penerimaan yang baik atas semua takdir Tuhan akan membuatmu perlahan memiliki pemahaman yang baik pula. Dan kamu, tak akan dengan mudah lagi menghakimi cinta dan segala jenisnya itu sebagai karunia ataukah katastrofe. 

#K(arunia)atastrofe?

Pasuruan, 12 November 2019

Duka

Edit Posted by with No comments


Kamu adalah aksara yang ku rangkai dalam balutan puisi
Kamu adalah rasa yang ku bingkai dalam bait di sajak-sajak
Kamu adalah cinta yang aku sembunyikan dalam setiap kata-kata

Pernahkah kamu menyadari itu?

Aku tidak tahu kenapa kini kamu perlahan-lahan menghilang dari pandanganku. Bayangmu memudar bersama waktu. Ragamu pergi begitu jauh. Meninggalkanku yang masih tetap setia menunggu.

Aku tidak tahu kenapa kini kamu pergi. Jauh tanpa pernah bisa lagi ku jejaki. Langkah kakimu yang tak pernah kian berhenti. Memupuskan harapanku bahwa kamu akan kembali.

Aku tidak tahu kenapa kini kamu tak lagi ada. Dalam setiap ingatan, kamu perlahan sirnah. Membawa segenap rasa di dada. Membuatku mengerti bahwa kamu hanyalah asa tanpa nyata.

Aku tidak tahu mengapa kini kamu menjauh. Sangat jauh dari pandangan netraku. Membawa semua kenangan bersamamu. Hingga tak bersisa selain pilu. Membuatku sadar bahwa rinduku bagai sembilu yang membelenggu.

Dan akhirnya kini akupun sadar,
Kamu hanyalah aksara yang kurangkai bersama serpihan  luka
Kamu hanyalah rasa yang kubingkai bersama segenap lara
Kamu hanya cinta tak berbalas yang berbalut duka

#Duka
#esp

Pasuruan, 13 November 2019

Kisah Dalam Buku Novel

Edit Posted by with No comments



Aku membaca sebuah novel yang mungkin jalan ceritanya tak jauh berbeda dengan kita
Atau mungkin hanya perasaanku saja, yang lagi-lagi selalu menghubung-hubungkan satu dengan lainnya
Entahlah....

Di novel itu di kisahkan bahwa sang lelaki tidak menyadari bahwa gadis yang dicintainya adalah gadis yang berbeda
Ia memiliki segalanya, sementara dirinya sendiri tak ada satu hal pun yang dapat dibanggakan darinya
Ia menjadi minder, dan merasa tak pantas diri dengan sang gadis

Taukah kamu, aku juga pernah merasakan perasaan yang sama seperti sang lelaki yang menjadi tokoh di novel itu...

Aku tidak pernah tahu bahwa kamu sebenarnya berbeda dari lelaki lainnya
Kamu bak pangeran di kotak kaca yang niscaya akan tergores jika ku sentuh
Dan sentuhanku hanya akan membuat keindahanmu sirnah 

Sejak saat itulah aku menjadi sadar,
Ah...aku tak sepadan bagi lelaki ini, bagaimana bisa aku mempunyai perasaan untuknya
Aku dengannya tak setara, mencibtainya hanya akan menyakiti diri sendiri saja, pikirku kemudian
Hingga akhirnya akupun mulai menata langkah kaki untuk perlahan-lahan berjalan pergi darimu

Kali kedua, dicerita itu dikisahkan sang tokoh lelaki di dipinjami kaos oleh sang gadis. Namun kemudian lelaki itu mengembalikan kaos itu kepada sang gadis esok harinya. Namun, sang gadis menolak dan memberikan kaos itu kepada sang lelaki. Akan tetapi sang lelaki tetap tidak ingin menerimanya, dan mengulurkan kaos pemberian gadis itu kembali ketangan sang gadis.

Taukah kamu kenapa sang tokoh lelaki melakukannya? Bukannya ia menolak pemberian tulus dari sang gadis. Ia memang tidak ingin menyimpan barang apapun dari sang gadis. Karena barang tersebut hanya akan membuatnya teringat pada sang gadis. Padahal mereka pada akhirnya berpisah kemudian.

