Jumat, 13 Juli 2018

Tiga

Edit Posted by with No comments


Mendengar laporan dari beberapa anggota osis yang mengetahui kejadian pingsannya Aqilla karena terkena hukuman yang berlebihan itu akhirnya membuat kepala sekolah sedikit marah. Dia segera memanggil Rizky yang ternyata emang bertanggung jawab atas pingsannya Aqilla akibat hukuman yang berlebihan yang diberikannya itu. Kepala sekolah pun memanggil Rizky dan memberi teguran kepada cowok itu. Selain itu, kepala sekolah juga menyarankan agar Rizky meminta ma’af kepada Aqilla.
            Rizky berjalan menuju ruang UKS, mengetuk pintunya dan kemudian masuk setelah orang di dalamnya mempersilahkannya masuk.
            Aqilla membuka matanya ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekati ranjangnya. Cowok itu tersenyum simpul ke arah Aqilla dan di balas pula dengan senyuman oleh Aqilla.
            “Haiii....,” ucap Rizky. “Loe, sudah baik-baik saja kan?” tanya Rizky kemudian.
            Aqilla menggangguk seraya menjawab “Ya, gue gak papa...,” ucap Aqilla yang berbicara informal ke Rizky seperti yang dilakukannya pada Kenzo.
            “Eh,,,syukurlah kalau kayak gitu...,” ucap Rizky. “By the way, gue minta ma’af ya...,” ucap Rizky dengan menampakkan wajah bersalahnya. “Karena hukuman dari gue yang berlebihan loe jadi...,”
            “It’s okey...gue gak papa kok. Lagian ini juga bukan karena hukuman dari loe kali kak. Gue memang mudah capek dan jatuh pingsan kalau udah gak bisa nahannya. Jadi, loe gak usah ngerasa bersalah sama gue...,” ucap Aqilla. Yang kemudian di angguki oleh Rizky.
            Usai melakukan perintah kepala sekolah, Rizky segera meninggalkan ruang UKS. Ketika hendak membuka pintu keluar dia melihat seorang cowok masuk ruang tersebut dan menuju ke ranjang tempat di mana dia tadi mengunjungi pasien yang terbaring di sana.
            “Sebenarnya loe siapa sih Aqilla, kenapa Kenzo tadi mengkhawatirkanmu ? Dan sekarang cowok itu?” gumam Rizky yang kemudian meninggalkan tempat itu.
*****
            Selepas kepergian Rizky, Aqilla berniat untuk tidur lagi sampai jam sekolah usai mengingat cuman tinggal 2 jam tersisa dan nanggung kalau dia harus balik ke kelas. Lagian, dia juga tidak akan sanggup jika harus mengikuti kelanjutan prosesi masa orientasi siswa yang di ikutinya sebelum dia jatuh pingsan tadi. Namun, ketika dia hendak menutup matanya seseorang datang dan menganggetkannya.
            “Haiii...,” ucap cowok itu. Aqilla mengernyitkan keningnya melihat cowok yang menyapanya yang kini berdiri tepat di samping ranjangnya itu. Aqilla memutar otaknya, berusaha untuk mengingat siapa cowok itu. Tubuh tegap, jangkung yang postur tubuhnya tak ubahnya sama dengan Kenzo, hanya rambutnya yang membedakannya dengan Kenzo, dimana Kenzo memiliki rambut ikal dan rahang yang tegas sementara cowok di hadapannya itu memiliki rambut yang lurus dan rahang yang tak begitu tegas dan keras seperti Kenzo.
            “Loe lupa sama gue...,?” tanya cowok itu lagi.
            Aqilla masih memandangi wajah cowok itu dan memutar otaknya lagi, hingga kemudian sebuah nama muncul dalam pikirannya.
            “Loe.....,”
            “Ya, ini gue Fabian....,” ucap Fabian menyela ucapan Aqilla karena dia tahu cewek itu kini mengingatnya.
            Aqilla langsung bangun dari posisi berbaringnya dan memeluk cowok itu. Dia mengembangkan senyumnya dan memandang wajah cowok itu lagi seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
            “Ini beneran loe? Fabian Kevlar Antonio?” tanya Aqilla lagi membenarkan dugaannya yang sebenarnya memang tak salah. Namun, itu semua karena dia terlalu terkejutnya hingga dia tak percaya.
            Ya, bagaimana mungkin dia akan percaya. Pasalnya beberapa jam lalu dia bertemu tidak sengaja bertemu dengan Kenzo, teman masa kecilnya sekaligus tetangganya di rumahnya yang lama. Eh, sekarang dia malah bertemu dengan teman masa sekolahnya dulu. Sungguh takdir benar-benar membuatnya takjub. Dalam satu hari dia bertemu dengan dua orang yang sangat berharga dalam hidupnya di masa lalu.
            “Sudah puas mandangin gue...,” ucap Fabian yang melihat Aqilla masih memandangnya dengan tidak percaya.
Beberapa saat lalu cewek itu melupakannya, dan sekarang ketika cewek itu sudah mengingatnya ia malah tidak percaya dengan ingatannya itu hingga dia masih saja memandangi wajahnya.
            “Hehehe...sorry, gue masih nggak percaya bahwa gue bisa ketemu loe lagi disini....,” ucap cewek itu.
            “Serius loe mandangin gue karena masih belum percaya kalau benar-benar Fabian Kevlar Antonio yang berdiri di depan loe, dan bukannya loe mandangin gue karena sekarang gue jauh lebih tampan dari yang dulu?” tanya Fabian dengan nada bercandanya yang tentu saja langsung mendapat pelototan dari Aqilla.
            “Huuuhhh...dasar..loe tuh. Kalau dari tadi loe ngomong kepedean kayak gini, tanpa gue harus putar otak gue buat nginget loe, gue pasti akan langsung inget...,” ketus Aqilla.
            “Benarkah?” goda Fabian lagi.
            “Iyalah, siapa juga yang bakal lupa dengan cowok yang punya tingakat kepedean selangit...,” ucap Aqilla yang langsung mendapat tawa lebar dari Fabian yang melihat wajah cemberut Aqilla yang jengkel dengan kelakuannya.
            Dan akhirnya, setelah mendapat pelototan beberapa kali karena menertawakan Aqilla, akhirnya Fabian pun diam. Dan merekapun berbincang-bincang kemudian sembari mengingat-ngingat masa lalu.
            “Paling tidak, meskipun loe sempat lupa siapa gue, tapi akhirnya loe bisa ingat juga sama gue Aqilla Geffi Arawindha....,” gumam Fabian di tengah-tengah perbincangannya dengan Aqilla.
*****


0 comments:

Posting Komentar