Jumat, 13 Juli 2018

Empat Belas

Edit Posted by with No comments


Jam menunjukkan pukul jam 02.00 pagi, semua anggota OSIS kembali ke penginapan dan hanya tinggal Aqilla yang tersisa di kamar Kenzo di temani dengan Fabian yang tertidur di sofa ruang tunggu. Sementara Orang tua Aqilla dan Kenzo menempati kamar sebelah kamr Kenzo yang memang di sediakan oleh pihak rumah sakit sebagai tempat menginap bagi keluarga pengunjung VVIP di rumah sakit itu.
            Aqilla yang terbaring di samping Kenzo, dengan masih dalam keadaan duduk di kursi rodanya, merasakan ada sesuatu yang bergerak di tangannya. Ia pun terbangun, dan membuka matanya. Ia melihat cowok di hadapannya itu membuka matanya dan tersenyum ke arahnya.
            “Jangan tersenyum. Kenapa baru bangun sekarang heh....?” ucap Aqilla dengan kembali menahan isakannya.
            Lelaki itu pun menjawab pertanyaan Aqilla dengan lirih mengingat kondisinya masih lemah.
            “Sorry...gue masih belum punya kekuatan yang cukup buat berdebat sama loe...,” ucap Kenzo yang masih dengan senyumnya.
            “Dasaar bodoh...loe tahu gue nungguin loe bangun dari tadi dasar jahat...,” ucap Aqilla sembari memukul-mukul kecil dada Kenzo.
            Kenzo pun berusaha meraih tubuh Aqilla dan memeluknya. Tubuh Aqilla yang semula duduk di kursi roda kini sudah beralih duduk di ranjang Kenzo.
            “Jangan banyak omong, sudah gue bilang kalau gue masih belum punya tenaga buat berdebat sama loe...,” ucap Kenzo yang kemudian membawa Aqilla untuk merubah posisi duduknya menjadi berbaring di sebelah Kenzo. Kenzo memeluk Aqilla dan meneggelamkan wajah gadis itu di dada bidangnya. Sementara tangannya yang lain yang terbebas dari selang infus mengusap rambut Aqilla yang sebahu itu.
            “Sekarang, kita tidur saja dulu, besok kita lanjutkan lagi debatnya,” pinta Kenzo yang kemudian mendapat anggukan dari kepala Aqilla sebagai jawabannya.
            Kemudian Kenzo pun masih mengusap-ngusap kepala dan punggung Aqilla seraya memeberi kenyamanan pada gadis itu. Karena dia tahu bahwa gadis itu sangat mengkhawatirkan dirinya. Selain itu, hal ini juga dilakukannya agar detak jantung gadis itu dapat berirama normal setelah guncangan yang terjadi beberapa saat lalu.
            Kenzo mengecup puncak kepala Aqilla sebelum akhirnya gadis itu tertidur dengan pulas.
*****
            Kenzo terkejut bukan main ketika ada sebuah bantal menghantam matanya. Dan tentu saja ia segera membuka batanya karena sesuatu yang mengganggu tidurnya itu. Mamanya masih memukulnya dengan bantal tanpa henti hingga akhirnya dia menggunakan tubuhnya untuk melindungi Aqilla yang masih tertidur. Namun, pukulan berikutnya tak sengaja menegenai Aqilla yang tentu saja membuat gadis itu bangun kemudian.
            “Ma’af Aqilla, kamu jadi terbangun…,” ucap Mama Diatama pada Aqilla.
            “Ish…mama sih. Ni gara-gara mama kan Qilla jadi kebangun…,” ucap Kenzo.
            “Kamu tuh ya, dasar anak kurang ajar, malah marahin mamanya. Harusnya mama yang marah, kenapa kamu malah ngapa-ngapain Aqilla sampai dia bisa tidur di ranjang kamu. Kamu tuh…..,” celoteh Mama Kenzo sembari masih memukuli tubuh anaknya dengan bantal.
            “Ma, Ken nggak ngapa-ngapain Aqilla. Masak ngajak Aqilla tidur di samping Ken aja nggak boleh ma,” ucap Kenzo mencoba untuk melakukan pembelaan diri.
            Melihat Kenzo yang kena ceramah Mamanya, Adhy, Arawi, Windha dan Fabian pun hanya terkekeh.
            “Gak boleh Ken, nggak boleh…,” kata mamanya.
            “Kenapa nggak boleh ma. Kan dulu Ken juga sering tidur bareng, makan bareng, dan bahkan mandi bareng sama Qilla,” ucap Kenzo tak kalah dari celotehan mamanya.
            “Itu dulu waktu kalian masih kecil Kenzo. Sekarang kalian sudah besar jadi nggak boleh…,” seru mamanya.
            “Ish mama ini nggak ada bedanya dulu atau sekarang juga, Aqilla tetep Qilla, dan Kenzo tetep Ken,”
            “Beda Kenz……………..,” teriak mamanya.
            “Apa bedanya Ma….,” ucap Kenzo tak kalah.
            “Sekarang Aqilla sudah bisa membuat dan melahirkan anak, sedangkan dulu masih belum bisa…….,” teriak mamanya lagi yang tentu saja membuat semua orang di keluarga itu terbelalak kaget.
            Aqilla yang mendengar penuturan Mama Kenzo yang terkesan agak terlalu vulgar itu menunduk malu, dia menyembunyikan wajahnya di balik bantal. Sementara Kenzo hanya terkekeh mendengar perkataan mamanya itu.
            “Kan, bukannya mama seneng kalau nanti punya cucu ya, jadinya kan mama punya temen main baru dan bukannya mainin cucu tetangga sebelah rumah…,” ucap Kenzo dengan kekehannya.
            Diatama pun diam dan mencoba berpikir.
            “Kamu bener juga sih Ken…,” ucapnya kemudian. “Tapi…eh nggak ada, nggak ada deh punya anak sebelum nikah. Mama nggak setuju meskipun mama sangat pingin nimang cucu…,” cetus Diatama kemudian. “Pokoknya kamu harus segera nikahin Aqilla bulan depan…,” ucap Mamanya.
            “Lah, kok cepet amat ma…,”
            “Iya, kamu kan udah apa-apain Qilla…,”
            “Ya, Allah ma, udah di bilangin Ken cuman tidur sambil meluk Qilla doang nggak ngapa-ngapain juga…,”
            “Mama nggak mau tahu, pokoknya bulan depan kalian menikah…,” putus mamanya yang langsung mendapat anggukan dari keluarganya.
            “Ish…tahu gitu tadi malem aku apa-apain kamu aja Qill, dari pada di tuduh gini kan rugi kalau nggak apa-apain kamu…,” gerutu Kenzo.
Dan karena perkataan Kenzo itulah, tentu saja langsung mendapat jitakan di kepalanya dari Aqilla.
*****









0 comments:

Posting Komentar