Ingatkah kamu saat aku melakukan apa yang dilakukan sang tokoh utama? Aku juga melakukannya, sekalipun kamu memintaku tetap menyimpan barang yang kamu pinjamkan aku tetap mengembalikannya padamu. Kamu tahu kenapa? Sama seperti sang tokoh utama, aku takut bahwa aku akan selalu teringat padamu jika ku simpan barang pemberianmu. Disisi lain aku juga merasa tak pantas menerima pemberian yang berharga darimu.

Selepas itu, sang tokoh utama berpisah dengan sang gadis usai peristiwa itu. Sama seperti kita, yang berpisah malam itu juga, di gang sempit itu, kita tak mengucap kata perpisahan. Hanya kata hati-hati di jalan. Sebuah kata yang selalu ku ucapkan setiap kali kamu selesai mengantarku pulang ke kosan.

Entah bagaimanakah kelanjutan kisah sang tokoh utama, aku belum selesai membacanya. Karena kamu terlintas dalam pikirku ketika aku sampai pada alenia itu. Alenia yang berisi kisah yang serupa dengan kisah kita. Sang tokoh utama berpisah dengan sang gadis kembali. Sama seperti kisah kita. 

Dalam cerita sang tokoh pastilah akan bertemu kembali dengan sang gadis. Lantas bagaimana dengan kita? Akankah dalam kisah kita akan ada pertemuan kembali? Akankah ada suatu alenia yang berkisah tentang kisah pertemuan kita kembali? Entah....

Pasuruan, 20 November 2019

#Kisahdalambukunovel
#Aku,kaudansepucukangpaumerah
#tereliye
#esp
#ingatkahkamukalaperpisahankita

Senin, 11 November 2019

Latar

Edit Posted by with No comments
Aku menangis begitu saja, tumpah ruah air mata itu
Bukan, bukan karena begitu sedihnya novel yang aku baca
Tapi lebih pada realita yang terjadi dalam hidup yang harus ku lalui

Aku mulai bertanya-tanya pada Tuhan, kapan seseorang akan datang dan menyematkan cincin di jari manisku?
Aku mulai menagih-nagih janji Tuhan, kapan seseorang akan mengucap akad di hadapan orang tuaku?

Pertanyaan-pertanyaan itu datang berkecamuk dalam pikiranku
Ya, Tuhan...aku berdosa
Sungguh berdosa karena selintas aku meragukan janjimu
Apalah arti dari penantian dan kepasrahanku selama ini
Jika sekarang aku bertanya-tanya tentang takdir yang hanya Engkaulah yang mengetahuinya...

Mungkin, belum saatnya bagi aku untuk bahagia dan menjadi wanita seutuhnya
Mungkin, belum saatnya bagi Tuhan untuk mengirimkan pendamping dalam hidupku
Dan mungkin pula, aku yang terlalu menutup diri?
Hingga semua jawaban Tuhan atas do'a-do'aku sebenarnya sudah terpenuhi
Tapi karena aku terlalu fokus pada sakit hatiku sendiri, aku menjadi abai dan tak mengerti bahwa janji Tuhan sudah terealisasi

Seringkali aku berucap pada diri untuk berhenti menjadikanmu pionir dalam hidupku
Aku harus berhenti mengais cinta dari seseorang yang tak pernah menganggapku ada
Seringkali aku berucap pada diri untuk pergi dari kamu yang sudah tenggelam sebagai kenangan
Aku harus berhenti mengais masa lalu dari seseorang yang bahkan mungkin sudah membuang jauh segala hal tentangku

Seringkali aku berucap pada diri untuk lilah melepasmu menghilang selamanya
Aku harus berhenti mengais dirimu dalam bayanganmu yang mulai memudar dalam ingatanku
Seringkali pula aku berucap pada diri, kamu tidak mencintaiku
Aku harus berhenti mengais harapan dari sebuah kesemuan, karena ia hanyalah asa dalam penantian tak akan pernah berwujud menjadi kenyataan

Bagimu, mungkin aku hanyalah latar yang tak dianggap olehmu
Seseorang yang hanya kamu anggap angin lalu
Tak berarti apapun dalam hidupmu

