Jumat, 13 Juli 2018

Satu

Edit Posted by with No comments


London, 21 Agustus 2017
            Pesawat mendarat di bandara Heathrow setelah menempuh perjalanan selama 14 jam dari Jakarta. Fabian membawa kopernya dan bergegas untuk menstop taksi dengan tujuan rumahnya di kawasan elit Belgravia di London. Namun, ketika hendak membuka pintu mobil taksi tersebut seorang wanita menyerobot masuk ke dalam taksi. Hal itu sontak membuat Fabian kesal.
            “Ayo pak cepat jalan…,” ucap wanita itu memerintah supir taksi. Namun supir taksi masih tidak bergeming dan tetap diam. “Pak, saya bilang jalan sekarang. Saya lagi buru-buru…,” ucap wanita itu lagi. Namun, supir taksi tetap tidak mau melaju.
            “Ma’af Nona, tuan itu menghentikan taksi saya lebih dahulu..,” ucap supir taksi menunjuk kea rah Fabian yang masih memegang pintu taksi tersebut dan membiarkannya terbuka.
            Wanita itu pun berucap kemudian pada pemuda itu.
            “Please tuan, biarkan saya menggunakan taksi ini. Saya lagi buru-buru…,” ucap wanita itu tapi tak mendapat respon dari Fabian. “Tuan…,” geram wanita itu kemudian. Dia yang sedang kesal pun akhirnya keluar dan mengoceh karena lelaki itu tidak mau mengalah terhadapnya.
            “Tuan, bukankah saya meminta kepada anda dengan baik-baik untuk menggunakan taksi ini. Saya sedang buru-buru dan saya butuh taksi itu. Anda kan laki-laki anda harusnya bisa mengalah pada seorang wanita dan…………,” celoteh wanita itu tanpa menatap kea rah orang tersebut karena sibuk dengan HP ditangannya. Namun kemudian, ketika ia sadar bahwa ocehannya tak di gubris lelaki di hadapannya itu, ia pun memalingkan wajahnya dan menatap lelaki itu. Betapa terkejutnya kemudian wanita itu setelah melihat lelaki yang ada di hadapannya.
            “Eloe….,” ucap wanita itu kemudian.
            “Sudah puas ngocehnya? Kalau udah cepet minggir gue mau masuk..,” ucap lelaki itu dengan mendorong paksa wanita itu agar tak menghalangi dirinya yang hendak masuk ke dalam mobil.
            “Eh…loe…,” ucap wanita itu kesal.
            “Persetan dengan mendahulukan seorang wanita, gue yang lebih dulu menghentikan taksi ini,” ucap Fabian kepada wanita itu dan dia pun menutup pintu taksi itu dengan keras hingga membuat wanita itu terperanjat karena kaget. Setelahnya Fabian pun menyebut alamat tujuannya pada supir taksi.
*****
            Brigitha, kesal bukan main. Dia tak habis pikir bahwa ia harus bertemu dengan orang gila itu lagi. Dan kenapa juga cowok nyebelin bin aneh itu harus ada di sini. Karena ulah cowok itu tadi, Brigitha harus terlambat ke pesta ulang tahun sahabatnya.
            “Kenapa gue harus ketemu dengan cowok itu sih…,” batin Brigitha yang masih kesal.
            Sementara mamanya yang melihat putrinya bermuka kusut itu pun langsung mendekatinya. Ia melihat putrinya meminum satu gelas penuh air putih yang di ambilnya dari lemari pendingin.
            “Kamu kenapa sih Tha, marah-marah nggak jelas gitu..?” tanya mamanya. Brigitha tak menjawab dan hanya mendengus kesal. “Kenapa masalah pemblokiran kartu kredit kamu itu lagi. Bukannya mama dan papa udah bilang ya ke kamu kalau kami akan mengembalikan semua fasilitas kamu dengan syarat kamu harus setuju dengan pertunangan itu…,” tebak mamanya tentang apa yang membuat putrinya itu jadi uring-uringan nggak jelas.
            “Bukan karena itu ma…..ini semua karena cowok gila yang nyebelin itu…,” seru Brigitha.
            Mamanya mengerutkan keningnya.
            “Cowok gila, siapa….?” Tanya mamanya.
            “Ada deh pokoknya ma. Mama nggak kenal….,” ucap Brigitha sembari meninggalkan mamanya dan naik ke lantai dua menuju kamarnya.
            “Ya, udah kalau nggak mau cerita terserah. Pokoknya yang mama tahu, kamu harus dateng di acara makan malam dengan keluarga calon tunangan kamu minggu depan…,” teriak mamanya. “Jangan coba berani-berani kabur lagi, mama gak segan-segan  nelantarin kamu di jalanan kalau sampai kamu melakukannya….,” ancam mamanya lagi dengan suara lantang yang tentu saja dapat terdengar oleh Brigitha meskipun dia sudah berada di kamarnya.
            Brigitha yang mendengar ancaman mamanya itupun mendengus kesal. Ia mengacak-ngacak rambutnya sendiri karena frustasi dan setelahnya ia pun berbaring di kasurnya. Memejamkan matanya dan mencoba untuk melupakan semua yang telah terjadi.
            “Bagaimana mungkin mama nyuruh anaknya sendiri dengan cowok yang nggak gue cintai. Mama beneran mama kandung gue nggak sih…,” gumam Brigitha sebelum akhirnya matanya terpejam dan membawanya kea lam mimpi.
*****











0 comments:

Posting Komentar