AUTHOR'S POV
Anastasya masuk sekolah lagi seperti
biasanya. Anastasya berjalan menuju kelasnya dan dia tidak sadar bahwa ada
seseorang yang berjalan dibelakangnya. Dan tentu saja hal itu menjadi perhatian
Bimbo setelah dia tahu bahwa setelah Anastasya masuk kelas Reynand mengikuti di
belakangnya. Bimbo yang tadinya tengah berbicara dengan Dinda kini memusatkan
perhatiannya pada dua orang itu.
"Cie...cie...yang berangkat
barengan ke sekolah," goda Bimbo.
"Hah....! Siapa Bim?" tanya
Anastasya.
"Ya, loe sama Reynand lah. Siapa
lagi. Tuh kalian aja masuk kelasnya hampir barengan gitu," ucap Bimbo.
"Hell...masuk barengan nggak
berarti berangkat bareng juga kali Bim," ucap Anastasya.
"Lah, kalau kalian barengan kan
juga nggak papa. Toh rumah kalian juga berdekatan. Jadi, gak ada salahnya juga
kan kalau selain rumah yang berdekatan, hati kalian juga berdekatan,
ahay...," goda Bimbo yang tak di gubris oleh Anastasya.
Sementara Reynand menutupi muka Bimbo
dengan telapak tangannya sembari berkata.
"Ngaco aja loe, nggak usah bikin
gosip baru deh. Jangan-jangan loe lagi yang ada apa-apanya sama Dinda. Tuh,
pagi-pagi gini aja kalian udah berdekatan. Malah kemaren pelukan," cetus
Reynand. Yang tentu saja membuat Anastasya terkejut dan melirik ke arah Dinda
dan Bimbo.
Dapat dilihatnya Bimbo cengar-cengir
sementara Dinda hanya diam seperti ekspresinya yang biasanya. Ketika bel masuk
berbunyi Bimbo pun segera kembali ke tempat duduknya yang sekarang berada di
samping Reynand. Bimbo mengusik Anastasya yang duduk di bangku depan tempat
duduk Reynand.
"Hssshsss.....," ucapnya
lirih agar tak ketahuan guru, namun tak mendapatkan tanggapan dari Anastasya.
Bimbo melakukan hal yang sama selama lima kali tapi Anastasya tetap tak
menghiraukannya. Reynand yang mengetahui tingkah Bimbo yang kemudian menjadi
kesal itupun akhirnya membantunya untuk memanggil gadis itu.
"Sampek lebaran monyet dia nggak
akan denger kode loe itu," ucap Reynand pada Bimbo.
"Kenapa Nand? Emang dia nggak
denger ya? Ah...dia tuh cuman pura-pura aja nggak denger panggilan
gue...," ucap Bimbo.
"Ya, iyalah orang dia pakek
headset. Cara yang ampuh manggil dia biar dia noleh dengan cepat adalah dengan
begini," ucap Reynand sembari menarik rambut Anastasya yang di kuncir kuda
seperi biasanya.
Anastasya yang terusik karena
rambutnya ditarik itupun langsung menoleh ke belakang.
"Ish...apaan sih loe
Nand...?" serunya kesel.
Reynand hanya cengar-cengir tak
bersalah dan tak juga minta ma'af sementara Bimbo yang meminta ma'af pada
Anastasya dengan meletakkan kedua tangannya di depan dadanya seraya berucap
"sorry", kemudian ia pun menyerahkan sebuah kertas kecil kepada
Anastasya. Anastasya mengambil kertas kecil itu dengan tetap melotot kesal ke
arah Reynand yang tadi telah menarik rambutnya. Tapi, namanya juga Reynand, dia
yang salah tapi tak merasa bersalah dan malah mengeluarkan lidahnya seraya
mengejek Anastasya.
ANASTASYA'S POV
Gue kesel banget tuh sama si setan
satu itu, enak-enak gue dengerin lagu malah dia narik-narik rambut gue. Dan
ketika gue melotot marah ke arahnya setan satu itu malah nggak merasa bersalah
sedikitpun, ia malah mengejek gue. Akhirnya karena nggak mau lama-lama liat
muka dia gue langsung balik badan setelah menerima sebuah kertas kecil dari
Bimbo.
"Tumben nih setan dua ngasih gue
kertas," batin gue. "Nggak mungkin lah kalau ini surat cinta,
sementara gue tahu betul dia cinta mati sama... Ah..sudahlah, gue buka
aja," gue ngedumel sendiri.
Gue buka tuh kertas kecil dan gue baca
tulisan yang ada di kertas kecil itu.
Kantin, jam istirahat
Gue tunggu, urgent...!!! :D
Lah, ketika gue udah baca tuh surat
dari setan dua, gue heran kenapa tuh si Bimbo pakek ngajak ke kantin segala.
