Selasa, 10 Juli 2018

Epilog

Edit Posted by with No comments

Nendra membawa Reta ke suatu cafe yang di penuhi dengan cahaya lilin yang sangat indah di sepanjang jalan. Lampu berkilauan yang kelap kelip terpasang menghiasi tempat itu. Dan pohon-pohon di luar cafe itu juga tak kalai indahnya dengan lampu berkelap kelip itu juga. Reta yang mengenakan dress berwarna putih, sepatu flat putih tampak begitu cantik dengan rambut panjangnya yang ia biarkan tergerai sempurnah. Dia duduk di tempat yang sudah di pesankan oleh Nendra. Dan tanpa sadar Reta dan Nendra duduk di bagian tengah-tengah cafe dengan beberapa meja lainnya yang dipenuhi oleh orang-orang mengelilingi mejanya.
            “Sebenarnya ini acara apa sih Nen, kok kamu bawa aku ke tempat seperti ini?”tanya Reta yang tampak kikuk di antara banyaknya pengunjung itu, karena dia tidak terbiasa mengunjungi tempat-tempat yang terkesan romantis seperti ini.
            “Ini kejutan.....,” ucap Nendra yang kemudian perhatiannya teralihkan pada suara yang meminta perhatian semua pengunjung cafe yang datang.
            “Perhatian semuanya, kali ini kita akan di hibur oleh teman-teman kita yang sangat tampan disini. Dia akan menyanyikan satu buah lagu untuk seorang gadis yang sangat di cintainya. Untuk itulah, mohon perhatiannya dan jangan biarkan mata anda berkedip sedikitpun,” ucap pembawa acara dari atas panggung tempat biasanya band-band cafe beraksi menghibur para pengunjung.
            Lampu utama padam seketika dan hanya terlihat lampu-lampu kecil yang menerangi. Hingga kemudian satu persatu personil muncul dengan sorotan lampu-lampu berwarna putih yang meneranginya. Reta terkejut bukan main ketika yang sosok orang –orang yang dilihatnya muncul satu per satu di bawah sorotan lampu itu adalah orang-orang yang dikenalnya. Dia melihat Davy, Yoyo, Reyhan, Sigit, Putri, Ersa dan juga Nico berada di atas panggung. Reta terheran-heran kenapa teman-temannya dan temannya Zelvin semua ada di atas panggung. Dan hingga sorotan lampu terakhir menyinari seseorang yang tengah menyanyikan sebuah lagu. Semua pengunjung melihat ke arah lelaki yang sangat tampan dengan pakaian yang casual namun terkesan rapi itu.
            “Zelvin....,” ucap Reta lirih setelah ia tahu sosok yang tengah berdiri dan bernyanyi di atas panggung itu. Ia pun tersenyum kemudian yang juga di sambut dengan senyuman yang sama oleh Zelvin di kejauhan.
Ku tuliskan kenangan tentang
Caraku menemukan dirimu
Tentang apa yang membuatku mudah
Berikan hatiku padamu
            Disela-sela nyanyian yang dilantunkan oleh Zelvin ada sebuah proyektor yang menampikan sebuah tulisan “Sakura di Bulan Juni” dan setelah tulisan itu proyektor itu menampilkan foto-foto seseorang. Mulai dari foto seorang gadis kecil dengan pipi tembem, hingga gadis itu menjelang remaja, dan dewasa. Proyektor itu tak henti-hentinya menampilkan foto-foto itu yang tentu saja Reta tahu bahwa itu adalah foto-fotonya sejak zaman dia duduk si sekolah dasar, sekolah menegah pertama, sekolah menengah atas dan bahkan foto-fotonya yang sekarang duduk di bangku kuliah.
            Reta menatap mata Zelvin, dan begitu pula dengan Zelvin yang tak hentinya mentap mata Reta seolah menujukkan bahwa lagu yang di nyanyikannya adalah semua isi hatinya pada Reta. Reta pun menghayati lagu itu dengan tetap menatap lekat pada mata Zelvin di kejauhan.
Tak kan habis sejuta lagu
Untuk menceritakan cantikmu
Kan teramat panjang puisi
Tuk menyuratkan cinta ini
Reff :
Telah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk dunia
Karena tlah ku habiskan
Sisa cintaku hanya untukmu

