Acara pensi untuk perpisahan anak-anak kelas XII di
adakan di sekolah, dan semua anggota OSIS sibuk mengurus acaranya termasuk juga
Fabian dan Aqilla. Beberapa detik lagi acara akan segera dilaksanakan, dan puncak
dari acara itu adalah penampilan dari band-band sekolah dan persembahan dari
beberapa siswa-siswi yang ingin berpartisipasi.
Aqilla
tengah duduk tepat di samping panggung bersama dengan Fabian. Fabian yang tahu
bahwa cewek itu kelelahan, ia memberikan botol air mineral pada Aqilla. Dan
kemudian keduanya pun menatap kea rah panggung dan melihat penampilan para
siswa siswi yang berpartisipasi.
Di
kejauhan Aqilla melihat Papa dan Mamanya juga papa dan Mama Kenzo hadir. Ia pun
bergegas menghampiri mereka begitu juga dengan Fabian yang mengikuti dirinya
dari belakang. Aqilla terkejut bukan main kenapa bisa-bisanya orang tuanya dan
orang tua Kenzo yang cukup sibuk sampai menyempatkan diri untuk hadir di acara
sekolahnya.
Lampu,
padam seketika namun beberapa lampu kecil yang berkedap-kedip layaknya
kunang-kunang menyala satu persatu dengan diiringi suara musik yang terdengar
syahdu, dan bertapa terkejutnya Aqilla ketika mulai samar-samar mendengar suara
seseorang yang dikenalnya itu menyanyikan sebuah lagu dan berjalan perlahan
dari atas panggung menuju dirinya sambil dengan tetap melantunkan nyanyian
Brian McKnight, yang sepertinya memang sengaja dinyanyikan untuk dirinya.
Sir, I’m a bit nervous(Tuan, aku agak grigi) ‘Bout being here today(Berada di sini hari ini) Still not real sure what I’m going to say(Masih tak yakin apa yang akan kuucapkan) So bare with me please(Maka bersabarlah) If I take up too much of your time.(Jika aku nanti menghabiskan terlalu banyak waktu anda) See in this box is a ring for your oldest.(Lihatlah, di kotak ini ada sebuah cincin untuk putri tertua anda) She’s my everything and all that I know is(Dia segalanya bagiku dan yang ku tahu) It would be such a relief if I knew that we were on the same side(Aku akan sangat lega) Very soon I’m hoping that I…(Sebentar lagi aku berharap aku…)Can marry your daughter(Bisa menikahi putrid anda) And make her my wife(Dan jadikan dia istriku) I want her to be the only girl that I love for the rest of my life(Ku ingin dia menjadi satu-satunya gadis yang kucinta selama sisa hidupku) And give her the best of me ’till the day that I die, yeah(Dan memberinya yang terbaik dari hingga aku mati) I’m gonna marry your princess(Aku akan menikahi putri anda) And make her my queen(Dan jadikan dia ratuku) She’ll be the most beautiful bride that I’ve ever seen(Dia akan menjadi pengantin paling cantik yang pernah ku lihat) Can’t wait to smile(Tak sabar tersenyum) When she walks down the aisle(Saat dia susuri lorong) On the arm of her father(Dan menggandeng ayahnya) On the day that I marry your daughter(Di hari aku menikahi putrid anda)……………………………………….
Ketika
Kenzo selesai menyanyikan lagunya, lampu mulai menyala terang dan mendapati
lelaki itu kini berjongkok di hadapan Aqilla sembari menyodorkan sebuah cincin
berlian pada Aqilla.
“Aqilla
Geffi Arawindha, would you marry me…?” ucap Kenzo yang sontak membuat Aqilla
terbelalak kaget. Ia pun segera menghapus air mata yang menetes di pipinya
tanpa di sadarinya sebelumnya. Ia mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Kenzo.
Namun, Kenzo tak ingin jawaban isyarat dari Aqilla, dia ingin Aqilla
menjawabnya dengan kata-katanya dan ia melontarkan pertanyaaan yang sama
berulang-ulang sampai gadis itu akhirnya menjawab.
“Kenzo
Julian Adhytama…I want to marry you…,” ucap Aqilla dengan lantang tanpa peduli
bahwa banyak mata orang-orang yang kini menatapnya.
Setelah
puas dengan jawaban Aqilla, Kenzo langsung menarik Aqilla dalam pelukannya dan
mencium bibir gadis itu sembari berbisik di telinga gadis itu.
“I
love you, Qilla….,” ujarnya yang kemudian kembali melumat bibir Aqilla dengan
lembut.
Semua
yang hadir dalam acara itu memberikan sorak sorai dan tepuk tanggan mereka
untuk pasangan Aqilla dan Kenzo. Dan setelah itu, mereka pun kembali menikmati
pensi yang kini sudah beralih seperti pesta karena Orang tua Kenzo menyiapkan
semua kebutuhan pesta di sana.
Sementara
itu, Rizky tersenyum bahagia melihat kebahagiaan sahabatnya. Karena buku yang
Kenzo berikan Rizky jadi tahu kebenaran
yang ada hingga dia todak lagi menaruh dendam pada Kenzo. Dia pun sudah meminta
ma’af kepada Aqilla akibat ulahnya yang ditimbukan karena kesalapahaman antara
dirinya dan Kenzo. Dan Aqilla pun me’maafkan lelaki itu.
Di
sisi lain, Fabian yang melihat gadis yang dulu diam-diam dicintainya itu
bahagia, ia pun turut bahagia. Tak ada lagi rasa sesak yang ia rasa di dadanya
karena ia sudah melepas Aqilla sebelumnya.
“Dari
awal hatimu hanya untuk satu orang Aqilla, yaitu Kenzo. Berbahagialah
dengannya..,” gumam Fabian.
0 comments:
Posting Komentar