Nendra
membawa Reta ke suatu cafe yang di penuhi dengan cahaya lilin yang sangat indah
di sepanjang jalan. Lampu berkilauan yang kelap kelip terpasang menghiasi
tempat itu. Dan pohon-pohon di luar cafe itu juga tak kalai indahnya dengan
lampu berkelap kelip itu juga. Reta yang mengenakan dress berwarna putih,
sepatu flat putih tampak begitu cantik dengan rambut panjangnya yang ia biarkan
tergerai sempurnah. Dia duduk di tempat yang sudah di pesankan oleh Nendra. Dan
tanpa sadar Reta dan Nendra duduk di bagian tengah-tengah cafe dengan beberapa
meja lainnya yang dipenuhi oleh orang-orang mengelilingi mejanya.
“Sebenarnya ini acara apa sih Nen,
kok kamu bawa aku ke tempat seperti ini?”tanya Reta yang tampak kikuk di antara
banyaknya pengunjung itu, karena dia tidak terbiasa mengunjungi tempat-tempat
yang terkesan romantis seperti ini.
“Ini kejutan.....,” ucap Nendra yang
kemudian perhatiannya teralihkan pada suara yang meminta perhatian semua
pengunjung cafe yang datang.
“Perhatian semuanya, kali ini kita
akan di hibur oleh teman-teman kita yang sangat tampan disini. Dia akan
menyanyikan satu buah lagu untuk seorang gadis yang sangat di cintainya. Untuk
itulah, mohon perhatiannya dan jangan biarkan mata anda berkedip sedikitpun,”
ucap pembawa acara dari atas panggung tempat biasanya band-band cafe beraksi
menghibur para pengunjung.
Lampu utama padam seketika dan hanya
terlihat lampu-lampu kecil yang menerangi. Hingga kemudian satu persatu
personil muncul dengan sorotan lampu-lampu berwarna putih yang meneranginya.
Reta terkejut bukan main ketika yang sosok orang –orang yang dilihatnya muncul
satu per satu di bawah sorotan lampu itu adalah orang-orang yang dikenalnya.
Dia melihat Davy, Yoyo, Reyhan, Sigit, Putri, Ersa dan juga Nico berada di atas
panggung. Reta terheran-heran kenapa teman-temannya dan temannya Zelvin semua
ada di atas panggung. Dan hingga sorotan lampu terakhir menyinari seseorang
yang tengah menyanyikan sebuah lagu. Semua pengunjung melihat ke arah lelaki
yang sangat tampan dengan pakaian yang casual namun terkesan rapi itu.
“Zelvin....,” ucap Reta lirih
setelah ia tahu sosok yang tengah berdiri dan bernyanyi di atas panggung itu.
Ia pun tersenyum kemudian yang juga di sambut dengan senyuman yang sama oleh
Zelvin di kejauhan.
Ku tuliskan kenangan
tentang
Caraku menemukan dirimu
Tentang apa yang
membuatku mudah
Berikan hatiku padamu
Disela-sela nyanyian yang
dilantunkan oleh Zelvin ada sebuah proyektor yang menampikan sebuah tulisan
“Sakura di Bulan Juni” dan setelah tulisan itu proyektor itu menampilkan
foto-foto seseorang. Mulai dari foto seorang gadis kecil dengan pipi tembem,
hingga gadis itu menjelang remaja, dan dewasa. Proyektor itu tak henti-hentinya
menampilkan foto-foto itu yang tentu saja Reta tahu bahwa itu adalah
foto-fotonya sejak zaman dia duduk si sekolah dasar, sekolah menegah pertama,
sekolah menengah atas dan bahkan foto-fotonya yang sekarang duduk di bangku
kuliah.
Reta menatap mata Zelvin, dan begitu
pula dengan Zelvin yang tak hentinya mentap mata Reta seolah menujukkan bahwa
lagu yang di nyanyikannya adalah semua isi hatinya pada Reta. Reta pun
menghayati lagu itu dengan tetap menatap lekat pada mata Zelvin di kejauhan.
