Jumat, 13 Juli 2018

Sepuluh

Edit Posted by with No comments


Sudah berminggu-minggu Kenzo mengabaikan pesan itu. Tapi, kali ini dia menyetujui permintaan orang yang mengiriminya pesan itu. Dia mengganti pakaian sekolahnya dengan pakaian santai yakni kaos putih berkera di padu dengan celana jeans biru dan sepatu kets putih hitam itu. Dia menyisir rambutnya sekenanya dan kemudian melajukan motornya menuju sebuah Cafe.
            Dia duduk selama tiga puluh menit hingga kemudian seseorang yang menggunakan setelan kemeja berwarna hitam dan sepatu fantofel itu melambai ke arahnya. Seorang lelaki separuh baya duduk di hadapan Kenzo yang tengah menikmati kopi ekspressonya. Tanpa basa basi Kenzo langsung bertanya pada orang itu.
            “Ada apa papa minta ketemuan?” tanya Kenzo.
            “Ish kau ni kebiasaan. Tidakkah harusnya kamu menawari papa minuman terlebih dulu. Atau paling nggak kamu bertanya kabar papa terlebih dahulu sebelum menanyakan pertanyaan itu, mengingat sudah 5 tahun lamanya kita tidak bertemu,” ucap lelaki separuh baya itu.
            “Ma’af aku nggak tertarik buat nanya kabar papa,” ucap Kenzo ketus.
            Lelaki separuh baya itu menarik nafas panjang menghadapi bocah di hadapannya itu.
            “Kamu masih marah sama papa?” tanya lelaki separu baya itu yang tak di hiraukan oleh Kenzo. Lima menit kemudian pesanan lelaki separuh baya itu datang. Dan lelaki itu minum ekspressonya sebelum melanjutkan pembicaraan dengan bocah di hadapannya itu.
            “Ma’afin Papa, Kenzo...,” ucap lelaki separuh baya itu. Namun, Kenzo tak bergeming dan tetap dalam kediamannya.
            “Sungguh Papa, nggak ada maksud buat misahin kamu dan Aqilla dulu. Papa juga gak punya keinginan buat nyembunyiin semuanya ke kamu,” jelas lelaki itu.
            “Sudahlah itu semua sudah terlambat, kata ma’af Papa sudah sangat terlambat. Papa ingat nggak sih permintaan papa pada Kenzo, agar Kenzo selalu berada di sisi Aqilla dan berjanji nggak akan ninggalin Aqilla. Kenzo memegang janji Kenzo hingga akhir, tapi kemudian papa malah membawa Aqilla pergi dari Kenzo. Papa memisahkan kami tanpa alasan yang ku tahu. Papa.....,”
            “Semuanya karena permintaan Aqilla....,” ujar lelaki itu kemudian menyela perkataan Kenzo.
            “Ap...apa?? Apa maksud Papa?” tanya Kenzo dengan kening berkerut tidak percaya dengan apa yang lelaki separuh baya itu lakukan.
            “Iya, semua yang papa lakukan adalah karena permintaan Aqilla. Papa tahu memisahkan kalian adalah kesalahan terbesar yang pernah Papa dan mama buat. Hal itu tidak saja menyakitimu tapi juga menyakiti Aqilla sendiri,” jelas lelaki separuh baya itu.
            “Kalau Aqilla tahu dia juga akan sakit sama seperti yang aku rasakan. Kenapa dia melakukannya?” tanya Kenzo.
            “Karena Aqilla tidak mau kamu mengasihaninya, Kenzo...!!!”
            “Mak...maksud papa....?”
            “Kenzo, selain kamu Aqilla tidak punya siapa-siapa lagi. Dia tidak punya teman yang lainnya. Kamu tahu sendiri kalau dia cenderung menutup diri pada semua orang. Dia tidak punya emosi jika berhadapan dengan semua orang kecuali takut dan murung. Dan karena itulah dia tidak ingin selalu bergantung padamu Kenzo. Dia ingin kamu memiliki banyak teman dan tidak hanya terfokus pada dirinya saja. Dia ingin kamu berbaur dengan yang lain dan tidak menjadi seperti dirinya. Dan dia juga tidak ingin kamu lebih mengasihaninya lagi kalau kamu tahu bahwa dia....bahwa dia menderita kelainan jantung.....,” jelas lelaki separuh baya itu yang tentu saja membuat Kenzo terbelalak kaget tak percaya.
