“Hai...Kak
Ken, Kakak kak Kenzo kan?” tanya Aqilla.
Sesosok cowok bertubuh jangkung
menoleh pada suara yang memanggil namanya. Dia mengerutkan keningnya dan
terkejut melihat cewek yang menyerukan namanya itu. Namun, dia mencoba untuk
menyembunyikan rasa keterkejutannya pada cewek di hadapannya itu dan bersikap
datar seolah benar-benar dirinya tak mengenal cewek itu.
“Oh, iya ma’af loe siapa ya..?” kata
Kenzo balik bertanya.
Cewek itu terkejut orang yang berada
tepat di hadapannya itu seolah tak mengingatnya. Dia menyelidik memperhatikan
mimik muka cowok di hadapannya itu yang masih menatapnya dengan wajah datar.
Ada perubahan yang dapat dilihat Aqilla dari cowok di hadapannya itu, selain cowok
itu bersikap datar di hadapannya, dia juga berbicara dengan bahasa informal
kepadanya yang dipikirnya hal itu mungkin karena efek dari pergaulan di Jakarta
yang membuat cowok yang dulu sangat hangat itu menjadi dingin dan berkata agak
kasar.
“Apa?” Aqilla memekik saking
terkejutnya bahwa cowok itu tidak mengenalinya. “Kakak lupa sama aku? Padahal
dulu sewaktu kita masih kecil kita selalu bermain bersama,” ucap Aqilla.
“Ma’af, tapi gue gak tahu siapa
loe?” ucap Kenzo.
“Jadi kakak sudah melupakanku? Aku tahu
kita kenal hanya sewaktu kita masih kecil dan kita juga pernah menjadi sahabat
karena kita bertetangga, tapi aku tak menyangka kalau kakak sudah melupakan
semua itu. Semua kenangan kita. Sudahlah, meskipun aku jelaskan Kak Kenzo juga
tak akan mengingatku. Aku memang bodoh berharap bahwa kakak masih mengingatku.
Ma’af karena telah menyita waktumu untuk mendengar kata-kataku yang tak berarti
ini...,” ucap Aqilla sembari pergi meninggalkan Kenzo yang masih berdiri
mematung. Aqilla pun membiarkan air matanya berurai setelah ia berjalan menjauh
dari Kenzo.
“Ma’af Aqilla...gue harus melakukan
ini. Ini semua demi kebaikan loe....,” batin Kenzo.
*****
“Kenzo....,” panggil kepala sekolah.
“Iya pak. Ada perlu apa bapak
memanggil saya?” tanya Kenzo.
“Bapak minta semua anggota OSIS
dikumpulkan untuk membahas tentang MOS,” pinta kepala sekolah.
“Iya pak...,” jawab Kenzo.
Kenzo berjalan menuju ruang
penyiaran dan menyiarkan pengumuman yang diminta oleh kepala sekolah.
“Pengumuman..pengumuman...Bagi semua
anggota OSIS diharapkan berkumpul di ruang OSIS. Atas perhatiannya terima
kasih...,”
Semua anggota OSIS pun berkumpul.
Mereka membahas tentang pembagian regu untuk mengurusi anak-anak MOS. Pembina
OSIS pun membacakan hasilnya atas persetujuan Kepala Sekolah. Boni dan Doni
Regu A, Silvi dan Reno Regu B, Sasi dan Roni Regu C, dan seterusnya. Sedangkan
Rizky Setya Permana selaku ketua OSIS dan Kenzo Julian Adhytama selaku wakil
ketua OSIS tidak mengurusi masing-masing Regu, kalian hanya bertugas mengawasi
dan memberi hukuman bagi anak-anak yang membuat kesalahan, pinta Pembina OSIS.
“Baik Pak...!” jawab semua anggota
OSIS serempak ketika pembina OSIS selesai membacakan hasil rapat.
*****
Kegiatan MOS pun dimulai semua regu
mendapat pembina regu masing-masing sedangkan Rizky dan Kenzo hanya mengawasi.
Aqilla adalah anggota Regu A, ia membuat kesalahan rambutnya tidak di ikat
sesuai dengan tanggal kelahirannya. Rizky dan Kenzo pun menghampirinya untuk
memberi dia hukuman agar dia jera dan tidak melanggar peraturan lagi selama
pelaksanaan MOS berlangsung.
“Hai, namamu siapa?” tanya Rizky.
“Aqilla kak...,: jawab Aqilla.
“Kenapa kamu tidak mematuhi aturan
yang diberlakukan selama MOS berlangsung?” tanya Rizky lagi.
“It..itu karena...tadi saya
terlambat kak. Jadi tidak sempat untuk mengikat rambutku..,” jawab Aqilla.
“Kamu tahu resikonya kalau kamu
melakukan pelanggaran kan?” tanya Rizky lagi.
“Iya, kak. Aku tahu. Aku akan dapat
hukuman kan..,” ucap Aqilla.
“Zo, sebaiknya hukuman apa yang kita
berikan padanya?” tanya Rizky pada Kenzo.
“Terserah loe deh Ky...,” ucap
Kenzo.
“Lah..kamu ini kek mana sih.
Dimintai pendapat malah terserah...,”
“Is...ribet deh. Ya, udah suruh dia
lari aja keliling lapangan...,” seru Kenzo.
“Lari kan cukup mudah Zo... Kamu
skot jam aja deh 50 kali...,” ucap Rizky. Setelah melihat Aqilla yang
berkeringat karena melakukan hukuman itu dia tak tega dan menghentikan hukuman
itu dengan menggantinya dengan hukuman yang lainnya.
“Hentikan....!!!” seru Kenzo. Masak
iya nie anak loe suruh skot jam, loe yakin.50 kali itu banyak, dan dia ini anak
cewek bukan cowok Ky.. Nanti kalau dia gak bisa buat anak...,” ucapan Kenzo
yang gak di filter dulu itu sontak mendapat hadiah tatapan tajam Rizky dan
membuat pipi Aqilla bersemu merah karena malu mendengar kata-kata Kenzo yang
terdengar cukup vulgar. Eh..sorry ...maksud gue kalau dia gak bisa punya anak
gara-gara hukuman skot jam loe gimana?”
“Lah ya sudah deh loe...eh maksud
gue..emm...maksud saya hukuman kamu saya ganti, kamu lari ajah deh keliling
lapangan 50 kali...,” ucap Rizky kemudian.
Ketika Aqilla hendak pergi
melaksanakan hukuman yang di berikan oleh Rizky dia masih mendengar percakapan
keduanya.
“Emang bener ya Zo, kalau skot jam
bisa membuat cewek gak bisa punya anak..?” tanya Rizky.
“Iya, skotjam yang terlalu lama buat
cewek bisa mengakibatkan dia menderita kemandulan. Loe gak pernah baca
artikel...?” Kenzo bertanya balik. Sementara Rizky hanya menggelengkan
kepalanya menyahuti pertanyaan Kenzo.
“Tapi...dia masih buat anak kok
Zo...,” ucap Rizky menggoda Kenzo yang tadi salah bicara.
Rizky
tertawa tanpa henti untuk menggoda Kenzo, hingga dapat terdengar oleh Aqilla
yang berjalan menjauh dari keduanya.
“Sejak
kapan pikiran loe jadi mesum kak?” batin Aqilla. “But, Thanks because you save
from that punishment..,” gumam Aqilla sembari mulai melaksanakan hukuman baru
yang di terimanya.
*****
0 comments:
Posting Komentar