Terkadang apa yang dilihat oleh mata memiliki makna berbeda
dengan apa yang dilihat dengan hati
REYNAND'S POV
Gue tengah asyik-asyiknya tidur
ketika mama mengetuk pintu kamar gue dan ngebuat gue terpaksa harus bangun dari
tidur panjang gue semenjak pulang sekolah sampai menjelang sore hari ini.
"Ada apa sih ma, Tama masih ngantuk nie..."
"Kamu ini sejak pulang sekolah kerjaanmu tidur
terus memangnya kamu tidak mau lihat-lihat atau jalan-jalan di sekitar
sini?"
"Ahhh...itu sih gampang ma,
besok-besok juga bisa,"
"Lah, kamu ini memang pemalas
banget. Ya sudah kalau kamu memang masih belum mau keliling daerah sini, yang
penting sekarang kamu cepet bangun, mandi, ganti baju dan lekas ikut
mama," pinta mama gue.
"Alah...emang mau ke mana sih
ma, sampai Tama juga harus ikut? Bukannya papa udah pulang ya jam segini ? Mama
minta temenin papa sajalah.."
"Is..kamu nih. Kita akan pergi sama-sama bertiga.
Gak ada penolakan, mama tunggu di bawah 15 menit," titah mama gue.
Ya begitulah, kalau mama gue udah
bertitah siapapun tak bisa menolaknya termasuk papi gue sendiri. Dan sekarang
gue benar-benar harus bersiap-siap sebelum mama kembali ke kamar gue dan
menceramahi gue.
Gue mengenakan pakaian jins hitam
dengan kaus berkera berwarna putih seusai mandi. Setelahnya gue ngerapiin
rambut gue sekenanya kemudian turun ke bawah bersiap untuk pergi. Papa, mama
dan gue pun sudah siap di lantai bawah dan bergegas pergi. Tapi, ketika gue
hendak menyalakan mesin mobil tiba-tiba mama dan papa tertawa.
"Ngapain kamu....?" tanya papa.
"Lah ya nyalain mobil lah ma,
katanya mau pergi...?" tanya gue kayak orang oon.
"Iya, kita memang mau pergi
tapi perginya ke rumah sebelah jadi gak perlu bawa mobil," ucap mama yang
tentu saja ngebuat muka gue persis kayak orang bego. Gue pikir mama dan papa
ngajakin pergi keluar buat jalan-jalan bareng atau sekedar pergi makan bersama
tapi nyatanya cuman pergi ke rumah tetangga sebelah.
"Tau gitu gue tadi gak perlu
pakek celana panjang gini kalau cuman ke rumah tetangga sebelah," gerutu
gue dalam hati yang kemudian mau tak mau berjalan mengikuti mama dan papa.
AUTHOR'S POV
Anastasya yang tengah mencomot makanan di meja yang
baru selesai mamanya masak tiba-tiba harus terhenti karena suara bel rumah berbunyi.
Sebenernya dia gak mau beranjak dari dapur karna ngusilin dan habisin makanan
yang mamanya masak tapi mamanya menyuruhnya untuk bukain pintu.
"Duuhhh siapa sih yang bertamu
sore-sore gini," ucap Anastasya sembari tetap menyantap tempe goreng yang
baru dia comot dari dapur.
Dia bukain pintu dan liat sepasang
suami istri di depan pintu rumahnya.
"Hai nak, orang tua kamu
ada?"tanya tante-tante yang seusia mamanya itu.
"Oh, ada tante silahkan
masuk," ujarnya. Namun di detik ketiga baru dia sadari kalau tante itu gak
hanya dateng sama suaminya tapi juga sama seorang laki-laki yang usianya gak
jauh beda sama dia. Damn!!!
"Loe.....!!!" Seru
Anastasya bersamaan dengan cowok itu.
"Ngapain loe disini? Loe
ngintilin gue ya?" tanya Anastasya.
"Eh, siapa juga yang mau
ngintilin loe. Gue ngikut mama gue ya kesini,"ujar cowok itu sinis sembari
ngikutin mama dan papanya yang telah di persilahkan masuk lebih dulu.
Di ruang tamu mama dan papa
Anastasya sudah menyambut mereka bertiga. Mamanya cipika-cipiki dengan tante-tante
itu.
"Alah mbk Ningrum, kenapa gak
bilang dulu kalau mau datang kemari?" tanya mamanya.
"Hehehe...pinginnya sih mau
kasih kamu surprise gitu,"
"Ya, mbk ini pakek
surprise..surprise segala. Gak pakek surprise pun saya terkejut kalau liat penampilan
mbk yang udah beda gini dari penampilan yang dulu,"
"Gimana kabarnya mbk. Lama
nggak saling kontak ya sejak aku pindah ke sini...,"
"Iya, kira-kira sudah lebih
dari 10 tahun kita ndak saling kontak lagi loh Ven...,"
"Iya...mbak... Makanya saya
seneng banget mbk mau mampir kesini..,"
"Ya iyalah Ven, sudah disini
masak ndak mampir. Aku bakal sering berkunjung ke sini nanti. Kita bisa
masak-masak bareng kayak dulu...,"
"Ya, tentu saja mbak. Lah, tapi
pekerjaan mas Lucky gak papa di tinggal..?"
"Oh, ya sampai lupa belum
ngasih tahu Ven. Jadi gini Ven, Ren, Mas Lucky dipindah tugaskan ke sini oleh
perusahaannya jadi mulai kemarin kami sudah menetap disini,"
"Walah aku ikut seneng kalau
gitu mbk. Kita bisa ngerumpi-ngerumpi bareng. Ngomong-ngomong mbk tinggal di
daerah mana?" tanya mama yang kemudian di jawab dengan tawa di wajah tante
dan om itu. "Lah, kenapa malah ketawa mbk?"
"Kamu itu Ven, gak berubah sama
sekali. masih saja kurang up to date. Apa jangan-jangan kamu juga masih jarang
keluar rumah kayak dulu ya?" tanya seseorang yang bernama Lucky itu.
"Iya, sampai-sampai kami yang
sudah pindah di samping rumahmu pun kamu ndak tahu," tambah tante Ningrum.
"Masya Allah, jadi tetangga
baru kita itu kalian?" tanya Papa Anatasya.
"Iya, Ren...,"
"Ya, allah dunia itu sempit
ternyata. Aku juga baru tahu kalau di samping rumah baruku itu rumah kamu Ven,
saat kamu keluar untuk menaruh sampah di depan. Tapi aku sengaja baru
berkunjung sekarang buat ngasih surprise...," jelas seseorang yang dipanggil
dengan Ningrum itu.
Mereka pun tertawa dan saling
mengobrol tentang masa lalu. Sementara Anastasya dan Reynand tetap menikmati
makanan yang tengah mereka makan. Baik Anastasya dan Reynand pun tak
saling bicara sepanjang acara malam itu. Mereka hanya diam dan terpaku pada
pikirannya masing-masing.
"Jadi ternyata itu loe,
tetangga baru gue...," batin Anastasya.
"Dunia itu sempit banget
ternyata. Disekolah gue ketemu loe, di rumah juga gue ketemu loe. Ternyata
takdir kita masih berlanjut ya Cha...," batin Reynand.
*****
0 comments:
Posting Komentar