Queen mendengar banyak cibiran dari
para tamu undangan untuk Fabian, bahkan beberapa teman sekolahnya yang
mengidolakan Fabian dan menamai Fabian sebagai pria sempurna itu kini mencibir
Fabian hanya karena Fabian memiliki satu kekurangan, yaitu tidak bisa bernyanyi
dengan baik. Akhirnya Queen pun memutuskan untuk bernyanyi dengan suaranya, ia
berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju podium dengan masih bernyanyi
melanjutkan nyanyian Fabian.
Namun bila hari ini adalah yang
terakhir
Namun ku tetap bahagia
Selalu ku syukuri
Begitulah adanya
Namun bila kau ingin sendiri
Cepat-cepatlah sampaikan kepadaku
Agar ku tak berharap dan buat kau
bersedih
Semua tamu undangan pun kini beralih
menatap Queen. Namun, Queen tak mempedulikannya dan dia tetap bernyanyi hingga
podium dan dia di beri sebuah microfon kemudian. Queen pun kini berada di
podium tepat disamping Fabian dan mempersilakan lelaki itu melanjutnkan bait
selanjutnya dari lagu itu. Fabian pun melakukannya dengan menggenggam tangan
Queen, dia merasa sangat tenang dan damai kemudian. Baginya, ia tak peduli
meski berjuta-juta orang membencinya, tidak menyukainya atau ilfeel terhadapnya
setelah mengetahui bahwa ternyata dia tidaklah sempurna seperti yang ada dalam
pikiran mereka, karena baginya yang terpenting adalah Queen. Queen tidak
mempermasalahkan hal itu, dan Queen malah memberinya semangat itu sudah lebih
dari cukup untuk Fabian. Lagu itupun kemudian berlanjut hingga selesai.
Reff :
Bila nanti saatnya tlah tiba
Ku ingin kau menjadi istriku
Berjalan bersamamu dalam terik dan
hujan
Berlarian kesana-kemari dan tertawa
Namun bila saat berpisah tlah tiba
Izinkan ku menjaga dirimu
Berdua menikmati pelukan di ujung
waktu
Sudilah kau temani diriku
Namun bila kau ingin sendiri
Cepat-cepatlah sampaikan kepadaku
Agar ku tak berharap dan buat kau
bersedih
Back to Reff (***)
Sudihlah kau menjadi temanku
Sudihlah kau menjadi istriku
Setelah lagu itu berakhir, tepuk
tangan Anastasya, Aqilla, Kenzo dan Reynand beserta kedua orang tua keduanya
pun berkumandang diantara heningnya para tamu undangan. Dan kemudian para tamu
undangan pun melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan.
*****
Beberapa hari setelah pesta ulangtahun
Queen, akhirnya mereka pergi berlibur bersama mengingat hari libur sekolah
masih ada. Mereka tidur di sebuah villa milik keluarga Queen yang jauh dari
hiruk pikuk perkotaan.
Hari mulai pagi ketika sinar matahari
mengintip di balik jendela tempat tidur. Dan seolah kembali pada kejadian
beberapa waktu lalu, Queen kembali terkejut karena mendapati lengan Fabian
memeluk pinggangnya.
"Ap...apa yang loe lakuin?"
teriak Queen dengan suara menggelegar yang tentu saja membuat semua sahabatnya
berlarian menuju kamar Queen dan Fabian.
"Ada apa....?" tanya
Anastasya.
"Kamu ngapain Queen, bi.....?"
tanya Aqilla kemudian.
Dan kini ke empat sahabatnya pun
menatap Fabian dengan tatapan membunuh. Aqilla, Kenzo, Reynand dan Anastasya
pun menatap Fabian penuh dengan selidik.
Sementara Fabian hanya nyengir-nyengir
doang menanggapi ke empat sahabatnya itu.
"Apaan sih kalian semua, gangguin
aja. Pergi sono....," ucap Fabian.
Tapi ke empat sahabatnya itu enggan
untuk pergi dan tetap berdiri di ambang pintu kamar Fabian.
"Pergi kalian semua, gue mau
ngomong sesuatu sama Queen..," tapi mereka tetap tak bergidik.
"Queen, loe suruh mereka pergi
atau mereka tahu kejadian semalem ketika loe....," ucapan Fabian terhenti
ketika Queen kembali mengingat kejadian tadi malam. Ia tak ingin teman-temannya
tahu kelemahannya kecuali Fabian. Karena nya akhirnya ia menyetujui permintaan
Fabian untuk menyuruh keempat sahabatnya itu untuk pergi.
"Anastasya, Aqilla, Reynand dan
loe Kenzo, sebaiknya kalian pergi saja...," ucap Queen.
"Tap..tapi Queen....," ucap
Anastasya.
"Ada sesuatu yang harus gue
bicarain sama Fabian. Dan kalian tenang aja, gue nggak papa kok. Si curut satu
ini gak bakal berani ngapa-ngapain gue. ..," ucap Queen.
"Ya sudahlah kalau begitu,"
ucap Aqilla.
"Awas ya loe bro, kalau
berani-berani ngapa-ngapain Queen sebelum kalian resmi menikah, gue gibeng
loe...," ancam Reynand.
"Iya, loe juga jangan harap bisa
selamat dari gue....," tambah Kenzo dengan nada ancaman yang sama.
Selepas kepergian mereka berempat
akhirnya tinggallah Queen dan Kenzo berdua di dalam kamar.
"Ternyata loe sudah sadar
kayaknya....," ucap Fabian mendekati Queen dan tentu saja membuat Queen
bersemu merah. Ia melakukan hal yang sama lagi seperti waktu itu. Namun, ia tak
berteriak kencang saat listrik padam semalam. Melainkan ia masuk ke kamar Fabian
dan tidur memeluk lelaki itu untuk menghilangkan rasa takutnya. Fabian pun kini
mendekati Queen.
"Ap...apa yang loe
lakuin....," ucap Queen.
Fabian hanya tersenyum melihat tingkah
lucu Queen yang masih saja ketakutan padanya. Padahal ini bukan pertama kalinya
bagi mereka untuk menjadi sedekat saat ini.
Cuup
"Morning kiss," ucap Fabian
kemudian selepas mengecup bibir Queen. "Loe harus mulai terbiasa sayang,
karena kita akan menikah sebentar lagi dan aku akan melakukannya setiap hari
seperti ini selamanya denganmu...," ucap Fabian di telinga Queen yang
tentu saja membuat Queen kembali bersemu merah.
Fabian pun terkekeh melihat tingkah
lucu Queen. Dia pun kemudian tertawa dengan lebar. Sementara Queen yang kini
sadar bahwa Fabian tengah mempermainkannya pun akhirnya berteriak.
"Fabiaaaaaaaannnnnnnnnnnnnn....................,"
0 comments:
Posting Komentar