Dan aku perlahan sadar akan hal itu
Sebuah latar selamanya hanya akan berada di belakang
Tak pernah terlihat oleh mata atau bahkan memperoleh perhatian
Karena itulah, kamu tidak akan pernah sadar betapa besar perjuanganku hanya untuk bisa terihat olehmu

Aku seseorang yang selamanya hanya latar yang tak terlihat olehmu

#latar
#esp

Pasuruan, 25 Oktober 2019

Hitam

Edit Posted by with No comments


Mari kita menyelami sunyi dari pekatnya hitam yang kamu agung-agungkan
Mari kita meretas rindu dalam pekatnya malam tanpa bintang
Mari kita melepaskan rasa yang tak berbalas dalam pekatnya penantian

Mungkin, sudah saatnya bagiku untuk pergi
Melepas semua rasa yang tersimpan dalam hati
Mungkin, sudah saatnya bagiku untuk pergi
Melepas semua gundah yang meresahkan jiwa

Mungkin, sudah saatnya bagiku untuk pergi
Melepas semua kisah kita jadi bagian dari masa lalu saja, tidak untuk ku bawa ke masa depan
Karena sungguh aku tahu, bahwa di masa depan tidak ada aku dan kamu

Aku mulai menyukai hitam...
Sejak ia kamu jadikan latar di fotomu,
Hitam menjadi warna favoritku
Taukah kamu kenapa?

Bukan, tentu bukan karena fotomu yang menjadi fokus utama di latar itu
Tapi melainkan, hitam mengajarkanku akan arti sebuah kepastian
Bahwa menunggumu adalah sama seperti pekatnya hitam, tak akan pernah ada terang yang dapat menggerakkan hatimu kembali padaku

Hitam mengajarkan arti kesadaran
Bahwa kamu adalah duka yang terpendam dalam penantian, akan hadirmu di tengah kesunyian
Hitam mengajarkanku arti melepaskan
Bahwa kamu adalah pilu di ujung rindu yang tak pernah menyentuh temu dalam kenyataan

Hitam mengajarkanku arti merelakan
Bahwa kamu adalah ingatan usang yang tenggelam dalam pekatnya kenangan, dan harus ku bunuh paksa agar aku tidak tenggelam di dalammnya.

Karena itulah, sudah saatnya bagiku untuk pergi
Meninggalkan semua hal tentang kamu, juga hitam di kedua bola matamu
Sebab ku tahu, sekalipun dapat ku lihat keindahan semesta di dalamnya, kamu enggan membaginya bersamaku

Aku berhenti, menyelami hitam yang kamu jadikan latar dalam hidupmu
Juga berhenti mengais harapan dalam penantian panjang untuk bisa bersamamu
Sebab aku tahu bahwa itu hanyalah harapan semu, sejak hitam kamu jadikan latar dalam hidupmu
Sebagai batas bahwa kamu dan aku hanya akan tenggelam bersama-sama jika berusaha untuk menyelaminya...

Aku berhenti, menyelami hitam di kedua bola matamu
Juga hitam yang kamu jadikan latar dalam hidupmu

#Hitam
#esp 

Pasuruan, 25 Oktober 2019

Fatamorgana

Edit Posted by with No comments


Apa yang aku harapkan pada seseorang yang jelas tak pernah menaruh harapan padaku? Mungkin aku yang terlalu bodoh untuk memahami semua kebaikan yang telah kamu beri. Mungkin aku yang terlalu naif untuk mengerti akan semua perhatianmu yang salah ku artikan. Aku terlalu berharap pada sesuatu yang ku sebut cinta. Namun nyatanya hanyalah sebuah fatamorgana semata.

Mengapa aku mencintaimu? Seseorang yang sampai kapan pun tak akan pernah menatapku dengan cara yang sama seperti aku menatapnya. Seseorang yang memiliki cinta di hatinya namun bukan untukku. Tapi, entah mengapa aku masih saja mengharapkanmu. Aku masih saja memeluk erat fatamorgana itu. Walau ku tahu, memilikimu hanyalah sebuah harapan semu.