Gue tahu semenjak lulus SMP dan kejadian kecelakaan itu gue nggak begitu deket
lagi sama tuh orang. Palin-paling Bimbo hanya sering ngeledekin gue di kelas,
tapi nggak pernah lebih dari itu.
Gue pun penasaran dan menoleh ke
belakang untuk bertanya pada Bimbo, tapi Bimbo hanya menampilkan bukunya yang
bertuliskan sama dengan kertas kecil yang gue baca itu, tanpa berucap. Akhirnya
gue pun terpaksa mengiyakan karena gue juga penasaran tentang apa yang
tiba-tiba ngebuat dia ngajakin gue ketemuan di kantin saat jam istirahat.
AUTHOR'S POV
Anastasya langsung menuju ke kantin
saat jam istirahat telah berbunyi. Kenapa ia terburu-buru karena di jam-jam
istirahat pertama inilah kantin tidak terlalu ramai sehingga dia bisa
menghindari beberapa geng yang fanatik membencinya. Namun, ketika sudah sampai
di kantin ia hanya menemukan Reynand yang melambaikan tangannya seraya
memberikan kode agar dia duduk di bangku yang telah di tempati cowok itu.
"Kok loe yang ada di sini?"
tanya Anastasya dengan kening berkerut.
"Kenapa emangnya? Loe kayak nggak
seneng gitu gue ada di sini," ucap Reynand.
"Ya Lord, sudah tahu pakek
nanya...," ucap Anastasya ketus seperti biasa.
Reynand hanya menanggapi perkataan
Anastasya dengan seringaian seperti biasa.
"Eh, setan satu loe belom jawab
pertanyaan gue, dimana tuh si setan dua?" tanya Anastasya lagi dengan
kesel.
Setan adalah panggilan yang diberikan
oleh Anastasya pada si biang onar Reynand dan Bimbo yang suka sekali
mengganggunya, Reynand adalah si setan satu dan Bimbo adalah si setan dua.
"Astaga, loe segitunya sama gue
sampek ganti nama gue "Reynand Abraham Pratama" yang keren jadi
"setan"," ucap Reynand.
"Lah, kan sesuai Nand sama
kelakuan loe yang kayak setan, suka gangguin orang," ucap Anastasya.
"Hahaha....gue kan cuman
ganggunya loe doang ya, jadi kurangin sedikit aja sebutannya jadi setan kecil
aja, gue kan gak ganggu banyak orang, Cha...," ucap Reynand.
"Nggak ada, pokoknya loe mulai
sekarang gue tetapin nama loe setan satu dan Bimbo setan dua, jadi... Eh tunggu
tadi loe manggil gue apa?"
"Cha...Acha....," ucap
Reynand.
"What the hell, jangan panggil
gue dengan nama itu," ucap Anastasya.
"Memangnya kenapa? Suka-suka gue
dong, loe aja manggil gue dengan sebutan Setan apa salahnya kalau gue panggil
loe Acha?"
"Ish...itu nama panggilan gue di
rumah, Nand. Dan selain mama dan papa yang manggil gue seperti itu
adalah....,"
"Siapa...siapa lagi yang manggil
loe seperti itu...,"
"Hmmm.....," Anastasya masih
tak mampu mengatakannya.
Hingga menit berikutnya akhirnya Bimbo
datang juga ke kantin. Anastasya yang melihat itu cowok yang sudah terlambat
dari janji masih jalan nyantai tanpa rasa bersalah pun segera mengomeli cowok
itu.
"Eh, setan dua, loe kemana aja
sih. Lama banget, loe ninggalin gue sama setan satu yang bikin darah gue
mendidih karena kesal tahu nggak sih. Emangnya loe kemana aja, loe yang
ngajakin janjian tapi loe.....," cerocos Anastasya.
"Sorry Cha....," ucap
seseorang yang bersembunyi dibelakang punggung Bimbo.
Anastasya terkejut ketika melihat
seseorang yang berada di balik punggung Bimbo itu. Ia dapat melihat gadis itu
gugup, sama gugupnya dengan dirinya kini. Tangan gadis itu masih di genggam
oleh Bimbo, dan Anastasya tahu kalau hal itu terjadi berardi orang itu sedang
menyembunyikan kekutan dan kekhawatirannya. Namun, Anastasya yang tampak mulai merasakan
gemetar di sekujur tubuhnya setelah melihat orang itu tepat di hadapannya
langsung berencana untuk pergi dari tempat itu.
Akan tetapi baru melangkah beberapa
saja, seseorang tengah memegang pergelangan tangannya. Dan tentu saja membuat
Anastasya jadi menghentikan langkahnya.
"Jangan menghindar, loe harus
selesain semua masalah loe sama Dinda," ucap Reynand yang kemudian menarik
Anastasya agar duduk di sampingnya dan kemudian di ikuti pula oleh Dinda dan
Bimbo yang duduk di hadapan mereka.
*****
0 comments:
Posting Komentar