Jumat, 13 Juli 2018

Satu

Edit Posted by with No comments


“Hai...Kak Ken, Kakak kak Kenzo kan?” tanya Aqilla.
            Sesosok cowok bertubuh jangkung menoleh pada suara yang memanggil namanya. Dia mengerutkan keningnya dan terkejut melihat cewek yang menyerukan namanya itu. Namun, dia mencoba untuk menyembunyikan rasa keterkejutannya pada cewek di hadapannya itu dan bersikap datar seolah benar-benar dirinya tak mengenal cewek itu.
            “Oh, iya ma’af loe siapa ya..?” kata Kenzo balik bertanya.
            Cewek itu terkejut orang yang berada tepat di hadapannya itu seolah tak mengingatnya. Dia menyelidik memperhatikan mimik muka cowok di hadapannya itu yang masih menatapnya dengan wajah datar. Ada perubahan yang dapat dilihat Aqilla dari cowok di hadapannya itu, selain cowok itu bersikap datar di hadapannya, dia juga berbicara dengan bahasa informal kepadanya yang dipikirnya hal itu mungkin karena efek dari pergaulan di Jakarta yang membuat cowok yang dulu sangat hangat itu menjadi dingin dan berkata agak kasar.
            “Apa?” Aqilla memekik saking terkejutnya bahwa cowok itu tidak mengenalinya. “Kakak lupa sama aku? Padahal dulu sewaktu kita masih kecil kita selalu bermain bersama,” ucap Aqilla.
            “Ma’af, tapi gue gak tahu siapa loe?” ucap Kenzo.
            “Jadi kakak sudah melupakanku? Aku tahu kita kenal hanya sewaktu kita masih kecil dan kita juga pernah menjadi sahabat karena kita bertetangga, tapi aku tak menyangka kalau kakak sudah melupakan semua itu. Semua kenangan kita. Sudahlah, meskipun aku jelaskan Kak Kenzo juga tak akan mengingatku. Aku memang bodoh berharap bahwa kakak masih mengingatku. Ma’af karena telah menyita waktumu untuk mendengar kata-kataku yang tak berarti ini...,” ucap Aqilla sembari pergi meninggalkan Kenzo yang masih berdiri mematung. Aqilla pun membiarkan air matanya berurai setelah ia berjalan menjauh dari Kenzo.
            “Ma’af Aqilla...gue harus melakukan ini. Ini semua demi kebaikan loe....,” batin Kenzo.
*****
            “Kenzo....,” panggil kepala sekolah.
            “Iya pak. Ada perlu apa bapak memanggil saya?” tanya Kenzo.
            “Bapak minta semua anggota OSIS dikumpulkan untuk membahas tentang MOS,” pinta kepala sekolah.
            “Iya pak...,” jawab Kenzo.
            Kenzo berjalan menuju ruang penyiaran dan menyiarkan pengumuman yang diminta oleh kepala sekolah.
            “Pengumuman..pengumuman...Bagi semua anggota OSIS diharapkan berkumpul di ruang OSIS. Atas perhatiannya terima kasih...,”
            Semua anggota OSIS pun berkumpul. Mereka membahas tentang pembagian regu untuk mengurusi anak-anak MOS. Pembina OSIS pun membacakan hasilnya atas persetujuan Kepala Sekolah. Boni dan Doni Regu A, Silvi dan Reno Regu B, Sasi dan Roni Regu C, dan seterusnya. Sedangkan Rizky Setya Permana selaku ketua OSIS dan Kenzo Julian Adhytama selaku wakil ketua OSIS tidak mengurusi masing-masing Regu, kalian hanya bertugas mengawasi dan memberi hukuman bagi anak-anak yang membuat kesalahan, pinta Pembina OSIS.
            “Baik Pak...!” jawab semua anggota OSIS serempak ketika pembina OSIS selesai membacakan hasil rapat.
*****
            Kegiatan MOS pun dimulai semua regu mendapat pembina regu masing-masing sedangkan Rizky dan Kenzo hanya mengawasi. Aqilla adalah anggota Regu A, ia membuat kesalahan rambutnya tidak di ikat sesuai dengan tanggal kelahirannya. Rizky dan Kenzo pun menghampirinya untuk memberi dia hukuman agar dia jera dan tidak melanggar peraturan lagi selama pelaksanaan MOS berlangsung.
            “Hai, namamu siapa?” tanya Rizky.
            “Aqilla kak...,: jawab Aqilla.
            “Kenapa kamu tidak mematuhi aturan yang diberlakukan selama MOS berlangsung?” tanya Rizky lagi.
            “It..itu karena...tadi saya terlambat kak. Jadi tidak sempat untuk mengikat rambutku..,” jawab Aqilla.
            “Kamu tahu resikonya kalau kamu melakukan pelanggaran kan?” tanya Rizky lagi.
            “Iya, kak. Aku tahu. Aku akan dapat hukuman kan..,” ucap Aqilla.
            “Zo, sebaiknya hukuman apa yang kita berikan padanya?” tanya Rizky pada Kenzo.
            “Terserah loe deh Ky...,” ucap Kenzo.
            “Lah..kamu ini kek mana sih. Dimintai pendapat malah terserah...,”
            “Is...ribet deh. Ya, udah suruh dia lari aja keliling lapangan...,” seru Kenzo.
            “Lari kan cukup mudah Zo... Kamu skot jam aja deh 50 kali...,” ucap Rizky. Setelah melihat Aqilla yang berkeringat karena melakukan hukuman itu dia tak tega dan menghentikan hukuman itu dengan menggantinya dengan hukuman yang lainnya.
            “Hentikan....!!!” seru Kenzo. Masak iya nie anak loe suruh skot jam, loe yakin.50 kali itu banyak, dan dia ini anak cewek bukan cowok Ky.. Nanti kalau dia gak bisa buat anak...,” ucapan Kenzo yang gak di filter dulu itu sontak mendapat hadiah tatapan tajam Rizky dan membuat pipi Aqilla bersemu merah karena malu mendengar kata-kata Kenzo yang terdengar cukup vulgar. Eh..sorry ...maksud gue kalau dia gak bisa punya anak gara-gara hukuman skot jam loe gimana?”
            “Lah ya sudah deh loe...eh maksud gue..emm...maksud saya hukuman kamu saya ganti, kamu lari ajah deh keliling lapangan 50 kali...,” ucap Rizky kemudian.
            Ketika Aqilla hendak pergi melaksanakan hukuman yang di berikan oleh Rizky dia masih mendengar percakapan keduanya.
            “Emang bener ya Zo, kalau skot jam bisa membuat cewek gak bisa punya anak..?” tanya Rizky.
            “Iya, skotjam yang terlalu lama buat cewek bisa mengakibatkan dia menderita kemandulan. Loe gak pernah baca artikel...?” Kenzo bertanya balik. Sementara Rizky hanya menggelengkan kepalanya menyahuti pertanyaan Kenzo.
            “Tapi...dia masih buat anak kok Zo...,” ucap Rizky menggoda Kenzo yang tadi salah bicara.
Rizky tertawa tanpa henti untuk menggoda Kenzo, hingga dapat terdengar oleh Aqilla yang berjalan menjauh dari keduanya.
“Sejak kapan pikiran loe jadi mesum kak?” batin Aqilla. “But, Thanks because you save from that punishment..,” gumam Aqilla sembari mulai melaksanakan hukuman baru yang di terimanya.
*****














0 comments:

Posting Komentar