Sampai kapan aku bertahan dalam situasi seperti ini? Bertahan dalam label persahabatan, lebih menyakitkan daripada menjadi orang asing. Mungkin selamanya rasa ini tak akan pernah sampai ke hati mu. Mungkin pula aku hanya akan memeluk udara kosong. Kamu, hanyalah seseorang yang bersembunyi dalam bayang. Yang akan menghilang bersama terang. Kamu adalah seseorang yang hanya dapat ku miliki dalam angan. Tanpa sempat menjadi kenyataan.

Namun, aku tak pernah sanggup untuk berlari pergi. Karena dalam hatiku aku percaya pada sebuah waktu yang bernama suatu hari nanti. Hari dimana kamu akan menatap kearahku dengan cara yang sama. Hari dimana kamu akan memahami betapa besarnya rasaku yang terpendam. Hari dimana kamu tahu aku mencintaimu dengan penuh keihklasan.

Bolehkah aku menaruh harapan itu? Bolehkah aku meletakkan percayaku pada sebuah fatamorgana yang fana?

Ada sebuah kutipan dari novel yang pernah ku baca bahwa "Saat seseorang berjuang untukmu maka jangan pernah berpikir untuk menghentikannya. Karena, belum tentu ada orang lain yang akan memperjuangkanmu seperti yang orang itu lakukan".

Kamu, seseorang yang berada dalam angan bisakah tidak tenggelam bersama kenang? Kamu, seseorang yang serupa bayang, bisakah tidak menghilang bersama terang? Kamu seseorang yang ku sayang, bisakah biarkan aku tetap berjuang?

Bukan dalam label pertemanan, ataupun persahabatan. Tapi, dalam label percintaan. Antara aku dan kamu yang pada nantinya akan kekal dalam label pernikahan di hadapan Tuhan. 

Bolehkah? Bolehkah aku merubah fatamorgana itu menjadi nyata?

#Fatamorgana
#esp

Pasuruan, 18 Oktober 2019

Rabu, 06 November 2019

Pagi

Edit Posted by with No comments


"Kamu suka pagi?"
Aku suka....

Aku suka pagi, karena pagi mengingatkanku padamu
Ketika sang fajar tersenyum dan mulai memancarkan sinarnya, 
Aku teringat padamu, juga senyummu yang terkesan malu-malu saat itu
Tetaplah tersenyum untuk setiap pagi yang indah
Itu adalah pengharapanku

Aku suka pagi, karena pagi mengingatkanku padamu
Ketika hangatnya sinar matahari memenuhi bumi
Aku teringat padamu, juga perhatian-perhatian kecil yang kamu beri untukku
Tetaplah menghangatkan untuk setiap pagi yang indah
Itu adalah do'aku

Aku suka pagi, karena pagi memgingatkanku padamu
Ketika burung berkicau di dahan pepohonan
Aku teringat padamu, juga suaramu yang mendendangkan cerita-cerita masa kecilmu setiap kali kita bersama dulu
Tetaplah sama seperti dulu
Itu adalah inginku

Aku suka pagi, karena pagi mengingatkanku padamu
Ketika gelapnya malam berganti dengan sinar mentari
Aku teringat padamu, juga kesabaranmu yang menungguku di gang sempit itu, untuk pergi bersama ke tempat tujuan
Tetaplah penuh kesabaran setiap kali menghadapi tingkah anehku
Itu adalah impianku

Pagi, aku suka meski tak lebih suka dari senja
Kamu tahu kenapa?

Pagi mengajarkanku arti penerimaan
Aku harus menerima kamu yang menghilang bersama gelapnya malam
Karena kamu hanyalah masa lalu yang tenggelam dalam kenang

Pagi mengajarkanku arti kesadaran
Aku harus sadar bahwa kamu hanyalah ilusi dalam mimpiku sebelum tidur
Karena ketika aku membuka mata, kamu musnah sama seperti embun pagi yang akan menguap menjadi udara

Pagi mengajarkanku arti keberanian
Aku harus berani menghapusmu dalam hidupku dan menjadikanmu hanya sebagai bagian masa lalu
Karena mengharapkanmu adalah sebuah kemustahilan semata, sama seperti mustahilnya aku menatap bintang malam disaat matahari bersinar terang

