AUTHOR’S
POV
Sudah
beberapa bulan Anastasya tak melihat Reynand. Ia merasa ada sesuatu yang hilang
di hidupnya. Meskipun tidak mengenal Reynand cukup lama, tapi ia sudah mulai
terbiasa dengan keberadaan lelaki itu. Lelaki itu kerap kali mengganggunya,
mengusilinya dan masih banyak lagi kekacauan yang sering ditimbulkan oleh
lelaki itu. Tapi, ketika ia tiba-tiba menghilang, Anastasya merasa ada yang
hilang. Bertengkar dan beradu mulut bersama Reynand yang semula berada dalam
rutinitasnya, kini tak ada lagi.
Anastasya
memberanikan diri untuk mengunjungi rumah lelaki itu. Ia mengetuk rumah dengan
warna putih yang dominan itu. Beberapa menit kemudian seorang perempuan separuh
baya membukakan pintu. Wanita separuh baya itu tersenyum seolah tahu bahwa
Anastasya akan berkunjung ke rumahnya.
“Eh Acha
ya…mari masuk sayang….,” ucap Mama Reynand ramah seperti biasanya.
“Emmm…tante…Acha
cuman……?”
“Pasti
mau nanyain Reynand kan?” tanya Mama Reynand.
“Loh…kok
tante tahu?”
“Ya,
tentu saja. Nggak mungkin kan kamu kemari nyari tante?” ucap Mama Reynand.
“Sebenarnya ada yang ingin tante katakana sama kamu, tante sudah nunggu kamu
cukup lama, tapi kamu baru mengunjungi sebulan lebih setelah Reynand pergi…,”
“Reynand
pergi….?” Tanya Anastasya yang dengan kening berkerut dan duduk dengan tidak
nyaman di sofa ruang tamu keluarga Reynand.
“Iya,
dia pergi… Dia bilang mau melanjutkan study di Australia saja…,”
“Ap..pa?
Mak…sudnya? Reynand, akan meninggalkan Jakarta dan…..,”
“Iya, Cha.
Tante sudah bilang padanya untuk tidak pergi, tapi dia…..,”
“Kenapa
Tan? Apa alasannya?” tanya Anastasya.
“Alasannya…kamu….,”
jelas Mama Reynand.
Anastasya
yang mendengar penjelasan dari Mama Reynand bahwa alasannya kepergian Reynand
adalah dirinya, rasanya seolah seperti beribu jarum tengah menusuk hatinya. Ia
tak mengerti kenapa harus dirinya. Sebenci itukah Reynand pada dirinya. Begitu
terbebaninya kah lelaki itu dengan dirinya karena beberapa waktu terakhir
memang benar adanya bahwa Ananstasya memang sangat merepotkan bagi Reynand.
Air mata
Anastasya tumpah dalam detik ketiga, setelah memikirkan beberapa
kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan kepergian Reynand akibat dirinya. Mama
Reynand yang melihat Anastasya menangis merasa sangat bersalah karena
kata-katanya menyakiti hati Anastasya. Tapi, Anastasya salah paham, bukan
maksud Mama Reynand menyalahkan Anastasya, tapi Anastasya sudah terlanjur salah
paham dan meneteskan air mata.
“Hey…Cha…kenapa
kamu nangis?” tanya Mama Reynand kemudian dengan raut wajah yang bersalah. Ia
mendekat dan duduk di samping Anastasya kemudian. Ia menyeka air mata Anastasya
dan meminta Anastasya untuk melihat ke arahnya dan bukannya menunduk seraya
menyembunyikan kesedihannya. Anastasya hanya diam tak menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh Mama Reynand.
“Cha…kenapa
kamu menangis?” tanya Mama Reynand lagi.
“Reynand
pasti benci sekali sama Acha, Tan. Dia pergi pasti karena Acha selalu nyusahin
dia dan…..,”
“Hey…hey…apa
maksud kamu?”
“Loh,
bukannya tadi tante bilang Reynand pergi karena Acha. Itu berarti Reynand
sangat membenci Acha..dan….,”
“Astaga…jadi
itu yang menjadi alasan kamu menangis?” tanya Mama Reynand sembari tersenyum.