            “Kelainan jantung....? Papa bercanda....,” ucapnya Kenzo tak percaya.
            “Itulah kenyataannya Ken,,,,”
            “Bagaimana mungkin Qilla bisa sakit seperti itu Pa,,,,” ucap Kenzo yang kini mulai meneteskan air mata. Ini kedua kalinya cowok macho itu meneteskan air matanya dan semuanya hanya karena satu cewek “Aqilla Geffi Arawindha”.
            “Kamu ingat kan Qilla sering tiba-tiba pingsan?” tanya lelaki separuh baya itu dan di jawab anggukan oleh Kenzo.
            “Itu karena karena penyakit Qilla, Ken. Qilla memiliki gangguan irama jantung yakni dimana pada seseorang yang memiliki jantung abnormal, jantungnya tidak mampu meningkatkan curah jantung untuk mengkompensasi menurunnya tekanan darah. Ketika sedang keadaan istirahat, penderita akan merasakan baik-baik saja, namum mereka akan pingsan jika terus melakukan aktivitas hal itu dikarenakan kebutuhan tubuh akan oksigen yang tiba-tiba. Sinkop eksersional, itulah yang di sebutkan oleh dokter,” jelas lelaki separuh baya itu.
            “Qilla, memilih mengikuti papa pindah ke LA karena dia ingin di obati di sana. Sebenarnya, papa tidak memaksanya ikut papa dan mama ke LA kalau saja dia tidak ingin. Karena papa bisa pergi sendiri dan Qilla bisa di temani oleh mama nya dan kamu di Indonesia. Tapi, Qilla bersikeras ikut papa ke LA dan berobat di sana dengan alasan bahwa dia tidak ingin menjadi beban kamu...,” jelas lelaki separuh baya itu lagi.
            “Bagaimana mungkin Qilla berfikir bahwa dia akan membebaniku Pa,” ucap Kenzo.
            “Itu karena Qilla sangat menyayangimu Ken, karena itu ia ingin tampak sempurna di depannmu. Ia tidak ingin kamu tahu kelemahannya. Dan ia pun tidak ingin membuatmu terbebani dan mengasihaninya karena penyakitnya. Dia hanya ingin kamu benar-benar mencintainya sebagai seorang wanita, meskipun nyatanya dia memiliki banyak kekurangan di bandingkan dengan wanita lainnya,”
            Kenzo terdiam. Dia mencoba mengerti alasan Aqilla. Tapi, dia masih tidak habis pikir bahwa gadis itu bahkan memikirkannya dan selalu memikirkannya di atas segalanya. Mungkin, Kenzo yang berpikiran sempit karena dia berusaha untuk menghindari Aqilla. Bukan saja karena dia masih belum terima karena gadis itu pernah meninggalkannya dulu, tapi juga karena pesan-pesan ancaman yang di terimanya yang berisi bahwa orang itu akan menghancurkan seseorang yang paling dicintai olehnya.
            Namun kali ini, Kenzo bertekad tidak akan menghindar lagi dari Aqilla. Dia tak peduli lagi dengan pesan misterius itu. Satu hal yang ingin dilakukannya kali ini adalah selalu berada di samping Aqilla apapun yang terjadi. Bukan karena dia merasa kasihan pada gadis itu, tapi dia lebih kasihan pada dirinya sendiri yang sudah tidak tahan lagi menahan sesak yang dirasakannya ketika dia tidak bisa melakukan apa yang dia ingin lakukan bersama dengan gadis itu.
*****








0 comments:

Posting Komentar