Selasa, 10 Juli 2018

Bab 9

Edit Posted by with No comments


Aku tidak tahu kapan rasa itu benar-benar sirnah
Bahkan hingga saat ini, saat melihat wajahmu rapuh
Ada sedih yang terendap dalam hatiku
Dan ada harap yang kusimpan bahwa pelukku akan mampu membuatmu kembali
Kembali menjadi ceria seolah tak pernah merasa sakit sedikitpun
~Reta~
            Zelvin sedang berdua dengan Nico ketika yang lainnya balik ke kamarnya masing-masing.Dan Nico mulai menginterogasi Zelvin, dan itulah yang sering dia lakukan jika sudah penasaran.
            “Loe, bukan pertama kalinya kan ciuman? Tapi kok loe seneng banget,”
            Zelvin melihat sahabatnya dengan tersenyum.“Ini bukan pertama kalinya dan loe juga pernah nyium dia sebelumnya.Tapi kenapa kali ini loe sangat berbeda. Jangan berlebihan bro, loe jadi buat semua orang iri sama loe. Apa sih yang ngebuat loe begitu seneng hari ini?”
            “Loe tuh Nic, gak seneng apa liat temen loe bahagia,”
            “Bukan gitu maksud gue.Tapi loe emang berlebihan senengnya. Emang rasanya kayak gimana sih? Apa bedanya dengan ciuman loe dengan pacar-pacar loe dulu?”
            “Yang ini jauh lebih manis dari yang sudah-sudah,” ucap Zelvin sembari meninggalkan sahabatnya yang masih penasaran itu.
            “Kenapa? Karena ciuman yang ini lebih manis?” Nico kembali berseru penasaran.
            “Karena dia Reta, Margareta Auristella Lisham,” Jelas Zelvin setengah berteriak.
            “Apa bedanya?”
            “Loe harus jatuh cinta dulu agar loe tahu.Dan loe juga harus pernah patah hati dulu agar loe semakin tahu bahwa loe bener-bener mencintainya,” seru Zelvin.
            “Maksud loe?Gue nggak ngerti,” Nico berteriak.
            Tapi Zelvin tak menjawab pertanyaan terakhir itu.Dia ingin sendiri dan mengingat kejadian-kejadian tadi saat dia bersama Reta.Saat bibir mereka bertemu dan saat kehangatan menyentuh mereka.Zelvin tidak bisa melupakan itu.Bahkan sampai sekarang dia masih merasakan kehangatan itu.
*****
            Setali tiga uang yang dilakukan Zelvin, Reta pun masih membayangkan kejadian tadi.Dia menghentikan sisir yang tengah merapikan rambutnya itu.Kini tangannya beralih menyentuh bibirnya.Betapapun banyaknya Reta membayangkan dia masih tidak percaya.Bahwa dia telah membiarkan teman lamanya itu mencium dan menikmati bibirnya yang merekah.Dia tak habis pikir dengan sikapnya sendiri.
            Dia tak punya perasaan apapun pada Zelvin.Karena cintanya hanyalah untuk Nendra seorang. Tapi, harus Reta akui jika ia mendapatkan rasa ketenangan dan kehangatan dari ciuman Zelvin. Meski itu masih tidak merubah apapun bahwa dia masih tidak mempunyai rasa untuknya.
            “Ada apa denganmu Reta,” desahnya dalam hati sembari masih memegang dan memperhatikan bibirnya dari cermin di meja riasnya.
            Reta tak ingin menghabiskan waktunya hanya untuk memikirkan alasan kenapa dia sendiri menerima ciuman dari Zelvin, karena baginya itu tidak penting lagi.Baginya yang terpenting adalah tugas-tugas yang sedang menunggunya.Dan ketika telah menyelesaikan sebagian tugasnya Reta tertidur dngan lelapnya hingga dia tidak sadar bahwa leptopnya masih menyala.
*****
            Hari Sabtu malam Reta mendapat pesan dari seseorang. Seseorang yang hanya bisa dicintainya dalam hati itu memberi pesan singkat pada Reta bahwa ia ingin bertemu dengan Reta.
            Nendra mengajak Reta untuk bertemu di café dalam sebuah mall yang tidak begitu jauh dari tempat Nendra kuliaj tapi lumayan jauh jika diukur dari tempat Reta.Tapi, Reta tak menolaknya.Bagaimana mungkin dia menolak jika permintaan cowok yang dicintainya itu.
*****
            Sabtu pukul 10.00 siang Reta sudah sampai di Mall tempat janjian dengan Nendra.Dia berkeliling dan mencari café tempat dimana Nendra menunggu.Di café itu Reta melihat seorang pria jangkung yang tengah duduk di tepi kaca.Pria itu menghampirinya dan mengurnya perlahan.
            “Nendra,” ucapnya dengan senyuman yang manis dari wajah polodnya itu.
            “Oh…Ret..kau sudah datang?”
            “Iya, kamu sudah lama nunggunya? Ma’af ya aku sedikit terlambat,”
            “Ah…nggak papa kok.Aku cuman menunggu 20 menit. Seharusnya aku yang minta ma’af karena membuatmu jauh-jauh kemari,”
            “BTW ada apa kamu minta aku kesini?”
            “Hmmm…bête banget nih.. Dan aku butuh temen buat ngobrol,”
            “Ada apa sebenarnya?Kamu ada masalah dengan Mita?”
            “Aku memang nggak bisa nyembunyiin apapun darimu ya?” ucap Nendra terkekeh kecil.
            “Iya, kamu cerita aja tentang masalahmu seperti biasanya. Siapa tahu aku bisa bantu,”
*****








0 comments:

Posting Komentar