Pagi mengajarkanku arti semangat
Aku harus tetap bersemangat menjalani hidup walau tanpa kamu lagi disisiku
Karena aku tahu bahwa dunia tidak akan pernah berhenti berputar hanya karena tidak ada kamu disisiku

Pagi mengajarkanku arti keikhlasan
Aku harus ikhlas jika Tuhan memang tidak menciptakan kita pada takdir yang sama
Karena aku tahu bahwa tidak setiap inginku adalah yang terbaik untukku

Sama seperti bulan yang rela harus di gantikan oleh mentari setiap kali pagi datang
Juga rela bahwa selamanya Ia dan matahari tidak pernah bertemu meski berada pada satu langit yang sama
Aku juga seperti itu, harus rela untuk tidak bertemu lagi selamanya denganmu
Karena Tuhan, tidak mengizinkan kita untuk bertemu walau kita berada di bawah naungan langit yang sama

Banyuwangi, 1 Oktober 2019

#pagi
#pantaidihotelketapangbanyuwangi
#perjalanantoplantbanyuwangi
#esp

Tiada Arti

Edit Posted by with No comments


Mobil ini melaju, menuju tempat dimana kita pernah bermimpi untuk pergi bersama
Aku, kamu dan kawan-kawan kita membubungkan mimpi ke angkasa
Berharap bahwa usaha dan kerja keras kita akan mengantarkan kita pada satu kata "sukses"
Hingga kita tidak akan lagi menjadi bagian yang terabaikan dan terbuang

Namun nyatanya, mimpi itu hanyalah asa pada ketinggian
Tidak pernah berwujud nyata
Dan harapan-harapan kita harus kembali musnah
Kecuali kamu, yang pada akhirnya pergi sendiri kesana
Tanpa aku, juga kawan-kawan kita

Kala itu kamu ragu, merasa tidak enak untuk pergi
Kamu bilang harusnya aku yang pergi, karena aku begitu menginginkannya
Dan kamu pernah berpikir untuk mengundurkan diri dan urung pergi saja
Namun, aku meyakinkanmu bahwa aku baik-baik saja
Kepergianmu menuju tangga kesuksesan adalah bahagiaku yang tak akan pernah bisa tergantikan oleh apapun jua

Ketika kamu pergi, kutitipkan beribu do'a pada Tuhan agar Ia senantiasa menjagamu disana
Ketika kamu pergi, kutitipkan mimpiku yang tak terwujud itu kepadamu, agar lewat dirimu aku bisa merasakan wujud nyata dari mimpi itu meski hanya bayangan semu
Ketika kamu pergi, aku menaruh harap bahwa saat kamu kembali, kamu akan datang dengan senyum bahagia sembari berlari memelukku dan berbisik:
"Aku berada diposisi ini karenamu, terima kasih"

Namun nyatanya, sama dengan impian yang hanya sebatas angan-angan 
Ketika kamu kembali, kamu hanya bersikap seperti biasa
Bahkan ketika aku bertanya apakah kamu bahagia?
Kamu hanya menjawab : " biasa saja"

Ah, begitu susahnya membuat lelaki ini bahagia karenaku
Tak cukupkah usahaku selama ini untuk pembahagiaannya? 
Begitulah pikirku kala itu

Dari semua itu, akhirnya aku sadar bahwa tidak semua yang aku inginkan akan kudapatkan
Sama seperti impian itu yang harus kandas tanpa pernah berwujud kenyataan
Dari semua itu pula aku sadar, bahwa seberapa besar cintaku untuknya, tidak akan pernah sampai ke hatinya
Sama seperti segala usahaku demi pembahagiaannya, tak pernah memiliki arti apapun bagi dirinya

Jember, 31 Oktober 2019

#Tiadaarti
#Perjalanantoplantjember
#esp

Ujung Lelahku

Edit Posted by with No comments


"Kamu mencintainya?"
Aku tidak pernah punya jawaban atas pertanyaan itu

Jika setelah kepergianmu aku merasa ada yang hilang adalah cinta
Maka ya, aku mencintaimu
Jika setelah perpisahan kita dan aku masih terbayang-bayang wajahmu adalah cinta
Maka ya, aku mencintaimu