Tak kan habis sejuta
lagu
Untuk menceritakan
cantikmu
Kan teramat panjang
puisi
Tuk menyuratkan cinta
ini
Reff :
Telah habis sudah cinta
ini
Tak lagi tersisa untuk
dunia
Karena tlah ku habiskan
Sisa cintaku hanya
untukmu
Aku pernah bermimpi
tentang
Hidupku tanpa ada
dirimu
Dapatkah lebih indah
dari
Yang kujalani sampai
kini
Aku selalu bermimpi
tentang
Indah hari tua
bersamamu
Tetap cantik rambut
panjangmu
Meskipun nanti tak
hitam lagi
Back to Reff
Untukmu
Hidup dan matiku
Bila musim berganti
Sampau waktu terhenti
Walau dunia membenci
Ku kan tetap disini
Back To Reff
............................................
Zelvin menyanyikan lagu
itu sampai akhir, dan di beberapabait terakhirnya ia berjalan mendatangi Reta.
Dan setelah lagu terakhir itu dia pun mengatakan sesuatu pada Reta.
“Ma’af, karena aku telah membuatmu
terluka dan membuat kita harus terpisah karena kesalapahaman ini,” ucap Zelvin.
“Bisakah kau mema’afkanku dan kembali mencintaiku lagi...?”tanya Zelvin.
Semua pengunjung melihat ke arah
Reta dan menunggu jawaban Reta. Reta yang malu karena orang-orang di sekitarnya
memperhatikannya tak mampu berkata apapun selain mengangukkan kepalanya sebagai
jawabannya. Dan Zelvin pun segera memeluk Reta karena mendengar jawaban yang
memuaskannya dari Reta. Dan akhirnya semua pengunjung pun bertepuk tangan
melihat keduanya.
Acara pun dilanjutkan dengan makan.
Dan ngobrol bersama dengan teman-temannya yang lain. Namun, kemudian Reta
menatap penuh selidik pada Zelvin.
“Kenapa?” tanya Zelvin yang sadar
akan tatapan Reta.
“Ada yang mau aku tanyakan...,”ucap
Reta.
“Apa?”
“Kenapa judul fotoku “Sakura di
Bulan Juni”?”
Dan Zelvin pun terkekeh dengan
pertanyaan Reta. Ia sebelumnya berfikir bahwa Reta akan bertanya bagaimana dia
bisa mendapatkan foto-foto Reta dari masa kecil sampai sekarang, tapi gadis itu
malah bertanya kenapa judulnya “Sakura di Bulan Juni”.
“Karena pertama kalinya aku menyukai
seorang gadis kecil yang memakai baju dengan motif bunga sakura dan berjalan di
tengah hujan dengan payung bercorak sama dengan bajunya di musim hujan bulan
Juni beberapa tahun yang lalu. Dan juga karena di bulan Juni pulalah aku
bertemu kembali dengan gadis itu setelah dua tahun lamanya yang masih juga
mengenakan baju bermotif bunga sakura berwarna pink. Dia membuatku jatuh cinta
berkali-kali, gadis sakuraku...,” jelas Zelvin yang pada Reta. Reta blushing
dan menunduk untuk menyembunyikannya dari Zelvin.
Namun,
Zelvin yang seolah mengerti gelagat Reta malah menarik dagu Reta agar mendongak
melihatnya. Hingga kemudian ketika matanya dan mata Reta bertemu dia
mendekatkan bibirnya menyentuh bibir Reta. Bibirnya melumat bibir Reta dengan
lembut dan Reta pun membalasnya setelah beberapa detik ciuman itu berlangsung.
Namun, tiba-tiba ciuman itu terhenti ketika suara seseorang mengagetkan semua
orang disana termasuk Reta dan juga Zelvin.
“Lah
kok sudah ciuman aja. Emang acaranya udah selesai ya...?” tanya Awan dengan
wajah polosnya.
“Huuuuu.....,”
semuanya menyeru pada Awan dan awan terkekeh kecil melihat semuanya menyerunya
karena tingkah konyolnya.
“Loe
sih...sapa suruh dateng terlambat.....,” ucap Zelvin dengan menjatuhkan jitakan
di kepala Awan yang diikuti pula dengan Nendra.
Awan
hanya terkekeh melihat kedua temannya melakukan itu padanya, karena itu memang
hukuman yang diterapkan olehnya dan kedua sahabatnya itu ketika salah satu dari
mereka terlambat dari acara penting yang diadakan oleh salah satu diantara
mereka bertiga. Dan akhirnya hari itu pun diakhiri dengan canda dan tawa di
antara mereka semua. Terdapat raut wajah bahagia diantara mereka semua,
terutama Reta dan Zelvin.
*****
0 comments:
Posting Komentar