Fabian tengah menyesap capucinonya. Ia
duduk di sebuah cafe yang tak jauh dari apartemennya. Ia tengah menunggu
kedatangan Brigitha selama lima belas menit namun cewek itu malah belum tiba
juga. Karena bosan ia merogoh saku HP nya dan memainkan sebuah game yang ada di
sana. Ketika sedang asyik dengan dunia game nya "Plants VS Zombie",
ia tersentak karena seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya.
"Loe hobby nya maen
gituan...?" tanya cewek itu dengan kekehannya.
"Memangnya salah kalau gue hobby
main beginian?" Fabian malah berganya balik.
"Hahaha,,nggak juga sih..cuman
permainan itu lebih baik di mainin cewek daripada cowok kayaknya,,," ujar
cewek itu.
"Memangnya kenapa?"Fabian
kembali bertanya.
"Ya, nggak begitu menantanglah.
Gue pikir semua cowok sukanya permainan yang bikin mereka menantang.."ucap
cewek itu.
"Bodoh, biarin lah suka-suka gue
juga. Toh ini lebih baik daripada permainan menantang yang cowok -cowok
suka..." ujar Fabian.
"Emang sebenarnya apa sih permainan
yang paling menantang bagi cowok?" tanya cewek itu.
"Mainin cewek lah
apalagi...," seru Fabian.
"What the hell, apa coba yang
menantang dari mainin cewek..ckck...," ucap cewek itu.
"He...sudahlah kenapa jadi bahas
game?" ucap Fabian. Brigitha pun hanya menaikkan kedua pundaknya
seraya menjawab entah. "Ngomong-ngomong kenapa loe terlambat? Jangan
bilang loe sengaja telat supaya bikin gue nunggu...," tuduh Fabian.
"Iyalah gue kan penganut aturan
yang dimana-mana cowok yang harus datang duluan di bandingkan cewek. Gue kan
juga pingin sekali-sekali di tungguin cowok ganteng," kekeh Brigitha.
"Hah...emang loe gak pernah
pacaran apa sampek-sampek nyuruh gue yang nungguin loe biar loe ngerasain
gimana sensasinya di tungguin seorang cowok kayak persepsi dan hayalan loe
itu?" tanya Fabian.
Brigitha menggelengkan kepala menjawab
pertanyaan Fabian dan tentu saja jawaban itu membuat kening Fabian berkerut
karena tak percaya.
"Gue emang nggak pernah pacaran, apa
itu salah?" tanya Brigitha.
"Nggak juga sih.. Eh..sudah-sudah
kenapa jadi bahas masalah nggak penting. Kita harus mulai membuat skenario
untuk misi kita nanti malam.," ujar Fabian yang langsung di jawabi
anggukan oleh Brigitha.
Akhirnya mereka pun menyusun skenario
untuk misi yang akan mereka jalankan nanti malam. Hingga hari mulai siang dan
mereka pun harus pulang untuk mempersiapkan diri nanti malam.
*****
Mama Brigitha mulai berteriak-teriak
pada Brigitha agar anak gadisnya itu segera pergi ke salon dan mengambil baju
di butik yang telah di pesannya minggu lalu.
"Githa, cepet pergi, Claudia udah
nunggu kamu datang untuk coba gaunnya," teriak mama.
"Iya, iya ma...sabar napa sih
ntar juga Githa ambil. Eh, ntar malem mama pergi duluan ya ke lokasi makan
malamnya, aku berangkat belakangan," ujar Githa.
"Ngaak ada, kita berangkat
bareng. Nggak berangkat belakangan," seru mamanya.
"Ma, Githa cuman ada urusan
bentar kok. Ntar mama sms sin alamatnya aja, dan Githa akan langsung meluncur
kesana.
"Nggak. Nggak ada datang
belakangan pokoknya kita dateng bareng-bareng. Mama nggam mau ambil resiko
kalau kamu kabur dan nggak dateng,"ucap msmanya.
"Ma, Githa janji kok bakal
dateng. Githa nggak mungkin nggak dateng karena Githa nggak mau ambil resiko
mati kelaparan di kolong jembatan jalau samlai papa blokir semua kartu kredit
Githa lagi..," jelas Githa.
"Beneran....?"
"Alah ma, ya tentu aja beneran
masak gak percaya sama anaknya sendiri," seru Githa.
"Gimana mama mau percaya Git,
kalau kelakuan kamu memang suka gitu...," ucap mamanya.
"Ish mama nih, pokoknya yang
sekarang Githa janji Githa bakalan dateng ke acara makan malam itu. Lagian
Githa juga pingin maatiin tentang anak cowok Mr. Antonio yang namanya.... Siapa
namanya mam...?? tanya Brigitha.
"Kevlar....," jawab mamanya.
"Iya, si Kevlar..Kevlar itu.
Githa pingin mastiin perkataan mama bahwa tuh cowok tampannya naudubilleh...,"
"Oke...pastiin aja nanti kamu
pasti bakal klepek-klepek kalau liat dia Git. Mama aja mau sama dia, tapi
sayang mama udah tua..." ujar mamanya.
"Ih...mami kok ngomong gitu. Gita
aduin ke papa loe..."
"Mama nggak serius kok, jangan di
aduin ke papa ya. Ntar mama nggak dapat jatah lagi...," kekeh mamanya.
"Hah...jatah apa ma?"goda
Githa.
"Jatah uang belanja bulanan sama
jatah buat beli keperluan mama lah. Emang kamu kira jatah apan..," seru
mamanya.
"Eh...Githa kira jatah yang itu
tuh...,"
"Duhh...ngeres deh pikiran kamu.
Emang bener nih keputusan mama dan papa, kamu memang kudu harus cepet-cepet
dinikahin sama kevlar..,"seru mamanya.
Githa pun hanya mematung dan
senyum-senyum sendiri atas pemikiran bodohnya setelah mamabya meninggalkannya
di ruang bersantai untuk ke dapur daln melakukan ritual memasaknya seperti
biasa.
0 comments:
Posting Komentar