Jam masih menunjukkan pukul sepuluh pagi, tapi
kericuhan sudah terjadi di rumah Anastasya.
“Ayo,
kita sudah terlambat nih….,” ucap Anastasya.
“Bentar
sayang, aku makan dulu…,”ucap Reynand yang baru turun dari tangga menuju meja
makan tempat dimana kedua orang tua mereka berkumpul untuk makan bersama.
“Nggak
ada waktu sayang, kita sudah telat. Aku sudah membawakan makananmu dalam bekal,
nanti aku suapin di jalan, jadi ayo pergi sekarang…,” ucap Anastasya. Reynand
pun tak bisa melakukan apa-apa lagi jika Anastasya sudah memutuskan.
“Astaga
kenapa buru-buru sih Cha, kan kasian Reynandnya baru mau sarapan…,” ucap Mama
Anastasya.
“Bener
kata mama mu Cha, kasian tuh sih Reynand…,”tambah papanya.
“Ish…salah
dia sendiri tidur larut malam nonton bola, jadinya kan kesiangan bangunnya,”
ucap Anastasya.
“Astaga
anak ini….,” keluh Mama Anastasya yang melihat tingkah anaknya yang keras
kepala itu.
“Sebenarnya
kalian berdua mau kemana sih, buru-buru amat?” tanya Mama Reynand.
“Mau
ke makam Alfan sama Ana ma, trus habis itu mau njengukin anak kedua Bimbo dan
Dinda yang baru lahiran…,”jelas Reynand.
“Hah…Istri
Bimbo udah lahiran lagi, Nand…?”tanya Mama Reynand.
“Iya
,ma…,”
“Ih…mama
ngiri,”
“Ngiri
kenapa ma?” tanya Anastasya.
“Mamanya
Bimbo udah punya dua cucu, trus kapan dong giliran mama sama mamamu menimang
cucu…,” ucap Mama Reynand.
“Astaga…sabar
napa ma, nanti pasti mama bakal nimang cucu kok…,”
“Ih…tapi
kan lama…,”
“Tinggal
tiga hari lagi ma, setelah kita berdua sah jadi suami istri, mama bakal segera
menimang cucu…,” ucap Reynand.
“Ih..kamu
memang gampang apa. Iya kalau langsung dikasih sama Allah,”
“Ya,
mama, tenang aja, Reynand bakal usaha tiap hari biar cepet dikasih sama
Allah…,” ucap Reynand dengan cengiran ala kudanya. Sementara Anastasya yang mendengar
hal itu malu di hadapan semuanya.
“Ih…kamu
tuh Nand, kasian tuh, Acha nya jadi merah gitu pipinya…,”
“Hahahaha…..,”
tawa Reynand menggelegar membuat yang lainnya pun ikut tertawa.
“Berhenti
ketawa Nand, kita sudah terlambat, kamu nggak lupa kan kalau kita juga harus
berkunjung untuk mendapat hukuman hari ini….,” ucap Anastasya membuat Reynand
menghentikan tawanya.
“Hukuman?
Hukuman apa?” tanya kedua orang tua mereka serempak.
“Biasa
ma, hukuman dari Kenzo, Aqilla, Fabian sama Brigitha, karena kita telat ngasih
tahu mereka kalau mau nikah…,” jelas Reynand.
“Astaga
dasar sepupu dan teman-teman kalian itu….,” ucap Mama Reynand dan Mama
Anastasya serempak.
“Ya
sudah kita pergi dulu ma, pa…,” ucap keduanya.
Beberapa
jam kemudian mereka pun sampai di pemakaman Alfan yang sekarang dipindahkan di
samping Ana. Mereka berdua menatap batu nisan itu dengan wajah sendu bercampur
bahagia.
“Ana,
sekarang kamu bisa bahagia bersama Alfan di surga sana. Kamu tidak akan
sendirian lagi, karena Alfan akan melindungi kamu…,” ucap Anastasya.
“Iya
tentu saja, sahabat gue yang satu itu pasti akan selalu menjagamu,” tambah
Reynand.
“Kami
kesini, buat kasih kabar gembira pada kalian berdua, bahwa kami akan segera
menikah tiga hari lagi,”ucap Reynand.
“Ya,
dan semua itu berkat kalian. Kalau saja bukan karena kalian, kita berdua nggak
akan pernah ketemu dan bersama seperti saat ini. Berkat kalian, berkat
perantara yang Allah berikan lewat kalian kami bisa bersama, dan semoga sampai
akhir nanti,” jelas Anastasya.
“Ya. Sama
seperti kalian yang bahagia bersama di atas sana, semoga saja kami juga bisa
seperti kalian, menjaga cinta kami sampai akhir nanti…,”
“Terima
kasih, Alfan, Ana…terima kasih atas segalanya,” ucap keduanya.
Selepas
mengatakan semua hal itu dan melepas kerinduan pada kedua jasad yang terbaring
di dalam sana, Reynand dan Anastasya pun melanjutkan perjalannnya sesuai dengan
apa yang telah direncanakannya sebelumnya.
“Sejauh apapun jarak dan waktu memisahkan,
pada akhirnya jika Tuhan mentakdirkannya menjadi satu,
maka kemanapun perginya akan dikembalikannya lagi
keduanya menjadi satu,
utuh dan seluruh.”
~My Sweet
Enemy~
THE END
0 comments:
Posting Komentar