Selasa, 10 Juli 2018

Bab 6

Edit Posted by with No comments


Sekarang baru aku sadari
Aku sendiri lagi, tak ada yang menemaniku
Dan aku hidup dalam kehampaan yang hampa
~Reta~
            Sejak saat itu Reta tak pernah lagi bertemu dengan Zelvin. Dia tak lagi mendapati Zelvin bertandang ke kos nya. Dan juga tak mendapatinya yang tiba-tiba muncul di kampus menghampirinya.Sudah 6 bulan lamanya, itulah yang dihitung oleh Reta.Tapi, kemudian Reta bertemu dengan wajah seseorang yang sudah tidak asing lagi baginya karena Zelvin pernah berulang kali memperlihatkan fotonya pada Reta.
            “Niko..?” sapa Reta ketika mereka bertemu di kantin kampus.
            Niko masih memandangi gadis yang ada di hadapannya itu dan berpikir dimana dia kenal atau bertemu gadis itu, sebelum ingatannya mengingatkan pada cerita dan beberapa foto yang pernah diperlihatkan Zelvin.
            “Oh..kamu gadis sakura….,” sapa Nico balik pada Reta.
            Reta tercenggang mendengar perkataan Nico.“Gadis sakura?Apa maksudmu?”
            “Oh, itu..itu Zelvin yang memberikan julukan itu untukmu. Zelvin sering menceritakan tentangmu padaku. Dan ternyata benar bahwa kau sangat-sangat cantik meskipun tidak terlalu tinggi. Ini pertama kalinya aku melihatmu secara langsung. Biasanya aku hanya melihatmu di foto-foto yang ada di hp Zelvin,”
            “Apa maksudmu? Bukankah kau telah memperhatikanku sejak terjadinya kecelakaan itu? Kejadian di perpus, hujan lebat yang turun beberapa bulan lalu, tapi kenapa kau.....,”
            “Apa maksudmu ? Aku tak mengerti?” Nico balik bertanya.
            “Zelvin bilang, kau menguntitku. Dan itu karena cinta pada pandangan pertama sejak pertama kali kau melihatku,” ucap Reta heran karena Nico tak mengerti maksudnya.
            “Hahaha...kau ini. Bagaimana mungkin aku menguntit gadis yang di taksir oleh sahabatku sendiri. Apalagi cinta pada pandangan pertama. Ya, itu mungkin memang bisa saja terjadi kalau saja sahabatku tidak naksir terlebih dahulu padamu,”
            Reta masih heran mendengar perkataan Nico yang lebih seperti ungkapan rahasia bagi Reta. “Maksudmu?”
            “Ah...ma’af sekali jika kau menganggap aku menyukaimu. Tapi sayang bukan gue?” ucap Nico berbeli-belit dengan logatnya yang kembali karena dia belum terbiasa berbicara formal dengan orang lain.
            Reta geram dan menyuruh Nicountuk menceritakan semuanya yang Zelvin sembunyikan darinya. Dan dia sungguh kaget mendengar pernyataan pengakuan Nico bahwa Zelvin menyukainya. Bahkan mungkin sudah lebih dari menyukai, lelaki yang dikenalnya itu sudah mencintainya sejak lama. Setidaknya itulah yang dikatakan oleh Nico dan Reta tidak menemukan kejanggalan apapun dari pernyataan itu. Dia memutar otaknya ribuan kali dan ternyata benar bahwa selama ini Zelvin menyembunyikan perasaannya dengan alasan karena Nico.
            Dia semakin yakin bahwa pernyataan Nico adalah benar setelah mengingat pertemuannya yang terakhir dengan Zelvin saat itu. Cowok itu begitu marah saat mendengar pernyataan Reta bahwa Reta masih menyukai Nendra yang merupakan sahabat kecil Zelvin sendiri. Reta masih menggenggam secuil kertas yang berisi alamat kos Zelvin yang telah diberikan oleh Nico tadi. Reta masih ingat dengan pernyataan Nico tadi.
            “Zelvin mungkin sedang sakit atau sedang memikirkan sesuatu yang penting. Beberapa minggu belakangan ini dia hanya berdiam diri di kamarnya. Dia hanya sesekali pergi ke kampus kalau sedang ada jadwal konsultasi untuk skripsinya. Kau mau menjenguknya? Aku akan memberikan alamat kos nya. Ma’af aku tidak bisa mengantarmu sekarang, aku sedang ada urusan,”
            Begitulah awalnya hingga alamat itu berada di genggamannya sekarang.
*****
            Reta sampai di depan rumah biru bertingkat itu. Dia membunyikan bel rumah itu. Kemudian seorang cowok yang hanya mengenakan kaos dan celana pendek, membukakan pintu untuknya.
            “Zelvinnya ada?” tanya Reta.
            “Oh...kak Zelvin. Ada, ada mbak. Dia sedang ada di kamarnya. Masuklah..,” pinta anak itu yang terlihat lebih muda usianya dibandingkan dengan Zelvin dan juga dirinya sendiri.
            “Apa?” Reta terheran mendengarnya. Bagaimana mungkin seorang cewek masuk ke kos cowok,pikirnya.
            “Ah..tenanglah aku jamin tak akan ada masalah. Kak Zelvin sedang ada di kamarnya dan dia bilang jika ada temannya yang datang mencarinya suruh langsung naik saja. Mari ku antar,” pinta cowok muda itu dengan sopannya.
            Ketika tiba di sebuah pintu di lantai atas dekat tangga itu, cowok muda itu mengetuk pintu. Dan orang yang berada di balik pintu itu menjawab dengan pertanyaan.
            “Siapa?” tanya Zelvin.
            “Davy kak..,”
            “Oh, ada apa?” tanya Zelvin yang masih belum membukakan pintu untuknya.
            “Aku bawa seorang gadis kak, cantik sekali. Katanya namanya Re....,”
            Seolah tahu siapa yang datang Zelvin bergegas membuka pintu kamarnya. Dan tepat seperti dugaannya Reta tengah berdiri di hadapannya dengan dress merah marun dan bandana yang senada dengan bajunya, serta sepatu cewek biasa yang flat dan tidak menambah ketinggian cewek itu. Tapi, dia masih terlihat cantik. Sungguh cantik malah meski dalam kesederhanaannya.
            “Oh, kau Ret...,” ucap Zelvin tanpa memperhatikan bahwa masih ada Davy yang tengah berdiri disana karena pandangannya hanya tertuju pada Reta.
            “Ya, sudah Davy turun dulu daripada bengong disini kayak obat nyamuk..,” seru Davy.
            “Ah...ma’af Dav, dan terima kasih sudah mengantarnya...,” Ucap Zelvin sembari tersenyum melihat Davy yang pergi.
            “Ya, tak masalah...,” seru Davy.
            “Masuklah Ret...,” ucap Zelvin mempersilahkan Reta masuk.
            Reta terbengong karena ini pertama kalinya diamasuk ke kos cowok. Apakah dia sudah gila,” batin Reta dalam hati.
            “Kecuali kalau kau pingin tetep di luar dan dipandangi oleh puluhan laki-laki yang ada disini. Atau mungkin kamu nggak mau masuk karena takut aku apa-apain?” tambah Zelvin.
*****












0 comments:

Posting Komentar