Mendengar
laporan dari beberapa anggota osis yang mengetahui kejadian pingsannya Aqilla
karena terkena hukuman yang berlebihan itu akhirnya membuat kepala sekolah sedikit
marah. Dia segera memanggil Rizky yang ternyata emang bertanggung jawab atas
pingsannya Aqilla akibat hukuman yang berlebihan yang diberikannya itu. Kepala
sekolah pun memanggil Rizky dan memberi teguran kepada cowok itu. Selain itu,
kepala sekolah juga menyarankan agar Rizky meminta ma’af kepada Aqilla.
Rizky berjalan menuju ruang UKS,
mengetuk pintunya dan kemudian masuk setelah orang di dalamnya
mempersilahkannya masuk.
Aqilla membuka matanya ketika
mendengar suara langkah kaki yang mendekati ranjangnya. Cowok itu tersenyum
simpul ke arah Aqilla dan di balas pula dengan senyuman oleh Aqilla.
“Haiii....,” ucap Rizky. “Loe, sudah
baik-baik saja kan?” tanya Rizky kemudian.
Aqilla menggangguk seraya menjawab “Ya,
gue gak papa...,” ucap Aqilla yang berbicara informal ke Rizky seperti yang
dilakukannya pada Kenzo.
“Eh,,,syukurlah kalau kayak
gitu...,” ucap Rizky. “By the way, gue minta ma’af ya...,” ucap Rizky dengan
menampakkan wajah bersalahnya. “Karena hukuman dari gue yang berlebihan loe
jadi...,”
“It’s okey...gue gak papa kok.
Lagian ini juga bukan karena hukuman dari loe kali kak. Gue memang mudah capek
dan jatuh pingsan kalau udah gak bisa nahannya. Jadi, loe gak usah ngerasa
bersalah sama gue...,” ucap Aqilla. Yang kemudian di angguki oleh Rizky.
Usai melakukan perintah kepala
sekolah, Rizky segera meninggalkan ruang UKS. Ketika hendak membuka pintu
keluar dia melihat seorang cowok masuk ruang tersebut dan menuju ke ranjang
tempat di mana dia tadi mengunjungi pasien yang terbaring di sana.
“Sebenarnya loe siapa sih Aqilla,
kenapa Kenzo tadi mengkhawatirkanmu ? Dan sekarang cowok itu?” gumam Rizky yang
kemudian meninggalkan tempat itu.
*****
Selepas kepergian Rizky, Aqilla
berniat untuk tidur lagi sampai jam sekolah usai mengingat cuman tinggal 2 jam
tersisa dan nanggung kalau dia harus balik ke kelas. Lagian, dia juga tidak
akan sanggup jika harus mengikuti kelanjutan prosesi masa orientasi siswa yang
di ikutinya sebelum dia jatuh pingsan tadi. Namun, ketika dia hendak menutup
matanya seseorang datang dan menganggetkannya.
“Haiii...,” ucap cowok itu. Aqilla
mengernyitkan keningnya melihat cowok yang menyapanya yang kini berdiri tepat
di samping ranjangnya itu. Aqilla memutar otaknya, berusaha untuk mengingat siapa
cowok itu. Tubuh tegap, jangkung yang postur tubuhnya tak ubahnya sama dengan
Kenzo, hanya rambutnya yang membedakannya dengan Kenzo, dimana Kenzo memiliki
rambut ikal dan rahang yang tegas sementara cowok di hadapannya itu memiliki
rambut yang lurus dan rahang yang tak begitu tegas dan keras seperti Kenzo.
“Loe lupa sama gue...,?” tanya cowok
itu lagi.
Aqilla masih memandangi wajah cowok
itu dan memutar otaknya lagi, hingga kemudian sebuah nama muncul dalam
pikirannya.
“Loe.....,”
“Ya, ini gue Fabian....,” ucap
Fabian menyela ucapan Aqilla karena dia tahu cewek itu kini mengingatnya.
Aqilla langsung bangun dari posisi
berbaringnya dan memeluk cowok itu. Dia mengembangkan senyumnya dan memandang
wajah cowok itu lagi seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
“Ini beneran loe? Fabian Kevlar
Antonio?” tanya Aqilla lagi membenarkan dugaannya yang sebenarnya memang tak
salah. Namun, itu semua karena dia terlalu terkejutnya hingga dia tak percaya.
Ya, bagaimana mungkin dia akan
percaya. Pasalnya beberapa jam lalu dia bertemu tidak sengaja bertemu dengan
Kenzo, teman masa kecilnya sekaligus tetangganya di rumahnya yang lama. Eh,
sekarang dia malah bertemu dengan teman masa sekolahnya dulu. Sungguh takdir
benar-benar membuatnya takjub. Dalam satu hari dia bertemu dengan dua orang
yang sangat berharga dalam hidupnya di masa lalu.
“Sudah puas mandangin gue...,” ucap
Fabian yang melihat Aqilla masih memandangnya dengan tidak percaya.
Beberapa
saat lalu cewek itu melupakannya, dan sekarang ketika cewek itu sudah
mengingatnya ia malah tidak percaya dengan ingatannya itu hingga dia masih saja
memandangi wajahnya.
“Hehehe...sorry, gue masih nggak
percaya bahwa gue bisa ketemu loe lagi disini....,” ucap cewek itu.
“Serius loe mandangin gue karena
masih belum percaya kalau benar-benar Fabian Kevlar Antonio yang berdiri di
depan loe, dan bukannya loe mandangin gue karena sekarang gue jauh lebih tampan
dari yang dulu?” tanya Fabian dengan nada bercandanya yang tentu saja langsung
mendapat pelototan dari Aqilla.
“Huuuhhh...dasar..loe tuh. Kalau
dari tadi loe ngomong kepedean kayak gini, tanpa gue harus putar otak gue buat
nginget loe, gue pasti akan langsung inget...,” ketus Aqilla.
“Benarkah?” goda Fabian lagi.
“Iyalah, siapa juga yang bakal lupa
dengan cowok yang punya tingakat kepedean selangit...,” ucap Aqilla yang
langsung mendapat tawa lebar dari Fabian yang melihat wajah cemberut Aqilla
yang jengkel dengan kelakuannya.
Dan akhirnya, setelah mendapat
pelototan beberapa kali karena menertawakan Aqilla, akhirnya Fabian pun diam.
Dan merekapun berbincang-bincang kemudian sembari mengingat-ngingat masa lalu.
“Paling tidak, meskipun loe sempat
lupa siapa gue, tapi akhirnya loe bisa ingat juga sama gue Aqilla Geffi
Arawindha....,” gumam Fabian di tengah-tengah perbincangannya dengan Aqilla.
*****
0 comments:
Posting Komentar