Jumat, 13 Juli 2018

Epilog

Edit Posted by with No comments


          Acara pensi untuk perpisahan anak-anak kelas XII di adakan di sekolah, dan semua anggota OSIS sibuk mengurus acaranya termasuk juga Fabian dan Aqilla. Beberapa detik lagi acara akan segera dilaksanakan, dan puncak dari acara itu adalah penampilan dari band-band sekolah dan persembahan dari beberapa siswa-siswi yang ingin berpartisipasi.
            Aqilla tengah duduk tepat di samping panggung bersama dengan Fabian. Fabian yang tahu bahwa cewek itu kelelahan, ia memberikan botol air mineral pada Aqilla. Dan kemudian keduanya pun menatap kea rah panggung dan melihat penampilan para siswa siswi yang berpartisipasi.
            Di kejauhan Aqilla melihat Papa dan Mamanya juga papa dan Mama Kenzo hadir. Ia pun bergegas menghampiri mereka begitu juga dengan Fabian yang mengikuti dirinya dari belakang. Aqilla terkejut bukan main kenapa bisa-bisanya orang tuanya dan orang tua Kenzo yang cukup sibuk sampai menyempatkan diri untuk hadir di acara sekolahnya.
            Lampu, padam seketika namun beberapa lampu kecil yang berkedap-kedip layaknya kunang-kunang menyala satu persatu dengan diiringi suara musik yang terdengar syahdu, dan bertapa terkejutnya Aqilla ketika mulai samar-samar mendengar suara seseorang yang dikenalnya itu menyanyikan sebuah lagu dan berjalan perlahan dari atas panggung menuju dirinya sambil dengan tetap melantunkan nyanyian Brian McKnight, yang sepertinya memang sengaja dinyanyikan untuk dirinya.
Sir, I’m a bit nervous(Tuan, aku agak grigi) ‘Bout being here today(Berada di sini hari ini) Still not real sure what I’m going to say(Masih tak yakin apa yang akan kuucapkan) So bare with me please(Maka bersabarlah) If I take up too much of your time.(Jika aku nanti menghabiskan terlalu banyak waktu anda) See in this box is a ring for your oldest.(Lihatlah, di kotak ini ada sebuah cincin untuk putri tertua anda) She’s my everything and all that I know is(Dia segalanya bagiku dan yang ku tahu) It would be such a relief if I knew that we were on the same side(Aku akan sangat lega) Very soon I’m hoping that I…(Sebentar lagi aku berharap aku…)Can marry your daughter(Bisa menikahi putrid anda) And make her my wife(Dan jadikan dia istriku) I want her to be the only girl that I love for the rest of my life(Ku ingin dia menjadi satu-satunya gadis yang kucinta selama sisa hidupku) And give her the best of me ’till the day that I die, yeah(Dan memberinya yang terbaik dari hingga aku mati) I’m gonna marry your princess(Aku akan menikahi putri anda) And make her my queen(Dan jadikan dia ratuku) She’ll be the most beautiful bride that I’ve ever seen(Dia akan menjadi pengantin paling cantik yang pernah ku lihat) Can’t wait to smile(Tak sabar tersenyum) When she walks down the aisle(Saat dia susuri lorong) On the arm of her father(Dan menggandeng ayahnya) On the day that I marry your daughter(Di hari aku menikahi putrid anda)……………………………………….
            Ketika Kenzo selesai menyanyikan lagunya, lampu mulai menyala terang dan mendapati lelaki itu kini berjongkok di hadapan Aqilla sembari menyodorkan sebuah cincin berlian pada Aqilla.
            “Aqilla Geffi Arawindha, would you marry me…?” ucap Kenzo yang sontak membuat Aqilla terbelalak kaget. Ia pun segera menghapus air mata yang menetes di pipinya tanpa di sadarinya sebelumnya. Ia mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Kenzo. Namun, Kenzo tak ingin jawaban isyarat dari Aqilla, dia ingin Aqilla menjawabnya dengan kata-katanya dan ia melontarkan pertanyaaan yang sama berulang-ulang sampai gadis itu akhirnya menjawab.
            “Kenzo Julian Adhytama…I want to marry you…,” ucap Aqilla dengan lantang tanpa peduli bahwa banyak mata orang-orang yang kini menatapnya.
            Setelah puas dengan jawaban Aqilla, Kenzo langsung menarik Aqilla dalam pelukannya dan mencium bibir gadis itu sembari berbisik di telinga gadis itu.
            “I love you, Qilla….,” ujarnya yang kemudian kembali melumat bibir Aqilla dengan lembut.
            Semua yang hadir dalam acara itu memberikan sorak sorai dan tepuk tanggan mereka untuk pasangan Aqilla dan Kenzo. Dan setelah itu, mereka pun kembali menikmati pensi yang kini sudah beralih seperti pesta karena Orang tua Kenzo menyiapkan semua kebutuhan pesta di sana.
            Sementara itu, Rizky tersenyum bahagia melihat kebahagiaan sahabatnya. Karena buku yang Kenzo berikan Rizky jadi  tahu kebenaran yang ada hingga dia todak lagi menaruh dendam pada Kenzo. Dia pun sudah meminta ma’af kepada Aqilla akibat ulahnya yang ditimbukan karena kesalapahaman antara dirinya dan Kenzo. Dan Aqilla pun me’maafkan lelaki itu.
            Di sisi lain, Fabian yang melihat gadis yang dulu diam-diam dicintainya itu bahagia, ia pun turut bahagia. Tak ada lagi rasa sesak yang ia rasa di dadanya karena ia sudah melepas Aqilla sebelumnya.
            “Dari awal hatimu hanya untuk satu orang Aqilla, yaitu Kenzo. Berbahagialah dengannya..,” gumam Fabian.

0 comments:

Posting Komentar