Jumat, 13 Juli 2018

Empat

Edit Posted by with No comments


Fabian tengah menyesap capucinonya. Ia duduk di sebuah cafe yang tak jauh dari apartemennya. Ia tengah menunggu kedatangan Brigitha selama lima belas menit namun cewek itu malah belum tiba juga. Karena bosan ia merogoh saku HP nya dan memainkan sebuah game yang ada di sana. Ketika sedang asyik dengan dunia game nya "Plants VS Zombie", ia tersentak karena seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya.
"Loe hobby nya maen gituan...?" tanya cewek itu dengan kekehannya.
"Memangnya salah kalau gue hobby main beginian?" Fabian malah berganya balik.
"Hahaha,,nggak juga sih..cuman permainan itu lebih baik di mainin cewek daripada cowok kayaknya,,," ujar cewek itu.
"Memangnya kenapa?"Fabian kembali bertanya.
"Ya, nggak begitu menantanglah. Gue pikir semua cowok sukanya permainan yang bikin mereka menantang.."ucap cewek itu.
"Bodoh, biarin lah suka-suka gue juga. Toh ini lebih baik daripada permainan menantang yang cowok -cowok suka..." ujar Fabian.
"Emang sebenarnya apa sih permainan yang paling menantang bagi cowok?" tanya cewek itu.
"Mainin cewek lah apalagi...," seru Fabian.
"What the hell, apa coba yang menantang dari mainin cewek..ckck...," ucap cewek itu.
"He...sudahlah kenapa jadi bahas game?"  ucap Fabian. Brigitha pun hanya menaikkan kedua pundaknya seraya menjawab entah. "Ngomong-ngomong kenapa loe terlambat? Jangan bilang loe sengaja telat supaya bikin gue nunggu...," tuduh Fabian.
"Iyalah gue kan penganut aturan yang dimana-mana cowok yang harus datang duluan di bandingkan cewek. Gue kan juga pingin sekali-sekali di tungguin cowok ganteng," kekeh Brigitha.
"Hah...emang loe gak pernah pacaran apa sampek-sampek nyuruh gue yang nungguin loe biar loe ngerasain gimana sensasinya di tungguin seorang cowok kayak persepsi dan hayalan loe itu?" tanya Fabian.
Brigitha menggelengkan kepala menjawab pertanyaan Fabian dan tentu saja jawaban itu membuat kening Fabian berkerut karena tak percaya.
"Gue emang nggak pernah pacaran, apa itu salah?" tanya Brigitha.
"Nggak juga sih.. Eh..sudah-sudah kenapa jadi bahas masalah nggak penting. Kita harus mulai membuat skenario untuk misi kita nanti malam.," ujar Fabian yang langsung di jawabi anggukan oleh Brigitha.
Akhirnya mereka pun menyusun skenario untuk misi yang akan mereka jalankan nanti malam. Hingga hari mulai siang dan mereka pun harus pulang untuk mempersiapkan diri nanti malam.
*****
Mama Brigitha mulai berteriak-teriak pada Brigitha agar anak gadisnya itu segera pergi ke salon dan mengambil baju di butik yang telah di pesannya minggu lalu. 
"Githa, cepet pergi, Claudia udah nunggu kamu datang untuk coba gaunnya," teriak mama.
"Iya, iya ma...sabar napa sih ntar juga Githa ambil. Eh, ntar malem mama pergi duluan ya ke lokasi makan malamnya, aku berangkat belakangan," ujar Githa.
"Ngaak ada, kita berangkat bareng. Nggak berangkat belakangan," seru mamanya.
"Ma, Githa cuman ada urusan bentar kok. Ntar mama sms sin alamatnya aja, dan Githa akan langsung meluncur kesana.
"Nggak. Nggak ada datang belakangan pokoknya kita dateng bareng-bareng. Mama nggam mau ambil resiko kalau kamu kabur dan nggak dateng,"ucap msmanya.
"Ma, Githa janji kok bakal dateng. Githa nggak mungkin nggak dateng karena Githa nggak mau ambil resiko mati kelaparan di kolong jembatan jalau samlai papa blokir semua kartu kredit Githa lagi..," jelas Githa.
"Beneran....?"
"Alah ma, ya tentu aja beneran masak gak percaya sama anaknya sendiri," seru Githa.
"Gimana mama mau percaya Git, kalau kelakuan kamu memang suka gitu...," ucap mamanya.
"Ish mama nih, pokoknya yang sekarang Githa janji Githa bakalan dateng ke acara makan malam itu. Lagian Githa juga pingin maatiin tentang anak cowok Mr. Antonio yang namanya.... Siapa namanya mam...?? tanya Brigitha.
"Kevlar....," jawab mamanya.
"Iya, si Kevlar..Kevlar itu. Githa pingin mastiin perkataan mama bahwa tuh cowok tampannya naudubilleh...," 
"Oke...pastiin aja nanti kamu pasti bakal klepek-klepek kalau liat dia Git. Mama aja mau sama dia, tapi sayang mama udah tua..." ujar mamanya.
"Ih...mami kok ngomong gitu. Gita aduin ke papa loe..."
"Mama nggak serius kok, jangan di aduin ke papa ya. Ntar mama nggak dapat jatah lagi...," kekeh mamanya.
"Hah...jatah apa ma?"goda Githa.
"Jatah uang belanja bulanan sama jatah buat beli keperluan mama lah. Emang kamu kira jatah apan..," seru mamanya.
"Eh...Githa kira jatah yang itu tuh...,"
"Duhh...ngeres deh pikiran kamu. Emang bener nih keputusan mama dan papa, kamu memang kudu harus cepet-cepet dinikahin sama kevlar..,"seru mamanya.
Githa pun hanya mematung dan senyum-senyum sendiri atas pemikiran bodohnya setelah mamabya meninggalkannya di ruang bersantai untuk ke dapur daln melakukan ritual memasaknya seperti biasa.




0 comments:

Posting Komentar