Jumat, 13 Juli 2018

Dua

Edit Posted by with No comments


Aqilla berlari keliling lapangan untuk melaksanakan hukuman yang di berikan oleh Rizky. Peluh membasahi wajahnya dan juga sudah membuat baju nya sedikit basah. Tanpa di sadarinya bahwa dia sudah mencapai batasnya, Aqilla tetap berlari. Namun, kemudian sesuatu yang tidak di inginkannya pun terjadi.
BRUKK...
            Kenzo yang hendak memberi hukuman kepada seorang siswa di hadapannya karena melakukan pelanggaran akhirnya tersentak kaget dan terkejut melihat cewek itu jatuh tersungkur di tengah lapangan. Tidak hanya dia yang tersentak kaget, tapi juga siswa di hadapannya itu juga terkejut melihat Aqilla pingsan.
            “Aqilla.................!!!” teriak Kenzo dan siswa yang bernama Fabian bersama-sama.
            Kenzo berlari lebih cepat dari Fabian, dia segera mengangkat cewek itu ala Bridal Style dan segera melarikannya ke UKS. Sementara Kenzo sibuk mengurusi Aqilla di UKS dengan di ikuti Fabian, sepasang mata melihatnya dari jauh dengan seringai dinginnya.
            Kenzo duduk di kursi samping tempat tidur Aqilla. Dan Fabian pun mengikutinya. Ada keheningan di antara keduanya yang menunggu cewek yang terbaring di ranjang itu hingga siuman.
            “Loe, kenapa di sini?” tanya Kenzo pada siswa itu.
            “Gue cuman mau mastiin kalau Aqilla baik-baik saja. Oh, ya nama gue Fabian...,” ucap Fabian sembari memberikan tanggannya pada Kenzo namun di tepisnya oleh Kenzo.
            “Kenapa loe pingin mastiin Aqilla baik-baik saja? Loe kenal dia?” tanya Kenzo sembari menunjuk ke arah Aqilla yang masih terbaring.
            “Kalau loe, kenapa masih di sini? Loe juga kenal dia?” Fabian balik bertanya.
            “Bukan urusan loe gue kenal dia atau tidak...,” ucap Kenzo.
            “Kalau gitu gue juga. Bukan urusan loe gue kenal Aqilla apa tidak. Jadi gue gak perlu jawab pertanyaan loe kan?” ucap Fabian yang tak kalah sinis dengan ucapan Kenzo.
            Kenzo mendengus kesal sebelum akhirnya berkata lagi sama cowok di sebelahnya itu.
            “Loe tuh cuman anak baru, jadi jangan belagu,” ucap Kenzo.
            “Dan loe juga jangan mentang-mentang gue anak baru dan adik kelas loe, loe jadi semena-mena,” jawab Fabian.
            “Loe....,” ucap Kenzo yang merasa kesal dengan cowok itu. “Gue punya hukuman yang cocok buat loe karena ngelanggar peraturan. Sebaiknya sekarang loe bersihin semua kamar mandi di sekolah ini. Itu hukuman loe....,” seru Kenzo.
            “Whatttt.....!!” Fabian terpekik kaget. “Kenapa hukuman gue harus bersihin kamar mandi, sementara yang lainnya hukumannya lari atau skotjam...,” protes Fabian.
            “Terserah gue lah...orang gue yang nentuin...,” ucap Kenzo.
            Fabian mendengus kesal dengan Kenzo yang seenaknya saja memberikan hukuman pada dirinya.
            “Bilang aja loe pingin gue pergi dari sini, agar loe bisa nungguin Aqilla sendirian makanya loe ngasih hukuman yang bikin gue jauh dari ruang UKS ini,” dengus Fabian.
            “Bodoh’....,” ucap Kenzo.
            Kenzo melihat Fabian yang pergi dari ruang UKS dengan mendengus kesal. Dan Kenzo yang menyadari hal itu pun terkikik geli. Namun, wajahnya kembali muram ketika melihat cewek itu masih terbaring dan belum tersadar hingga sudah 45 menit berlalu.
            “Cepat bangun Aqilla....,”gumam Kenzo.
*****
            Beberapa menit kemudian Aqilla mulai mengerjap-ngerjapkan matanya dan menggerak-gerakkan tangannya. Kenzo yang menyadari ada yang bergerak dari genggaman tangannya itu pun langsung bangun dari posisinya yang tertidur di pinggir ranjang Aqilla.
            “Loe udah sadar? Loe nggak apa-apa kan? Apa ada yang sakit..?” tanya Kenzo beruntun. Cewek itu hanya terdiam melihat cowok di hadapannya itu sebelum akhirnya ia angkat bicara.
            “Loe ngapain di sini?” tanya Aqilla yang langsung mendapat tatapan tajam dari Kenzo. Kening cowok itu berkerut mendengar pertanyaan yang di ajukan cewek itu dengan bahasa informal, berbeda dengan caranya berbicara saat pertama kalinya mereka bertemu, dimana cewek itu masih berbicara lembut dan dengan bahasa yang formal kepadanya.
            “Gu...gue yang tolongin loe...,” ucap Kenzo kemudian setelah sadar dari keterenungannya.
            “Oh....,” ucap Aqilla singkat.
            Kenzo mengernyit.
            “Hanya Oh...?” tanya nya kemudian.
            “Iya....,” ucap Aqilla dengan cueknya.
            “Gue yang nolongin loe tapi loe hanya bilang “oh” dan bukannya “terima kasih”?” tanya Kenzo lagi tak percaya dengan apa yang di dengarnya.
            “Gue nggak pernah minta tolong loe buat nolongin gue ya, jadi gue gak wajib buat ngucapin thanks ke loe...,” ucap Aqilla dengan sinis.
            “Dasaarrr...cewek gak tahu diri....,” ucap Kenzo yang kemudian pergi meninggalkan Aqilla.
            Aqilla yang menyadari bahwa Kenzo sedang kesal dengan perkataannya pun terkikik geli.
            “Rasain, emang enak di cuekin....,” ucap Aqilla yang tidak di dengar oleh Kenzo. “Sampai kakak mau ngakuin kalau kakak ingat aku, aku akan bersikap seperti ini sama kakak,” gumam Aqilla sembari kembali membaringkan tubuhnya karena dia masih merasakan pusing di kepalanya.
*****

0 comments:

Posting Komentar