Sementara Acha yang melihat Mama Reynand tersenyum malah memasang wajah
bingung, pasalnya dirinya bersedih sementara wanita separuh baya itu malah
menertawakannya.
“Tan…kenapa
malah tertawa….?”
“Bagaimana
tante nggak ketawa Cha. Kamu itu lucu, benar deh kata Reynand,”
“Hah….maksud
Tante…? Kenapa Acha malah bingung?”
“Gini
Cha, Reynand pergi karena kamu, it’s true, but itu bukan karena dia membenci
kamu, tapi malah sebaliknya…,”
“Maksud
tante?”
“Reynand
suka sama kamu Cha….,”
“Haahh…nggak
mungkin banget. Tante jangan bercanda deh….,”
“Astaga,
tante serius sayang. Reynand suka sama kamu, meskipun dia bukan anak kandung
tante, tante tahu bagaimana perasaan dia ke kamu…,”
“Bukan
anak kandung? Jadi Reynand….?”
“Reynand
anak angkat tante, Cha. Anak angkat tante adalah Alfan, Alfan Pratama..,”
“Alfan…Alfan
yang…..,”
“Tepat…Alfan,
Alfan yang dulu menyukai saudara kembar mu, Alfan yang itu….,”
“Jadi..tante
mamanya Alfan, terus sekarang dimana Alfan tan?”
“Dia…dia
sudah pergi. Dia pergi ke tempat yang sama dengan saudara kembarmu berada saat
ini…,”
“Al…Alfan
meninggal?” seru Anastasya dengan sangat terkejut.
“Iya,
dia meninggal karena sakit. Selepas dia pergi meninggalkan Tante, Tante sangat
merasa kehilangan banget, namun tante menjadi baik-baik saja seperti sekarang
ini karena Reynand,”
“Jadi
Reynand sebenarnya….,”
“Anak
angkat tante, sahabat Alfan,”
“Oh….,”
“Tapi,
ada hal yang masih perlu kamu tahu Cha….,”
“Tentang
Reynand, juga tentang janjinya pada Alfan…..,”
“Janji?
Ap…apa maksudnya?”
Akhirnya
Mama Reynand pun menceritakan semua yang selama ini tidak diketahui oleh
Anastasya. Ia menceritakan tentang perjanjian antara Reynand dengan Alfan,
dimana Reynand harus mencari dan menjaga wanita yang dicintai oleh Alfan, untuk
menggantikan dia.
“Jadi
selama ini dia….,”
“Dia
salah sangka Cha. Dia salah mengira bahwa kamu adalah kekasih Alfan. Dia tidak
tahu sebelumnya bahwa kamu mempunyai saudara kembar,”
“Jadi,
maksud tante dia mendekati Acha, karena….,”
“Iya,
dia mendekati dan menjagamu selama ini karena ia mengira bahwa kamu adalah Ana,
kekasih Alfan. Dia melakukannya karena dia hendak memenuhi janjinya pada
mendiang Alfan. Tapi setelah dia tahu bahwa kamu bukanlah Ana, dia mengatakan
pada Tante bahwa tugasnya telah berakhir, dia merasa bahwa dia tak harus
menjagamu lagi, karena kekasih Alfan sebenarnya telah bersama dengannya di
surge. Jadi, dia memutuskan untuk….,”
“Pergi….,”
ucap Anastasya yang kemudian di jawab anggukan kepala oleh Mama Reynand.
“Jadi…selama
ini dia peduli dan perhatian sama gue karena dia kira gue adalah Ana…,” batin
Anastasya yang seolah teriris selepas mendengar kenyataan itu. Matanya memanas
tak mampu lagi menahan tangisnya untuk yang kedua kalinya. Ia mengingat-ngingat
apa yang selama ini terjadi, ia mengingat pernyataan Bimo dan Dinda waktu
Reynand mengkhawatirkannya, ia juga mengingat semua hal yang pernah Reynand
lakukan untuknya. Ia tak menyangka bahwa ternyata Reynand melakukan semua itu
hanya karena janjinya kepada Alfan, hanya karena dia telah salah mengira bahwa
dirinya adalah Ana.