Jika setelah kita memutuskan untuk tidak pernah saling bertukar kabar dan aku mengenang kala kita dulu pernah begitu dekat adalah cinta
Maka ya, aku mencintaimu
Jika setelah berpisah denganmu dan aku lebih suka menutup diri dan abai pada dunia yang tanpa kamu adalah cinta
Maka ya, aku mencintaimu

Sejatinya aku tak pernah tahu apa itu cinta
Orang-orang bilang itu adalah sesuatu yang membahagiakan
Membuat seseorang menjadi lupa diri pada gravitasi
Terbuai oleh euforia kupu-kupu yang terbang di dalam perut
Tanpa pernah mereka sadar bahwa tak selamanya cinta mencipta endorfin dalam diri

Adakalanya ia datang dengan selaksa air mata
Membuat yang merasakannya menjadi ragu
Benarkah itu cinta? 
Atau ia hanya salah menduga?
Karena cinta harusnya datang dengan segala bahagia yang dibawanya
Bukan dengan kesedihan yang tak pernah ada habisnya

Ah, entahlah aku masih saja tak mengerti
Dengan perasaan yang kumiliki kini
Yang ku tahu, aku sudah sampai pada ujung lelahku
Memanggilmu yang tak akan kunjung menyahuti panggilanku
Menunggumu yang tak kunjung datang kepadaku
Mengharapkanmu yang tak pernah bisa membalas perasaanku

Aku lelah dan aku hanya ingin berhenti saja

Situbondo, 1 November 2019

#ujunglelahku
#perjalanantoplantsitubondo
#esp 

Aku, Kamu dan Langit Biru

Edit Posted by with No comments

Aku pernah berimaji duduk berdua bersamamu di hamparan rumput hijau
Kita bertukar kata, berbagi cerita sembari memandang langit biru
Membiarkan segala perasaan yg ada tetap pada tempatnya
Tidak menggebu, tidak membelengu tetapi mengikhlaskan
Bagaimanapun takdir kita nanti, kita hanya perlu berpasrah pada Tuhan
Jika Ia akan memberikan yang terbaik untuk apapun bentuk hubungan kita nantinya di masa depan

Aku pernah berangan bahwa dimanapun aku dan kamu berada, kita tidak benar-benar terpisah
Kita masih bernaung di bawah langit yang sama
Langit biru yang indah dengan kicauan burung-burung kecil di atas dedahanan pohon
Yang memberi kita kekuatan bahwa seberapa jauh jarak memisahkan kita, Tuhan akan mempertemukan kita kembali
Jika kisah kita diukir oleh-Nya di takdir yang sama

Aku pernah bermimpi bahwa kamu tengah memandang langit biru saat ini
Seperti aku yang tengah memandangnya lewat jendela kaca di dalam sebuah mobil yang melaju
Dan tanpa pernah kita tahu, Tuhan dengan magisnya akan mengantarkan tatapan kita untuk saling bertemu
Pada satu titik dimana langit biru membentang di cakrawala disitulah tatapan kita beradu

Aku pernah berharap di pagi ini sepanjang apapun perjalanan yang ku tempuh di bawah naungan langit biru
Di ujung jalan itu, aku bisa bertemu denganmu
Pertemuan yang tidak di sengaja setelah sekian lama kita terpisah.
Akankah itu nyata? Atau lagi-lagi itu hanya hayalan semata?

Lagi-lagi aku berimaji, 
Aku dan kamu di persatukan Tuhan kembali 
Di bawah naungan langit biru
Sebiru hari ini di perjalanan panjang yg akan ku lalui sampai nanti...

Pasuruan, 31 Oktober 2019

#Aku,Kamu dan Langit Biru
#esp 
#Perjalanan to Jember

Rabu, 16 Oktober 2019

Ilusi

Edit Posted by with No comments


Aku rindu, dan tak ada yang bisa ku perbuat untuk itu

Aku teringat sebuah keputusan sulit yang harus ku pilih dulu. Apakah benar untuk menghapus semua kontak denganmu ? Ataukah pilihan itu salah? Karena di saat-saat seperti sekarang ini, aku tidak tahu harus kepada siapa rindu ini ku utarakan.

