Jumat, 13 Juli 2018

Prolog

Edit Posted by with No comments



Kenzo Julian Adhytama
            “Gue nggak pernah nyangka, kalau gue bakal ketemu lagi dengan cewek itu. Setelah beberapa tahun lamanya gue pindah dari rumah lama gue. Takdir seolah mempertemukan kami kembali dan gue bertemu dengannya di sekolah. Dia menyapa gue, tapi gue hanya mencuekkannya. Dalam hati, gue pingin banget meluk dia dan mengatakan betapa kangennya gue sama dia. Tapi, gue nggak mau dia deket-deket sama gue karena gue nggak ingin ngeliat dia terluka nantinya mengingat betapa banyaknya musuh-musuh gue. Apakah gue mampu berlama-lama bersandiwara untuk tidak mempedulikannya?”
Aqilla Geffi Arawindha
            “Aku pindah dari rumah ku beberapa tahun yang lalu untuk pergi ke luar negeri. Aku meninggalkan seseorang yang sangat berarti dalam hidup ku, tapi aku gak pernah mengatakan padanya alasan kepergian ku ke luar negeri yang tiba-tiba itu. Aku hanya gak mau menjadi beban bagi dia. Tapi, ternyata Tuhan membuat ku bertemu kembali dengannya di sekolah baru ku selepas aku kembali dari luar negeri dan pindah ke kota baru. Namun, dia seolah menjauh dari ku setiap kali ku dekati dan bahkan dia seolah tidak pernah mengenal ku saat pertama kali aku bertemu dengannya. Apakah waktu memang benar-benar telah menghapus ku dari ingatannya? Terlebih dari dalam hatinya?”
Fabian Kevlar Antonio
            “Gue mencintai seorang cewek. Dia cantik, manis dan tak ada satupun kecacatannya di mataku, dia sempurnah di mataku. Gue mengenal dia sejak lama, sejak gue masih tinggal di kota yang sama dengannya sebelum akhirnya dia pindah. Gue dipertemukan lagi dengannya oleh Tuhan di sekolah yang sama dan kelas yang sama pula. Tapi, dia tidak mengingatku karena yang ada di ingatannya hanyalah satu orang saja yang gue tahu pasti siapa cowok itu. Apakah kali ini gue bisa membuatnya melihat ke arah gue dan bukannya ke arah yang lain?”


0 comments:

Posting Komentar