Every thing that happens must have a reason. And God is omniscient of all that is best for our lives.
Ada alasan disetiap hal yang kita lakukan. Ada alasan mengapa kaki kita melangkah. Berjalan menuju tempat-tempat yang baru, juga bertemu orang-orang yang baru meski hanya sepersekian detik waktu. Semuanya ada alasannya, bahkan kenapa kita masih di beri nafas oleh Tuhan hingga detik ini juga ada alasannya. Begitupun kamu, ada alasan mengapa Tuhan pernah menghadirkan kamu di perjalanan hidup saya.
Saya rela, ikhlas bila akhirnya kamu kini bersama dengan yang lain. Mungkin, itu salah satu cara Tuhan mengajarkan kepada saya bagaimana caranya melepaskan. Mungkin, itu cara Tuhan untuk membentuk hati saya, menempanya begitu keras hingga menjadikannya menjadi sekuat baja. Mungkin pula, itu cara Tuhan menyadarkan saya bahwa tiada yang lain yang patut dimintai pengharapan kecuali "Ia", Sang Pemilik Kuasa atas semua mahluk ciptaan-Nya.
Saya sudah bisa menerima, menerima dengan penerimaan dan pemahaman yang baik. Tuhan, selalu memiliki alasan-Nya mengapa ia menjadikan perjalanan hidup saya menjadi seperti ini. Merasakan jatuh cinta tanpa pernah sekalipun mendapatkan balas untuk perasaan itu.
Saya sudah bisa, menganggap kamu sebagai bagian dari masa lalu. Tanpa perlu ku bawa lagi ke masa depan untuk ku simpan bersama angan. Saya juga sudah bisa tersenyum setiap kali kamu tiba-tiba hadir dalam ingatan. Tanpa perlu mendamba untuk bisa kembali merajut kenangan indah itu lagi bersama-sama.
Namun, satu hal yang tidak pernah bisa untuk saya lakukan. Menghapusmu selamanya dalam hidupku. Kamu akan selalu menjadi kamu, yang tersimpan dalam ingatanku. Kamu yang ramah. Kamu yang terkadang penuh amarah. Kamu yang sabar. Kamu yang terkadang memicu tengkar. Kamu yang pendiam. Kamu yang terkadang mencipta redam. Kamu yang lucu. Kamu yang terkadang hanya bisa mencipta pilu. Kamu yang penuh tawa. Kamu yang terlampau sering membuat perih luka yang menganga.
Semua masih teringat jelas dalam dalam ingatan. Bahkan meski waktu berlalu begitu cepat tanpa mampu terhitung tangan. Kamu, masih tersimpan dalam ruang ingatan. Suatu waktu, ruang ingatan membawaku ke masa lalu. Berjumpa kamu yang dulu, kamu yang hanya dengan aku, tanpa dia yang kini menjadi penggantiku. Kamu yang hanya melihat kearahku, tanpa pernah beralih pandang untuk mencari dia, seseorang yang kini menjadikan aku hanya sepenggal sejarah di kehidupanmu. Kamu yang hanya menjadikanku satu-satunya dihidupmu, tanpa pernah beralih untuk menduakanku.
Ruang ingatan terkadang membuatku meneteskan air mata. Menjadikan saya menjadi seorang objek yang tersakiti karena cinta yang tak pernah mendapat balasan yang sama. Kadang pula ia membisik telingaku untuk tak jatuh dan terpenjara oleh luka yang sama. Karenanya ia membangunkan diding tinggi nan kokoh, agar saya tak lagi terjerat pada cinta yang bodoh. Namun nyatanya, saya tak pernah mampu untuk itu. Saya tak pernah mampu untuk menghapusmu.
Biarlah ruang ingatan itu tetap berada disana. Ditempatnya, bersama kamu kenangan yang dijaganya. Selamanya, sampai saya menua dan ruang ingatan itu punah dengan sendirinya.
Pasuruan, 24 Maret 2020
0 comments:
Posting Komentar