Bukan karena aku takut hatiku kembali perih ketika aku melihatmu bahagia bersama dengan nya. Bukan karena aku takut kalau aku kalah, karena nyatanya tanpa menghapusmu pun aku sudah sadar bahwa aku memang kalah bahkan sebelum aku berjuang. Tapi, keputusan itu ku pilih karena itulah pilihan terbaik yang ada saat itu.

Aku takut, jika tidak ku pilih keputusan itu, aku masih saja menaruh harap kepadamu. 

Meretas resah dengan asumsi-asumsi bahwa suatu hari nanti kamu juga menatapku sama seperti ketika aku menatapmu. Meretas pilu dengan harap bahwa semua pilu dan sedihku suatu saat akan berakhir hanya dengan aku mendengar suaramu. Meretas rindu dengan angan-angan bahwa kamu akan berada tepat di hadapanku ketika aku membuka mata. 

Hingga, aku akhirnya sadar bahwa kamu tidak pernah membalas perasaanku. Kamu tidak pernah menatapku sama seperti aku menatapmu. Kamu tidak pernah ada ketika pilu itu melanda. Dan kamu tidak ada ketika aku benar-benar merindukanmu dengan sangat kesakitan seperti sekarang ini.

Aku juga sadar, bahwa nyatanya selama ini aku hidup dalam mimpi yang aku karang sendiri. Aku hidup dalam angan yang kurangkai dengan asumsi-asumsiku sendiri. 

Dan akhirnya aku sadar, bahwa aku tak boleh menaruh harap lagi kepadamu. Bahkan bayangku sendiri pada akhirnya. akan meninggalkanku dalam kegelapan. Lantas bagaimana mungkin aku menaruh harap padamu?

Kamu hanyalah ilusi yang tak akan pernah menyentuh nyata.

#Ilusi
#esp

Pasuruan, 10 Oktober 2019

Senja

Edit Posted by with No comments


Katamu, jangan menyukai senja karena ia hanya sementara. Ia hanya memberi keindahan semu. Menggiring keceriaan pada kegelapan. Dan pada akhirnya ia menghilang bersama keindahan itu. 

Tapi, aku menyukai senja, tanpa peduli katamu. Karena senja, mengantarku pada pekatnya malam. Dan aku bisa memandangmu di antara bintang-bintang.

Senja mengajarkanku arti kesabaran, bahwa untuk menikmati sesuatu yang indah tidaklah mudah. Aku harus menunggu waktu langit, hingga biru berubah menjadi hamparan jingga di antariksa.

Senja mengajarkanku, arti merelakan, bahwa setiap yang indah tidak selalu selamanya. Sama seperti kisah kita. Meski berawal dari keindahan namun berakhir tak sesuai pengharapan. Kandas di tengah jalan bahkan tanpa sempat terucapkan.

Senja mengajarkan kepadaku untuk kembali pulang. Seberapapun jauh aku terbang, pada kegelapan malamlah akhirnya aku harus tenggelam. Begitu juga dengan perasaanku, yang harus kembali ku bawa pulang ketika balasan darimu tak juga ku dapatkan.

Aku menyukai senja. Meski pagi menawarkan keceriaan dan hangatnya pelukan sang mentari. Aku tetap memilih senja meski ia pada akhirnya memelukku dengan kebekuan dan menenggelamkanku dalam kegelapan malam. 

Karena dalam gelap itu, aku bisa menemukanmu, bersembunyi di antara hamparan bintang-bintang.
Karena dalam gelap itu, aku bisa memandangmu diam-diam, tanpa perlu takut kamu abaikan.
Karena dalam gelap itu, aku bisa berbisik pada senyap untuk sehembus harap bisa bersamamu suatu saat.

Aku menyukai senja. Senja adalah tanda berakhirnya hari. Mengakhiri apa yang terjadi menjadi rangkaian cerita yang tersusun rapi. Hingga kisah itu akan menjadi kenangan di kemudian hari.

