Ma’af, aku harus jujur padamu
Tapi bagiku ini lebih baik
Daripada kau harus mendapatkan kebohonganku
Dan mendengar kebenarannya dari
orang lain
Ma’af aku menyakitimu lagi
~Reta~
Zelvin
terbangun setelah mendengar hujan turun.Dia tidak sadar bahwa sejak dari tadi
dia terlelap di sofa.Dia langsung meraba sakunya untuk mencari HP nya.Siapa
tahu Reta menelponnya, pikirnya dalam hati. Tapi, ketika dilihatnya HP itu
tetap sama seperti semula, ia kembali murung.
“Loe
kenapa lagi? Cepet mandi sono udah sore, dari tadi loe tiduran aja,”
“Nggak
ada, dia nggak nelpon gue..,”
“Siapa?”
“Ya
siapa lagi kalau bukan Reta,”
“Udah
tunggu aja. Itu karma buat loe, dulu loe sering banget buat cewek loe nunggu
kan. Jadi sekarang giliran loe yang nunggu,”
“Tapi
kalau dia nggak nelpon?Apa dia marah karena kejadian kemaren ya..,”
“Udah
loe nyantai aja. Kalau dia emang marah sama loe, pastinya dia ngehindar dari
loe dong saat loe mau ngelakuin itu. Kalau marahnya sekarang ya telat,”
“Ya,
loe bener. Atau karena dia malu ketemu aku ya…?”
“Jangan
kebanyakan mikir.Cepet pergi mandi sono.Sedari tadi kerjaan loe tiduran mulu,”
ucap Nico sembari mendorong Zelvin untuk segera pergi dari sofa.
“Emm…mungkin
gadis itu beda dari gadis loe sebelumnya Vin. Dia itu lugu banget.Loe sih
langsung nyamber aja, gak mikirin perasaannya,” celetuk Reyhan.
“Loe
bener, tadinya gue udah berusaha nahan diri.Tapi, karena terlalu merindukannya
gue jadi gak tahan lagi,” desah Zelvin sembari meninggalkan kedua sahabatnya
yang tengah asyik menikmati kopi hangatnya dan menonton pertandingan sepak bola
di TV.
*****
Reta
melirik HP nya yang tengah di carge.Mungkin udah penuh pikirnya. Kemudian dia
membuka flip HP nya dan menyalakannya. Dia terkejut melihat begitu banyaknya
panggilan atas nama Zelvin. Dia pun segera melakukan panggilan balik.
“Hallo,
Zelvin..,”
“Ha…hallo
Reta,” ucap Zelvin.Zelvin terkejut tadi ketika Reta menelponnya dia langsung
bergegas untuk mengangkat HP yang sedari tadi memang berada dalam genggamannya.
“Eh,
Vin, ma’af ya. Tadi HP ku mati.Kata mbak Santi kamu nyariin aku?”
“Oh..iya…,”
“Ada
apa?”
Zelvin
ingin member tahu gadis itu bahwa dia mau mengajak jalan hari ini.Tapi
diurungkannya niatnya itu.
“Ndak
ada apa-apa kok Ret. Aku cuman pingin main ke kos kamu,”
“Oh,
aku pikir ada apa. Aku seharian pergi ke luar soalnya,”
“Em..gitu.
Kalau boleh tahu kamu pergi kemana?”
Reta
bingung apa sebaiknya dia member tahu Zelvin kalau seharian ini dia bersama
Nendra. Tapi, sejak dia tahu bahwa laki-laki yang tengah di telponnya ini
menyukainya, dia takut sekali menyakiti hati lelaki itu. Tapi..jika tidak
diberitahukan yang sebenarnya dia pasti dianggap pembohong. Dan Reta tidak mau
jika lelaki itu sampai tahu suatu saat nanti dia telah dibohongi oleh
Reta.Terlebih lagi dia sangat dekat dengan Nendra jadi sapa tahu cepat atau
lambat Nendra juga pasti cerita.Jadi, meski dia harus menyakiti laki-laki ini
sekarang, itu masih lebih baik dari pada dia tersakiti karena kebohongan Reta.
“Em..aku..aku
pergi menemui Nendra..,” ucapnya dengan rasa cemas. Beberapa detik kemudian tak
ada jawaban.Reta tahu pasti ucapannya telah menyakiti laki-laki itu.
“Oh…,”
jawab Zelvin tiba-tiba. “Kamu sering bertemu Nendra?” tanya Zelvin sembari
membatin harusnya kamu loe nggak usah jujur saja, itu lebih baik buatku,” Batin
Zelvin.
“Enggak
kok kami jarang bertemu. Ini pertama kalinnya kami bertemu sejak aku kuliah di
kota ini. Biasanya kami hanya bercakap-cakap lewat sms.Dia temanku.Dan tentu
saja kami masih berhubungan.Bukankah sejak dulu juga seperti itu?”
“Oh..ya
kau benar. Aku lupa kalau kau sudah berteman akrab dari dulu dengan Nendra,”
“Ya….,”
“Ya,
sudah. Ku pikir terjadi apa-apa sama kamu karena HP kamu tidak bisa di
hubungi,”
“Enggak
kok. Oh ya sebagai permintaan ma’afku kamu mau nggak ku traktir makan besok?
Soalnya besok aku juga sekalian keluar samaPutri dan Ersa, mau nyari buku,”
“Wahhh…aku
sih mau aja kalau saja belum ada janji..,”
“Oh,
jadi kamu sudah ada janji ya? Ya sudah kalau begitu kapan-kapan aja aku
traktirnya,”
“Ah…aku
ada janji mau ketemu temen lama kok. Jadi kamu jangan berpikir yang
tidak-tidak,”
“Iya,
nggak papa kok Vin,,”
“Ya
sudah kalau begitu. Aku cuman takut kamu salah paham,”
“Tidak.
Kalau begitu aku tutup dulu ya..,”
“Iya…,”


0 comments:
Posting Komentar