Jumat, 13 Juli 2018

Sepuluh

Edit Posted by with No comments


Fabian terkejut melihat siapa yang berada di depan pintu apartemennya ketika ia membukanya beberapa waktu lalu. Dengan kikuk akhirnya dia pun mempersilahkan orang tua Queen untuk masuk ke dalam apartemennya tapi mereka menolaknya.
"Silahkan masuk Om, tante...," pinta Fabian.
"Tidak usah Nak, kami kemari cuman mau nganterin Brigitha kok..," ucap Mama Queen.
"Mak..maksud tante?" tanya Fabian.
"Gini Fabian, tante sama om harus pergi ke luar kota dan kami tidak bisa meninggalkan Brigitha sendirian di rumah, karena itu kami bermaksud menitipkan dia ke kamu, mengingat kalian juga akan ujian mulai besok kami jadi tidak bisa mengajak Brigitha buat pergi bersama..," jelas Papa Brigitha.
"Iya, nak Fabian. Lagi pula kami juga sudah bilang ke orang tua kamu katanya nggak papa kok kalau Githa di titipin ke kamu, memang mama kamu nggak bilang apa-apa..?" tanya Mama Brigitha.
"Eh...nggak tante. Mama cuman bilang kalau dia juga mau ke luar kota sama Papa tadi sore..," jelas Fabian.
"Oh, begitu..mungkin mama kamu lupa memberitahu kamu Fabian. Jadi, karena orang tua kamu juga gak bisa dititipin Githa kamu gak masalah kan kalau Githa sama kamu selama seminggu ke depan?" tanya Mama Githa.
Fabian hanya menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal. Sementara Githa, merasa malu di depan lelaki itu, pasalnya mamanya menitipkan dirinya seolah dirinya adalah barang.
"Ma, sudah Githa bilang, Githa di rumah saja, Githa gak masalah di rumah sendirian..," cetus Githa.
"Nggak ada pokoknya, kamu nggak ingat waktu kamu sendirian di rumah enam bulan yang lalu, karena itu kamu sampai patah tulang dan tidak bisa masuk sekolah beberapa minggu. Mama pokoknya nggak akan biarin kamu sendirian di rumah...," jelas Mama Brigitha.
Fabian yang mendengar penuturan dari mama Queen melongo tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh wanita separuh baya itu. Menurutnya Queen sudah dewasa dan nggak mungkin hanya karena dia tinggal sendirian di rumah bisa mengakibatkan sesuatu yang buruk pada gadis itu.
"Pat..patah tulang? Bagaimana mungkin tante? Queen udah gedhe gini...," ucap Fabian tak percaya.
"Huft...mana ada seorang Queen bisa jadi dewasa Fabian. Usianya aja yang dewasa tapi kelakuan jangan harap. Dia itu ceroboh dan penakut. Kalau listrik padam dia akan ketakutan dan langsung menjerit histeris juga langsung belari keluar kamarnya sampai-sampai ia tak sadar kalau kamarnya itu ada di lantai dua hingga dia akhirnya jatuh dari tangga dan membuat kaki sebelah kanannya patah. Dan untung saja tidak begitu parah dan dia masih bisa berjalan lagi..," jelas mama Brigitha.
Queen mendengus kesal dengan perkataan mamanya yang masih menganggapnya belum dewasa sementara Fabian senyum-senyum kecil melihat wajah kesal Queen, ia kini tahu  satu kelemahan dari cewek di depannya itu.
"Jadi..untuk menghindari hal-hal yang seperti itu terjadi lagi, tante nitip Brigitha ke kamu, boleh kan...?" ucap mama Brigitha lagi.
"Boleh..kok tante...it's oke....," ucap Fabian.
*****
Mobil orangtua Brigitha melaju meninggalkan apartemen Fabian. Dan di saat itulah Brigitha merasa kikuk di depan Fabian. Ia masih berdiri di ambang pintu.
"Loe ngapain berdiri aja di situ? Loe nggak mau masuk...?" tanya Fabian.
"Em...em...gu...gue.....," 
"Loe kenapa? Loe gak mau tinggal di sini?" tanya Fabian lagi.
"Buk...bukan begitu Bian, gue....,"
"Oh, sekarang loe ngasih panggilan sayang ke gue, "Bian" boleh juga..," goda Fabian sementara Brigitha bersemu merah pipinya. Ia tak bermaksud untuk memberikan panggilan khusus untuk Fabian, tapi entahlah kata itu terlontar begitu saja.
"Udahlah Queen, masuk sekarang...," ucap Fabian sembari menarik tangan Brigitha.
"Jangan-jangan loe gak mau masuk karena takut sama gue...," selidik Fabian.
"Eng...enggak, ngapain juga gue harus takut sama loe...," ucap Brigitha yang akhirnya kini mencoba bersikap santai dan kini duduk di samping Fabian.
"Oh, gitu loe beneran gak takut sama gue...?"
"Beneran gue gak takut, kenapa juga gue harus takut sama loe,,," ucap Brigitha mantap.
Namun seketika Fabian menarik dagu Brigitha hingga gadis itu memandangnya.
"Bohong...jelas-jelas loe nunduj gitu tadi, itu artinya loe takut sama gue...," ucap Fabian.
"Gu..gue cuman....,"
Fabian menghentikan ucapan Brigitha dengan kecupan kecil di bibir gadis itu hingga gadis itu terkejut. Fabian menatap raut wajah Brigitha dan tersenyun licik.
"Loe memang harus takut sama gue, karena loe sudah masuk ke kandang gue...," ucap Fabian sembari meninggalkan Brigitha yang masih terbengong di tempat duduknya.

*****




0 comments:

Posting Komentar