Aku menyukai senja. Bersama malam yang di bawanya aku akan meletakkanmu dalam kenang. Membiarkannya menjadi penghantar tidur atau pengisi sebuah mimpi. Hingga ketika aku bangun nanti aku akan sadar bahwa semua kisah indah kita hanyalah tipuan ilusi. Yang berakhir tanpa memiliki arti.

#senja
#esp

Pasuruan, 7 Oktober 2019

Sindrom Putri Duyung

Edit Posted by with No comments


Kamu tahu, semua wanita ingin hidupnya berakhir bahagia. Happily ever after seperti dalam cerita dongeng. Tapi, apakah mereka tahu, bahwa tidak semua cerita dongeng berakhir bahagia. Ada sebuah cerita, tentang seorang wanita yang mencintai seorang pria dengan sangat mendalam. Namun nyatanya, ia berakhir menjadi buih. Apa kamu tahu kisah itu?

Wanita itu melakukan apa saja demi seorang lelaki yang dicintainya. Ia bahkan rela menukarkan jiwanya demi lelaki itu. Ia memilih kebisuan demi kaki agar bisa melihat lelaki yang di cintainya. Ia rela menjadi bodoh hanya untuk bisa memandang lelaki itu setiap harinya, walau lelaki itu tidak menatapnya dengan cara yang sama seperti cara ia menatapnya.

Hingga suatu ketika, ia tetap memilih untuk menyakiti dirinya sendiri daripada orang yang dicintainya. Ia memilih menjadi buih dan menghilang tiba-tiba dari sisi lelaki itu ketika cintanya tak berbalas. Bukan, bukan tanda bahwa ia menyerah. Tapi itu adalah pilihan terbaik yg bisa dipilihnya. Daripada menyakiti lelaki yg dicintainya. Ia memilih berakhir menjadi buih.

Dan belajar dari kisah itu, akupun sadar bahwa pilihan terbaik yang bisa ku pilih juga pergi. Merelakan dan mengikhlaskan semua perasaan itu dan tetap menyimpannya dalam kebisuan. Hingga perasaan itu akan menjadi buih dan menghilang tiba-tiba.

Sindrom putri duyung, seperti itulah akhirnya kisah cintaku. Berakhir tanpa balasanmu dan menghilang bagai buih...

Aku yang telah lenyap dari sisimu....

#sindrom putri duyung
#esp

Pasuruan, 7 Oktober 2019

Renjana

Edit Posted by with No comments

Sama seperti ketika kita bermain basket. Tidak semua bola yang kita lempar masuk ke dalam ring. Begitupula dengan perasaan. Tidak semua perasaan mendapat balasan.

Saya akhirnya sadar, bahwa saya harus bisa merelakan. Mengikhlaskan perasaan saya, hanya dimiliki diri saya sendiri. Tidak tersentuh atau berbalas olehmu.

Saya akhirnya sadar, bahwa mungkin bahagiamu bukan denganku. Membunuh mati perasaan saya, adalah satu hal yang saya percayai bahwa itulah jalan terbaik yang harus saya pilih. Karena seperti di awal bahwa setiap perasaan tidak selalu mendapatkan balasan seperti yang kita inginkan.

Saya akhirnya sadar, jika kamu benar cinta saya kamu tidak akan mempermainkan hati saya. Kamu akan berusaha untuk menjadikan saya wanita yang istimewa. Yang akan kamu bacakan namanya di akad suci nanti sebagai janji suci sehidup semati.

Saya akhirnya sadar, jika kamu memang menganggap saya berarti. Kamu tidak akan membiarkan diri saya tersakiti oleh sikapmu yang susah untuk dipahami. Yang membuat saya selalu menduga-duga bahwa kamu juga memiliki perasaan yang sama.

Saya akhirnya sadar, bahwa kamu mungkin bukan diciptakan Tuhan untuk saya. Saya harus melepasmu meski harus bersusah payah dan tertatih-tatih. Biarlah perasaan ini menjadi renjana hingga waktu perlahan-lahan kan menghapusnya pergi

#renjana
#esp

Pasuruan, 6 Oktober 2019