Beberapa
menit kemudian Anastasya pun pamit untuk pulang. Setelah mengantarkan Anastasya
keluar pintu, Mama Reynand merasa tidak enak hati dengan apa yang terjadi pada
Anastasya. Ia mencoba melakukan beberapa panggilan pada Reynand, dan baru
diangkat oleh Reynand pada panggilan kedua.
“Iya ma,
kenapa?” tanya Reynand.
“Nand,
kayaknya mama melakukan kesalahan deh…,”
“Kesalahan?
Apa maksud mama…,”
“Mama
kayaknya melakukan kesalahan pada Anastasya. Dia menangis….,”
“Apa
maksud mama, kenapa dia menangis? Apa yang mama lakukan…,”
“Nand,,,
sabar dulu, mama akan jelaskan.,” ucap Mama Reynand.
Akhirnya
mama Reynand pun menjelaskan semuanya tentang kejadian tadi siang. Dimana ia
telah menceritakan semuanya tentang Reynand kepada Anastasya. Reynand yang
berada di seberang sana yang mendengar semua penjelasan mamanya pun hanya dapat
menghembuskan nafas dengan berat.
REYNAND’S
POV
Gue
tahu, Anastasya pasti merasa sangat kecewa karena gue. Karen ague nyembunyiin
banyak hal darinya. Karena gue memang mendekatinya secara sengaja demi
menuntaskan semua janji gue kepada Alfan. Tapi, mau bagaimana lagi memang
itulah kenyataannnya. Semuanya karena kebodohan gue, karena gue salah mengira
bahwa Anastasya itu adalah Anastasya yang dulu bersama dengan Alfan.
Gue
memikirkan banyak hal sebelum akhirnya gue memutuskan untuk pergi dari
kehidupannya. Gue hanya nggak mau dia terluka lebih dalam lagi karena gue. Dan
lebih dari apapun gue mau liat dia bahagia bersama dengan orang yang
dicintainya, meskipun tentu saja itu harus dengan melepaskan perasaan gue
terhadapnya. Ya, benar, gue mencintainya. Gue mencintainya sebagai Anastasya
Cristy Gracella, atau Acha, bukan sebagai Ana, kekasih Alfan. Dan karena
menyadari perasaan yang tidak seharusnya itu tumbuh, itu pulalah yang menjadi
alasan bagi gue untuk pergi jauh darinya. Tapi, jika keadaannya menjadi rumit
seperti ini, gue harus bagaimana sekarang?
“Gue
gimana sama loe, Cha…, gue nggak mau pergi dengan segala kesalahpahaman ini,
gue….,”
“Harusnya
loe nggak tahu, akan lebih baik kalau loe nggak tahu semua kebenarannya,
sehingga loe nggak akan terluka gara-gara gue…,”
ANASTASYA’S
POV
Gue
nggak tahu ada apa dengan gue sebenarnya. Entah kenapa juga gue harus sakit
hati. Kenapa gue harus merasa tersakiti dengan kebenaran bahwasannya Reynand
sengaja ngedeketin gue karena dia salah mengira bahwa gue adalah Ana, kekasih
Alfan. Kenapa gue harus seperti ini. Harusnya gue biasa saja, toh itu hanyalah
kesalahan yang Reynand buat, karena memang dia benar-benar tidak tahu. Dia
melakukan itu hanya karena ingin menunaikan janjinya pada mendiang sahabatnya.
Tapi, entah kenapa setiap kali gue mengingat semua hal yang ia lakukan ke gue
adalah karena Ana, karena dia mengira gue itu Ana, hati gue serasa sakit dan
sesak.
“Ada apa
dengan gue…? Sebenarnya, terlepas dari kebenaran perasaan loe ke gue seperti
yang mama loe bilang, sebenarnya gue bingung dengan perasaan gue sendiri,”
“Jika
memang gue nggak ada rasa sama loe, tapi kenapa gue harus merasa sakit, kenapa
hati gue serasa tercabik-cabik setelah mendengar semua penjelasan tentang
segala hal yang loe sembunyikan dari gue…?”
0 comments:
Posting Komentar