Aku pernah bermimpi tentang
Hidupku tanpa ada dirimu
Dapatkah lebih indah dari
Yang kujalani sampai kini
Aku selalu bermimpi tentang
Indah hari tua bersamamu
Tetap cantik rambut panjangmu
Meskipun nanti tak hitam lagi
Back to Reff
Untukmu
Hidup dan matiku
Bila musim berganti
Sampau waktu terhenti
Walau dunia membenci
Ku kan tetap disini
Back To Reff
............................................
            Zelvin menyanyikan lagu itu sampai akhir, dan di beberapabait terakhirnya ia berjalan mendatangi Reta. Dan setelah lagu terakhir itu dia pun mengatakan sesuatu pada Reta.
            “Ma’af, karena aku telah membuatmu terluka dan membuat kita harus terpisah karena kesalapahaman ini,” ucap Zelvin. “Bisakah kau mema’afkanku dan kembali mencintaiku lagi...?”tanya Zelvin.
            Semua pengunjung melihat ke arah Reta dan menunggu jawaban Reta. Reta yang malu karena orang-orang di sekitarnya memperhatikannya tak mampu berkata apapun selain mengangukkan kepalanya sebagai jawabannya. Dan Zelvin pun segera memeluk Reta karena mendengar jawaban yang memuaskannya dari Reta. Dan akhirnya semua pengunjung pun bertepuk tangan melihat keduanya.
            Acara pun dilanjutkan dengan makan. Dan ngobrol bersama dengan teman-temannya yang lain. Namun, kemudian Reta menatap penuh selidik pada Zelvin.
            “Kenapa?” tanya Zelvin yang sadar akan tatapan Reta.
            “Ada yang mau aku tanyakan...,”ucap Reta.
            “Apa?”
            “Kenapa judul fotoku “Sakura di Bulan Juni”?”
            Dan Zelvin pun terkekeh dengan pertanyaan Reta. Ia sebelumnya berfikir bahwa Reta akan bertanya bagaimana dia bisa mendapatkan foto-foto Reta dari masa kecil sampai sekarang, tapi gadis itu malah bertanya kenapa judulnya “Sakura di Bulan Juni”.
            “Karena pertama kalinya aku menyukai seorang gadis kecil yang memakai baju dengan motif bunga sakura dan berjalan di tengah hujan dengan payung bercorak sama dengan bajunya di musim hujan bulan Juni beberapa tahun yang lalu. Dan juga karena di bulan Juni pulalah aku bertemu kembali dengan gadis itu setelah dua tahun lamanya yang masih juga mengenakan baju bermotif bunga sakura berwarna pink. Dia membuatku jatuh cinta berkali-kali, gadis sakuraku...,” jelas Zelvin yang pada Reta. Reta blushing dan menunduk untuk menyembunyikannya dari Zelvin.
Namun, Zelvin yang seolah mengerti gelagat Reta malah menarik dagu Reta agar mendongak melihatnya. Hingga kemudian ketika matanya dan mata Reta bertemu dia mendekatkan bibirnya menyentuh bibir Reta. Bibirnya melumat bibir Reta dengan lembut dan Reta pun membalasnya setelah beberapa detik ciuman itu berlangsung. Namun, tiba-tiba ciuman itu terhenti ketika suara seseorang mengagetkan semua orang disana termasuk Reta dan juga Zelvin.
“Lah kok sudah ciuman aja. Emang acaranya udah selesai ya...?” tanya Awan dengan wajah polosnya.
“Huuuuu.....,” semuanya menyeru pada Awan dan awan terkekeh kecil melihat semuanya menyerunya karena tingkah konyolnya.
“Loe sih...sapa suruh dateng terlambat.....,” ucap Zelvin dengan menjatuhkan jitakan di kepala Awan yang diikuti pula dengan Nendra.
Awan hanya terkekeh melihat kedua temannya melakukan itu padanya, karena itu memang hukuman yang diterapkan olehnya dan kedua sahabatnya itu ketika salah satu dari mereka terlambat dari acara penting yang diadakan oleh salah satu diantara mereka bertiga. Dan akhirnya hari itu pun diakhiri dengan canda dan tawa di antara mereka semua. Terdapat raut wajah bahagia diantara mereka semua, terutama Reta dan Zelvin.
*****
THE END

0 comments:

Posting Komentar