Jumat, 13 Juli 2018

Three

Edit Posted by with No comments


Terkadang apa yang dilihat oleh mata memiliki makna berbeda dengan apa yang dilihat dengan hati
REYNAND'S POV
Gue tengah asyik-asyiknya tidur ketika mama mengetuk pintu kamar gue dan ngebuat gue terpaksa harus bangun dari tidur panjang gue semenjak pulang sekolah sampai menjelang sore hari ini.
"Ada apa sih ma, Tama masih ngantuk nie..."
"Kamu ini sejak pulang sekolah kerjaanmu tidur terus memangnya kamu tidak mau lihat-lihat atau jalan-jalan di sekitar sini?"
"Ahhh...itu sih gampang ma, besok-besok juga bisa,"

"Lah, kamu ini memang pemalas banget. Ya sudah kalau kamu memang masih belum mau keliling daerah sini, yang penting sekarang kamu cepet bangun, mandi, ganti baju dan lekas ikut mama," pinta mama gue.

"Alah...emang mau ke mana sih ma, sampai Tama juga harus ikut? Bukannya papa udah pulang ya jam segini ? Mama minta temenin papa sajalah.."
"Is..kamu nih. Kita akan pergi sama-sama bertiga. Gak ada penolakan, mama tunggu di bawah 15 menit," titah mama gue.

Ya begitulah, kalau mama gue udah bertitah siapapun tak bisa menolaknya termasuk papi gue sendiri. Dan sekarang gue benar-benar harus bersiap-siap sebelum mama kembali ke kamar gue dan menceramahi gue.

Gue mengenakan pakaian jins hitam dengan kaus berkera berwarna putih seusai mandi. Setelahnya gue ngerapiin rambut gue sekenanya kemudian turun ke bawah bersiap untuk pergi. Papa, mama dan gue pun sudah siap di lantai bawah dan bergegas pergi. Tapi, ketika gue hendak menyalakan mesin mobil tiba-tiba mama dan papa tertawa.
"Ngapain kamu....?" tanya papa.
"Lah ya nyalain mobil lah ma, katanya mau pergi...?" tanya gue kayak orang oon.

"Iya, kita memang mau pergi tapi perginya ke rumah sebelah jadi gak perlu bawa mobil," ucap mama yang tentu saja ngebuat muka gue persis kayak orang bego. Gue pikir mama dan papa ngajakin pergi keluar buat jalan-jalan bareng atau sekedar pergi makan bersama tapi nyatanya cuman pergi ke rumah tetangga sebelah.

"Tau gitu gue tadi gak perlu pakek celana panjang gini kalau cuman ke rumah tetangga sebelah," gerutu gue dalam hati yang kemudian mau tak mau berjalan mengikuti mama dan papa.

AUTHOR'S POV
Anastasya yang tengah mencomot makanan di meja yang baru selesai mamanya masak tiba-tiba harus terhenti karena suara bel rumah berbunyi. Sebenernya dia gak mau beranjak dari dapur karna ngusilin dan habisin makanan yang mamanya masak tapi mamanya menyuruhnya untuk bukain pintu.
"Duuhhh siapa sih yang bertamu sore-sore gini," ucap Anastasya sembari tetap menyantap tempe goreng yang baru dia comot dari dapur.

Dia bukain pintu dan liat sepasang suami istri di depan pintu rumahnya.

"Hai nak, orang tua kamu ada?"tanya tante-tante yang seusia mamanya itu.

"Oh, ada tante silahkan masuk," ujarnya. Namun di detik ketiga baru dia sadari kalau tante itu gak hanya dateng sama suaminya tapi juga sama seorang laki-laki yang usianya gak jauh beda sama dia. Damn!!!

"Loe.....!!!" Seru Anastasya bersamaan dengan cowok itu.

"Ngapain loe disini? Loe ngintilin gue ya?" tanya Anastasya.
"Eh, siapa juga yang mau ngintilin loe. Gue ngikut mama gue ya kesini,"ujar cowok itu sinis sembari ngikutin mama dan papanya yang telah di persilahkan masuk lebih dulu.

Di ruang tamu mama dan papa Anastasya sudah menyambut mereka bertiga. Mamanya cipika-cipiki dengan tante-tante itu.
"Alah mbk Ningrum, kenapa gak bilang dulu kalau mau datang kemari?" tanya mamanya.
"Hehehe...pinginnya sih mau kasih kamu surprise gitu,"

"Ya, mbk ini pakek surprise..surprise segala. Gak pakek surprise pun saya terkejut kalau liat penampilan mbk yang udah beda gini dari penampilan yang dulu,"

"Gimana kabarnya mbk. Lama nggak saling kontak ya sejak aku pindah ke sini...,"

"Iya, kira-kira sudah lebih dari 10 tahun kita ndak saling kontak lagi loh Ven...,"

"Iya...mbak... Makanya saya seneng banget mbk mau mampir kesini..,"

"Ya iyalah Ven, sudah disini masak ndak mampir. Aku bakal sering berkunjung ke sini nanti. Kita bisa masak-masak bareng kayak dulu...,"

"Ya, tentu saja mbak. Lah, tapi pekerjaan mas Lucky gak papa di tinggal..?"

"Oh, ya sampai lupa belum ngasih tahu Ven. Jadi gini Ven, Ren, Mas Lucky dipindah tugaskan ke sini oleh perusahaannya jadi mulai kemarin kami sudah menetap disini,"

"Walah aku ikut seneng kalau gitu mbk. Kita bisa ngerumpi-ngerumpi bareng. Ngomong-ngomong mbk tinggal di daerah mana?" tanya mama yang kemudian di jawab dengan tawa di wajah tante dan om itu. "Lah, kenapa malah ketawa mbk?"

"Kamu itu Ven, gak berubah sama sekali. masih saja kurang up to date. Apa jangan-jangan kamu juga masih jarang keluar rumah kayak dulu ya?" tanya seseorang yang bernama Lucky itu.
"Iya, sampai-sampai kami yang sudah pindah di samping rumahmu pun kamu ndak tahu," tambah tante Ningrum.

"Masya Allah, jadi tetangga baru kita itu kalian?" tanya Papa Anatasya.

"Iya, Ren...,"

"Ya, allah dunia itu sempit ternyata. Aku juga baru tahu kalau di samping rumah baruku itu rumah kamu Ven, saat kamu keluar untuk menaruh sampah di depan. Tapi aku sengaja baru berkunjung sekarang buat ngasih surprise...," jelas seseorang yang dipanggil dengan Ningrum itu.

Mereka pun tertawa dan saling mengobrol tentang masa lalu. Sementara Anastasya dan Reynand tetap menikmati makanan yang tengah mereka makan. Baik Anastasya dan Reynand  pun tak saling bicara sepanjang acara malam itu. Mereka hanya diam dan terpaku pada pikirannya masing-masing.

"Jadi ternyata itu loe, tetangga baru gue...," batin Anastasya.
"Dunia itu sempit banget ternyata. Disekolah gue ketemu loe, di rumah juga gue ketemu loe. Ternyata takdir kita masih berlanjut ya Cha...," batin Reynand.
*****



















0 comments:

Posting Komentar