Sekarang baru aku sadari
Aku sendiri lagi, tak ada yang
menemaniku
Dan aku hidup dalam kehampaan yang
hampa
~Reta~
Sejak
saat itu Reta tak pernah lagi bertemu dengan Zelvin. Dia tak lagi mendapati
Zelvin bertandang ke kos nya. Dan juga tak mendapatinya yang tiba-tiba muncul
di kampus menghampirinya.Sudah 6 bulan lamanya, itulah yang dihitung oleh Reta.Tapi,
kemudian Reta bertemu dengan wajah seseorang yang sudah tidak asing lagi
baginya karena Zelvin pernah berulang kali memperlihatkan fotonya pada Reta.
“Niko..?”
sapa Reta ketika mereka bertemu di kantin kampus.
Niko
masih memandangi gadis yang ada di hadapannya itu dan berpikir dimana dia kenal
atau bertemu gadis itu, sebelum ingatannya mengingatkan pada cerita dan
beberapa foto yang pernah diperlihatkan Zelvin.
“Oh..kamu
gadis sakura….,” sapa Nico balik pada Reta.
Reta
tercenggang mendengar perkataan Nico.“Gadis sakura?Apa maksudmu?”
“Oh,
itu..itu Zelvin yang memberikan julukan itu
untukmu. Zelvin sering menceritakan tentangmu padaku. Dan ternyata benar bahwa
kau sangat-sangat cantik meskipun tidak terlalu tinggi. Ini pertama kalinya aku
melihatmu secara langsung. Biasanya aku hanya melihatmu di foto-foto yang ada
di hp Zelvin,”
“Apa maksudmu? Bukankah kau telah
memperhatikanku sejak terjadinya kecelakaan itu? Kejadian di perpus, hujan
lebat yang turun beberapa bulan lalu, tapi kenapa kau.....,”
“Apa maksudmu ? Aku tak mengerti?”
Nico balik bertanya.
“Zelvin bilang, kau menguntitku. Dan
itu karena cinta pada pandangan pertama sejak pertama kali kau melihatku,” ucap
Reta heran karena Nico tak mengerti maksudnya.
“Hahaha...kau ini. Bagaimana mungkin
aku menguntit gadis yang di taksir oleh sahabatku sendiri. Apalagi cinta pada
pandangan pertama. Ya, itu mungkin memang bisa saja terjadi kalau saja
sahabatku tidak naksir terlebih dahulu padamu,”
Reta masih heran mendengar perkataan
Nico yang lebih seperti ungkapan rahasia bagi Reta. “Maksudmu?”
“Ah...ma’af sekali jika kau
menganggap aku menyukaimu. Tapi sayang bukan gue?” ucap Nico berbeli-belit
dengan logatnya yang kembali karena dia belum terbiasa berbicara formal dengan
orang lain.
Reta geram dan menyuruh Nicountuk
menceritakan semuanya yang Zelvin sembunyikan darinya. Dan dia sungguh kaget
mendengar pernyataan pengakuan Nico bahwa Zelvin menyukainya. Bahkan mungkin
sudah lebih dari menyukai, lelaki yang dikenalnya itu sudah mencintainya sejak lama.
Setidaknya itulah yang dikatakan oleh Nico dan Reta tidak menemukan kejanggalan
apapun dari pernyataan itu. Dia memutar otaknya ribuan kali dan ternyata benar
bahwa selama ini Zelvin menyembunyikan perasaannya dengan alasan karena Nico.
Dia semakin yakin bahwa pernyataan
Nico adalah benar setelah mengingat pertemuannya yang terakhir dengan Zelvin
saat itu. Cowok itu begitu marah saat mendengar pernyataan Reta bahwa Reta
masih menyukai Nendra yang merupakan sahabat kecil Zelvin sendiri. Reta masih menggenggam
secuil kertas yang berisi alamat kos Zelvin yang telah diberikan oleh Nico
tadi. Reta masih ingat dengan pernyataan Nico tadi.
“Zelvin
mungkin sedang sakit atau sedang memikirkan sesuatu yang penting. Beberapa
minggu belakangan ini dia hanya berdiam diri di kamarnya. Dia hanya sesekali
pergi ke kampus kalau sedang ada jadwal konsultasi untuk skripsinya. Kau mau
menjenguknya? Aku akan memberikan alamat kos nya. Ma’af aku tidak bisa
mengantarmu sekarang, aku sedang ada urusan,”
Begitulah awalnya hingga alamat itu
berada di genggamannya sekarang.
*****
Reta sampai di depan rumah biru
bertingkat itu. Dia membunyikan bel rumah itu. Kemudian seorang cowok yang
hanya mengenakan kaos dan celana pendek, membukakan pintu untuknya.
“Zelvinnya ada?” tanya Reta.
“Oh...kak Zelvin. Ada, ada mbak. Dia
sedang ada di kamarnya. Masuklah..,” pinta anak itu yang terlihat lebih muda
usianya dibandingkan dengan Zelvin dan juga dirinya sendiri.
“Apa?” Reta terheran mendengarnya.
Bagaimana mungkin seorang cewek masuk ke kos cowok,pikirnya.
“Ah..tenanglah aku jamin tak akan
ada masalah. Kak Zelvin sedang ada di kamarnya dan dia bilang jika ada temannya
yang datang mencarinya suruh langsung naik saja. Mari ku antar,” pinta cowok
muda itu dengan sopannya.
Ketika tiba di sebuah pintu di
lantai atas dekat tangga itu, cowok muda itu mengetuk pintu. Dan orang yang
berada di balik pintu itu menjawab dengan pertanyaan.
“Siapa?” tanya Zelvin.
“Davy kak..,”
“Oh, ada apa?” tanya Zelvin yang
masih belum membukakan pintu untuknya.
“Aku bawa seorang gadis kak, cantik
sekali. Katanya namanya Re....,”
Seolah tahu siapa yang datang Zelvin
bergegas membuka pintu kamarnya. Dan tepat seperti dugaannya Reta tengah
berdiri di hadapannya dengan dress merah marun dan bandana yang senada dengan
bajunya, serta sepatu cewek biasa yang flat dan tidak menambah ketinggian cewek
itu. Tapi, dia masih terlihat cantik. Sungguh cantik malah meski dalam
kesederhanaannya.
“Oh, kau Ret...,” ucap Zelvin tanpa
memperhatikan bahwa masih ada Davy yang tengah berdiri disana karena
pandangannya hanya tertuju pada Reta.
“Ya, sudah Davy turun dulu daripada
bengong disini kayak obat nyamuk..,” seru Davy.
“Ah...ma’af Dav, dan terima kasih
sudah mengantarnya...,” Ucap Zelvin sembari tersenyum melihat Davy yang pergi.
“Ya, tak masalah...,” seru Davy.
“Masuklah Ret...,” ucap Zelvin
mempersilahkan Reta masuk.
Reta terbengong karena ini pertama
kalinya diamasuk ke kos cowok. Apakah dia sudah gila,” batin Reta dalam hati.
“Kecuali kalau kau pingin tetep di
luar dan dipandangi oleh puluhan
laki-laki yang ada disini. Atau mungkin kamu nggak mau masuk karena takut aku
apa-apain?” tambah Zelvin.
*****
0 comments:
Posting Komentar