Fabian terkejut melihat siapa yang
berada di depan pintu apartemennya ketika ia membukanya beberapa waktu lalu.
Dengan kikuk akhirnya dia pun mempersilahkan orang tua Queen untuk masuk ke
dalam apartemennya tapi mereka menolaknya.
"Silahkan masuk Om,
tante...," pinta Fabian.
"Tidak usah Nak, kami kemari cuman
mau nganterin Brigitha kok..," ucap Mama Queen.
"Mak..maksud tante?" tanya
Fabian.
"Gini Fabian, tante sama om harus
pergi ke luar kota dan kami tidak bisa meninggalkan Brigitha sendirian di
rumah, karena itu kami bermaksud menitipkan dia ke kamu, mengingat kalian juga
akan ujian mulai besok kami jadi tidak bisa mengajak Brigitha buat pergi
bersama..," jelas Papa Brigitha.
"Iya, nak Fabian. Lagi pula kami
juga sudah bilang ke orang tua kamu katanya nggak papa kok kalau Githa di
titipin ke kamu, memang mama kamu nggak bilang apa-apa..?" tanya Mama
Brigitha.
"Eh...nggak tante. Mama cuman
bilang kalau dia juga mau ke luar kota sama Papa tadi sore..," jelas
Fabian.
"Oh, begitu..mungkin mama kamu
lupa memberitahu kamu Fabian. Jadi, karena orang tua kamu juga gak bisa
dititipin Githa kamu gak masalah kan kalau Githa sama kamu selama seminggu ke
depan?" tanya Mama Githa.
Fabian hanya menggaruk-garuk rambutnya
yang tidak gatal. Sementara Githa, merasa malu di depan lelaki itu, pasalnya
mamanya menitipkan dirinya seolah dirinya adalah barang.
"Ma, sudah Githa bilang, Githa di
rumah saja, Githa gak masalah di rumah sendirian..," cetus Githa.
"Nggak ada pokoknya, kamu nggak
ingat waktu kamu sendirian di rumah enam bulan yang lalu, karena itu kamu
sampai patah tulang dan tidak bisa masuk sekolah beberapa minggu. Mama pokoknya
nggak akan biarin kamu sendirian di rumah...," jelas Mama Brigitha.
Fabian yang mendengar penuturan dari
mama Queen melongo tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh wanita separuh
baya itu. Menurutnya Queen sudah dewasa dan nggak mungkin hanya karena dia
tinggal sendirian di rumah bisa mengakibatkan sesuatu yang buruk pada gadis
itu.
"Pat..patah tulang? Bagaimana
mungkin tante? Queen udah gedhe gini...," ucap Fabian tak percaya.
"Huft...mana ada seorang Queen
bisa jadi dewasa Fabian. Usianya aja yang dewasa tapi kelakuan jangan harap.
Dia itu ceroboh dan penakut. Kalau listrik padam dia akan ketakutan dan
langsung menjerit histeris juga langsung belari keluar kamarnya sampai-sampai
ia tak sadar kalau kamarnya itu ada di lantai dua hingga dia akhirnya jatuh
dari tangga dan membuat kaki sebelah kanannya patah. Dan untung saja tidak
begitu parah dan dia masih bisa berjalan lagi..," jelas mama Brigitha.
Queen mendengus kesal dengan perkataan
mamanya yang masih menganggapnya belum dewasa sementara Fabian senyum-senyum
kecil melihat wajah kesal Queen, ia kini tahu satu kelemahan dari cewek
di depannya itu.
"Jadi..untuk menghindari hal-hal
yang seperti itu terjadi lagi, tante nitip Brigitha ke kamu, boleh
kan...?" ucap mama Brigitha lagi.
"Boleh..kok tante...it's
oke....," ucap Fabian.
*****
Mobil orangtua Brigitha melaju
meninggalkan apartemen Fabian. Dan di saat itulah Brigitha merasa kikuk di
depan Fabian. Ia masih berdiri di ambang pintu.
"Loe ngapain berdiri aja di situ?
Loe nggak mau masuk...?" tanya Fabian.
"Em...em...gu...gue.....,"
"Loe kenapa? Loe gak mau tinggal
di sini?" tanya Fabian lagi.
"Buk...bukan begitu Bian,
gue....,"
"Oh, sekarang loe ngasih
panggilan sayang ke gue, "Bian" boleh juga..," goda Fabian
sementara Brigitha bersemu merah pipinya. Ia tak bermaksud untuk memberikan
panggilan khusus untuk Fabian, tapi entahlah kata itu terlontar begitu saja.
"Udahlah Queen, masuk
sekarang...," ucap Fabian sembari menarik tangan Brigitha.
"Jangan-jangan loe gak mau masuk
karena takut sama gue...," selidik Fabian.
"Eng...enggak, ngapain juga gue
harus takut sama loe...," ucap Brigitha yang akhirnya kini mencoba
bersikap santai dan kini duduk di samping Fabian.
"Oh, gitu loe beneran gak takut
sama gue...?"
"Beneran gue gak takut, kenapa
juga gue harus takut sama loe,,," ucap Brigitha mantap.
Namun seketika Fabian menarik dagu Brigitha hingga gadis itu memandangnya.
Namun seketika Fabian menarik dagu Brigitha hingga gadis itu memandangnya.
"Bohong...jelas-jelas loe nunduj
gitu tadi, itu artinya loe takut sama gue...," ucap Fabian.
"Gu..gue cuman....,"
Fabian menghentikan ucapan Brigitha
dengan kecupan kecil di bibir gadis itu hingga gadis itu terkejut. Fabian
menatap raut wajah Brigitha dan tersenyun licik.
"Loe memang harus takut sama gue,
karena loe sudah masuk ke kandang gue...," ucap Fabian sembari
meninggalkan Brigitha yang masih terbengong di tempat duduknya.
*****
0 comments:
Posting Komentar